Chapter 41 - Telah Renggang

69 11 14
                                    

Telah Renggang

"Kalau emang apa yang lo bilang itu kenyataan, gue sangat berterima kasih. Lo hadir di kelamnya hidup gue seolah lo menerangi jalan gue."- Stevlanka.

Stevlanka harus keluar dari kelasnya karena mendapat panggilan dari Bu Naya. Om Niko mengatakan artikel itu sudah dihapus. Namun, Stevlanka tahu tetap saja menyebar. Dari mulut satu ke mulut yang lainnya akan semakin mudah. Bahkan dilebih-lebihkan. Tidak ada yang mengusiknya setelah apa yang ia minta kemarin. Mereka terlalu takut sampai-sampai menatap pun tidak. Itulah yang terbaik. Dari mereka yang menjauh akan mengurangi kemungkinan tangan aliennya muncul.

Tubuh Stevlanka berkeringat dingin ketika memasuki ruangan Bu Naya. Bu Naya muncul setelah beberapa menit. Mereka saling duduk berhadapan. Diam-diam Stevlanka meremas ujung roknya.

"Stevlanka," suara Bu Naya membuat Stevlanka mendongkkan kepalanya.

"Saya dan guru yang lain sudah mengetahui artikel tentang kamu." Nada suara Bu Naya tidak menunjukkan emosi apa pun. Namun, sukses membuat Stevlanka kesulitan bernapas. "Sejak pertama kali kamu masuk sekolah ini."

Mata Stevlanka melebar. Untuk memastikan pendengarannya ia mencoba bertanya, "Apa, Bu?"

"Sekolah sudah mengetahui keadaan tangan kamu. Ayahmu yang memberi tahu. Setelah membuat pertimbangan, pihak sekolah mau menerima kamu meskipun di sekolah sebelumnya banyak catatan. Ayah kamu ingin yang terbaik buat kamu, Vla," jelas Bu Naya sambil tersenyum. Stevlanka masih diam menyimak. Lagi-lagi Ayahnya melakukan hal yang tidak terduga. Stevlanka tidak mengerti semua ini. Terutama dengan Ayahnya. Dulu ia pernah dilarang untuk berinteraksi dengan siapa pun. Bahkan Ardanu dan teman lainnya. Tetapi Ayahnya juga diam-diam menginginkan Stevlanka mendapatkan teman. Mana yang benar dan mana yang salah?

"Saya tahu yang kamu pikirkan, Vla."

"Ya?"

"Saya teman satu kampus Ayah kamu dulu. Ayah kamu mahasiswa fakultas hukum dan saya psikologi. Sebelum menjadi guru di sini, saya mantan psikiater di salah satu rumah sakit. Ayahmu ingin kamu sembuh dengan bantuan Bu Naya. Kamu ingat, di awal hari kamu masuk sekolah ini kamu ada masalah dengan Satya? Ardanu mengatakan jika kamu akan melukai Satya di toilet. Dan itu yang membuat Ayah kamu hampir menyerah, dan ia akan mengambil pilihan untuk home schooling. Ayah kamu marah pada dirinya sendiri, tetapi ia lampiaskan ke kamu, kan? Dia meminta kamu menjauhi semua teman-teman kamu."

"Tapi saya berusaha berbicara pada Ayahmu, saya akan membuat kamu sembuh. Dan pada akhirnya Ayah kamu mau menuruti. Hingga akhirnya, saya meminta bantuan Ardanu untuk mendekati kamu supaya bisa membuat kamu untuk lebih terbuka. Dan dia berhasil. Tapi saya tidak pernah mengatakan keadaan tangan kamu."

"Setelah semua yang terjadi, saya berharap itu tidak mempengarui mental kamu yang bisa menyebabkan tangan alien itu muncul lagi, Vla. Kamu sudah sejauh ini dan kamu pasti sembuh. Sedikit lagi."

Stevlanka menertawakan dirinya sendiri. Sebenarnya ia selama ini ke mana saja? Banyak hal yang tidak ia ketahui. Bagaimana bisa tahu, jika niat baik Ayahnya itu tertimbun dengan perilaku kasar, bentakan, bahkan ucapan menyakitkan. Siapa yang menyangka jika selama ini Ayahnya benar-benar berada di belakangnya berusaha melindungi tanpa terlihat sedikit pun. Kenapa Ayahnya seperti ini? Stevlanka berkaca-kaca. Ia masih saja diam.

"Sekolah akan semakin ketat mengawasi kamu. Kami tidak akan mengeluarkan kamu. Jangan menyerah. Ingat dengan apa yang Ayahmu lakukan selama ini. Usahanya yang tidak pernah dia tunjukkan," pinta Bu Naya. Wanita itu telihat begitu tulus. Stevlanka tidak menemukan kebohongan sedikit pun.

Sekarang Stevlanka merasa dirinya begitu bodoh. Bagiamana ia berusaha untuk lepas dari Ayahnya. Pergi dari rumah. Berpikir yang tidak-tidak. Selama ini Stevlanka berpikir bahwa dirinya sendiri. Tetapi ia salah. Ia di kelilingi oleh orang-orang yang berusaha melindunginya. Sayangnya mereka tidak terlihat. Bu Naya mengatakan jika dirinya meminta bantuan kepada Ardanu. Satu hal yang terlintas di benak Stevlanka. Stevlanka menganggap Ardanu mendekatinya bukan karena tulus, tetapi karena Bu Naya yang meminta.

DELUSIONSWhere stories live. Discover now