Epilog

28 3 1
                                    

Kaki yang berbalut flatshoose hitam itu terus melangkah menyusuri di tepi jalan. Tidak ada kendaraan yang berlalu-lalang. Hanya ada suara angin yang menggerakkan beberapa pohon dan tumbuhan. Tak ada terik matahari karena sebentar lagi akan berganti dengan kegelapan. Rona jingga yang tertutup pepohonan tinggi itu hanya dalam beberapa menit saja sudah tak akan terlihat. Stevlanka masih terus berjalan hingga kakinya berhenti melangkah. Ia menoleh ke arah tengah jalan. Stevlanka melihat masa lalunya satu tahun yang lalu. Adegan yang berputar sangat jelas. Ia bahkan tidak sadar kini tengah terduduk, air matanya meleleh entah sejak kapan.

Stevlanka ingin meninggalkan semuanya, masa lalunya. Namun, semua hal yang pernah ia lalui memiliki ruang tersendiri yang akan muncul begitu saja di ingatannya. Bahkan ia berada di sini untuk menuruti alam bawah sadarnya. Stevlanka tidak memiliki cara lagi untuk menghindar dari isi kepalanya sendiri. Ia kalah. Ia tidak bisa diam saja. Ia mengaku jika dirinya masih berharap akan masa depannya bersama orang yang menolongnya di tempat ini.

"Ardanu," gumam Stevlanka, menatap sosok di seberang sana. Tubuh Stevlanka bergetar. Ia berusaha berdiri. Ardanu hanya tersenyum di seberang sana, sementara Sevlanka mematung sambil berderai air mata. Stevlanka menghentikan langkah Ardanu ketika laki-laki itu ingin mendekat.

"Jangan mendekat, tetap ... di sana," ucap Stevlanka membuat senyum Ardanu pudar.

Sesuai permintaan Stevlanka, Ardanu menurutinya. Stevlankalah yang berjalan mendekati laki-laki itu. Ardanu melihat dengan jelas mata berair gadis itu ketika sudah berada tepat di depan matanya. Gadis yang lama tidak terlihat oleh matanya. Rambut Stevlanka yang sedikit berantakan karena angin membuat Ardanu ingin menyentuhnya, lalu merapikannya. Ia menahan diri untuk memeluk tubuh gadis itu.

"Lo udah terlalu sering berlari ke arah gue. Lo nggak perlu melakukan itu lagi." Stevlanka tersenyum.

"Gue seneng bisa lihat lo di sini."

"Gue juga."

"Kenapa lo menghilang, Vla?"

"Untuk membuat semuanya baik-baik aja." Stevlanka mengatakannya dengan ragu, kepalanya menunduk.

Ardanu mendongak sambil tersenyum, sebelum ia kembali menatap Stevlanka. "Apa itu berhasil? Apa lo merasa lebih baik sekarang?"

Stevlanka masih menunduk, ia menggigit bibirnya. Usahanya untuk tidak menangis itu sia-sia, bahunya bergetar, air matanya sudah luruh lebih banyak.

"Gue masih menunggu lo, Vla. Gue masih mencintai lo, sangat mencintai. Gue masih terus memikirkan lo. Apa lo sama seperti gue?"

Stevlanka mendongak. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Yang ia lakukan hanya melangkahkan kakinya satu langkah, lalu memeluk Ardanu. Sangat erat. Seperti tidak ingin kehilangan. Aroma tubuh Ardanu yang masih diingat Stevlanka. Pelukan yang selalu saja mampu membuat kenyamanan. Rasa rindu mereka berdua yang menyatu mampu menghangatkan dari terpaan angin malam.

"Gue sangat mencintai lo, Ardanu."

Ardanu melepaskan pelukannya untuk melihat wajah Stevlanka. Tangan Ardanu berada di sisi kanan kiri wajah gadis itu. Ibu jarinya merapikan rambut Stevlanka, dan mengusap air matanya. "Saat gue sekarat di atas gedung, lo teriakin gue untuk nggak ke mana-mana. Tapi, lo yang ke mana-mana. Nggak papa, kita lupakan semuanya."

"Gue selalu melakukan hal-hal bodoh yang membuat gue sakit sendiri. Bahkan lo juga. Gue minta maaf."

"Lo harus membayar semuanya, Vla."

"Dengan cara?"

"Hidup sama gue, selamanya."

Stevlanka tertegun sesaat. "Gue akan melakukannya." Ia tersenyum.

The End

Hai semuanya, terima kasih sudah membaca DELUSIONS. Aku memutuskan untuk mengakhiri kisah panjang Ardanu Stevlanka. Novel pertamaku ini yang mungkin masih banyak kurangnya berhasil aku selesaikan. Semoga Ardanu dan Stevlanka bisa melepas semua rasa sakitnya, dan belajar menerima. Kita pun juga harus begitu. Memang, terkadang ada rasa sakit yang harus kita terima supaya kita lebih baik. Terima kasih banyak buat kalian yang sudah membaca cerita ini, ya. Sampai ketemu di cerita ceritaku lainnya. Dikerjain satu-satu, oke. See you, love you.

Minggu, 12 Maret 2023
Tanindamey

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 12, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DELUSIONSWhere stories live. Discover now