I T N L W I D U A P U L U H

4.4K 662 36
                                    


D U A P U L U H
 

    "What have you done, Yan?

      Killian bertanya sendiri pada dirinya setelah memasuki kamar yang menghadapkannya pada hamparan laut Flores yang luas.


       Ia tiba di Bajo pagi ini, tepatnya di Inaya Bay Komodo hotel tempat pesta ulang tahun Pevita akan digelar. Hotel ini adalah salah satu hotel bintang lima yang dimiliki oleh BUMN. Letaknya berada sangat dekat dengan Pelabuhan Labuan Bajo dan berada di kawasan terpadu marina Labuan Bajo. 

      Omong-omong, Mentri BUMN saat ini adalah Tris Tjendra Pangurip Siswodi, saudara paling muda dari Tjahaja—ya, ibu Killian. Tjendra pula adalah pamannya yang seminggu lalu ia mintai bantuan untuk menelepon pihak Inaya Bay Komodo agar membatalkan after party yang akan digelar di The Bay tengah malam ini karena Killian ingin memakainya untuk party Pevita. 

       Itu adalah after party yang digelar teman Ervest. Ya, Killian memang sengaja.

      Dengan kedok untuk membuatkan pesta ulang tahun Pevita, padahal sesungguhnya ia hanya ingin mengikuti Ervest yang akan mendatangi pernikahan temannya di hotel ini dan mengganggu wanita itu. Lucu sekali.

     Hal pertama yang ia lakukan di hotel ini setelah petugas hotel mengambil alih barangnya adalah mencari keberadaan Ervest di rooftop hotel—tempat akan dilaksanakannya pernikahan teman wanita itu. Sampainya di sana ia hanya menemukan venue yang belum seratus persen selesai dan beberapa pekerja dan personel dari team EO yang baru memulai pekerjaan. Dengan gerutuan dalam hati, Killian akhirnya kembali turun dan memilih menunggu di Starbucks. Ia berencana kembali ke rooftop sebelum makan siang, selagi itu ia akan menjauh dari Pevita yang sedang menikmati sinar matahari dengan teman-temannya. 

      Sebenarnya, Killian masih memikirkan cara yang tepat untuk menemui Ervest. Dia ingin ada kesan tidak sengaja, tapi ia malas juga harus berpura-pura. Ketika sudah menginjakkan kaki di hotel ini, yang dia ingin hanya segera menemui Ervest dan mengerjai wanita itu entah dengan cara apapun mereka akan saling bertatap muka. 

     Kalau dipikir lagi, ada apa sih dengannya pagi tadi? Kenapa dia terburu-buru sekali ingin bertemu Ervest?

    Ya, ya, ya. Killian seharusnya memikirkan pertanyaan itu sungguh-sungguh. Dia berniat untuk mengerjai Ervest karena wanita itu menyukainya dengan cara norak yang membuatnya risih dan setelah itu malah berlagak cool ketika Killian menodong perasaannya, tapi apa tujuannya?

     Dia pernah menyusun niat untuk menyakiti Ervest karena ia berpikir jika Ervest ia sakiti, wanita itu akan mau menikah, tapi apa tujuannya memang ingin Ervest menikah? Bukannya dia sendiri bilang, dia tidak di pihak Tierry dan Sebastian yang ingin menjodohkan Ervest dengan Arachi-kun itu? Bukannya ia tidak setuju kalau kedua temannya itu memaksa Ervest menikah padahal Ervest tidak mau menikah?

      Ketika ia berada di pesawat dari Timor Leste pagi tadi pun, pikirannya terus memutar ekspresi termangu Ervest saat tau kakaknya—Rojovan dalam masalah besar. Tidak hanya itu, ia juga terus memikirkan penyebab lebam di lengan wanita itu. Killian kesal karena Ervest tidak mengatakan satu hal pun soal lebam itu padanya. Setidaknya wanita itu bercerita, seperti biasanya. Mereka berteman, kan?! Kenapa sekarang wanita itu semakin sok sekali, seolah tidak membutuhkan Killian lagi sebagai temannya?


      Yan, lama-lama lo jadi orang paling nggak genah di muka bumi ini.

      Killian sadar tindakannya akhir-akhir ini memperlihatkan dia itu manusia bodoh yang tidak punya pendirian sama sekali. Apa yang dia ingin seperti tidak jelas, tapi ada keinginan kuat dari emosinya untuk terus melihat Ervest dan membuat wanita itu terus melihatnya dengan kesal. Di sisi lain ia ingin Ervest masih nyaman berteman dengannya, tapi ia juga ingin Ervest malu semalu-malunya karena memiliki perasaan kepadanya.

      Yan, agar kamu nggak terlihat semakin bodoh lagi, bukannya lebih baik kamu jangan memikirkan perasaan Ervest untukmu—yang tidak pernah wanita itu ungkapkan secara langsung—dan bukannya sangat lebih baik kalau kamu tidak mengganggu urusan tiga—empat bersaudara itu?

    Tidak, tidak bisa. 

     Tidak saat ia Asean memandangnya tidak bisa memarkirkan wanita itu dan membuatnya menuruti semua perkataannya. 

      Tidak saat ia melihat Ervest sangat bahagia dengan teman lelakinya ketika makan siang tadi. 

      Sinis dengan pemikirannya sendiri, Killian akhirnya memutuskan mandi. Pemandangan laut dari kamar mandinya jadi tak menarik sama sekali dan ia mandi dengan cepat. Selepas itu ia mengenakan bathrobe, mengambil cola dan ponselnya, lalu membuka pintu balcony. Udara kering langsung menerpanya. Ia duduk santai di salah satu kursi yang tersedia di sana, berusaha agar tidak terganggu dengan sikapnya sendiri yang kurang jelas. Ia membuka ponsel sambil menumpangkan kedua kakinya ke meja di hadapannya.

       Ia merasa kegirangan saat membuka instagram dan langsung mendapati profile Ervest berada di baris atas layar ponselnya. Satu jam yang lalu wanita itu membuat story. Killian tanpa memperhatikan isi story tersebut segera membalasnya lewat direct massage

      Senyumnya terbentang. 

B E R S A M B U N G

I T N L W I #KILLER01Where stories live. Discover now