Prolog

213 24 0
                                    

2018

Laki-laki itu membuka matanya setelah lama menghabiskan waktu untuk bermalas-malasan di atas tempat tidur. Tidak ingin melakukan hal apa pun selain tidur. Tidur membuatnya merasa jauh lebih baik-lebih tepatnya tidak ingin menghadapi kepelikan hidupnya. Ia mengubah posisinya menjadi duduk. Matanya memandang jauh pada jendela kamarnya. Kekosongan di matanya menyiratkan kegelapan. Hanya dirinya yang mengetahui seberapa pekat kegelapan itu. Setelah kehadiran seseorang yang sedikit demi sedikit mengikis kepekatannya. Gairah untuk hidup menambun harapan yang teramat besar.

Selama tiga tahun ini, lo mengalihkan jalan hidup gue yang mengerikan, pikirnya seraya tersenyum. Binar di matanya perlahan berganti penuh harapan. Senejak melupakan hal-hal mengerikan yang telah terjadi dalam hidupnya.

Ia melirik kalender yang menempel pada dinding. Menurunkan kakinya dari tempat tidur, lalu berjalan mendekati kalender itu. Ada lingkaran merah di tanggal dua puluh dua bulan juni. Hari yang pada awalnya adalah hari paling mengerikan kini menjadi hari yang ia tunggu-mingkin sebentar lagi akan tiba.

Ponselnya bergetar di atas nakas mengalihkan laki-laki itu. Ia mendekati nakas untuk meraih ponselnya. Spam chat dari salah satu teman perempuannya-dia yang cukup dekat sebagai teman. Matanya menjadi malas ketika membaca isi pesannya: Bangun! Jemput terus traktir gue. Cuma berdua, janji.

Laki-laki itu tidak menanggapinya-meskipun pesan itu yang masih terus masuk-memilih untuk kembali menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur. Menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.

***

Thanks for reading!

Aku udah mulai revisinya yash, aku tambah prolog ew. Bacanya nggak perlu buru-buru. Cukup nikmatin pelan-pelan aja. Menerka-nerka gitu.

Makasih buat yang udah vote, buat yang belum jangan lupa, oke? Share juga ke temen-temen kalian.
Ada krisar, silakan.

I'll do my best!

Tanindamey
Revisi: Jum'at, 13 Agustus 2021

DELUSIONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang