6. Thanks

55.4K 4.2K 34
                                    

Happy Reading guyss!! 😄❤️
.
.
.

🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒

Maxime membawa Luna kerumah sakit dengan menggunakan mobilnya.
Setelah sampai kerumah sakit ia langsung menaiki lift khusus untuk pasien VVIP. Maxime meletakan Luna dengan pelan saat sampai. Dokter dan perawat lalu masuk dan memeriksa Luna.

"Sesuai prosedur, kau harus keluar." Ucap dokter wanita paruh baya ber name tag Hana.

Maxime pun dengan langkah gontai keluar dari kamar Luna. Setelah beberapa saat dokter itu keluar dari ruangan.

"Bagaimana dengan-...."

"Ikut ke ruangan ku sekarang." Ucap dokter Hana.

Maxime pun tak bisa berucap apa-apa dan mengikutinya.

"Duduk." Ucap dokter Hana.

Max duduk dengan patuh.

"Pertama-tama siapa wanita itu."

"Sejak kapan seorang dokter ikut campur urusan pribadi seperti ini." Ucap Max.

Brak...
"Katakan padaku Max!"

"Kenapa bibi sangat ingin tau? Itu bukan urusan bibi." Ucap Max melawan dengan ragu.

"Kau berani menjawabku sekarang, bocah!?" Tanya dokter Hana.

"Dia pegawai kantor Felix." Jawab Max.

"Sejak kapan kau peduli dengan seorang pegawai kantor. Terlebih pegawai kantor kakakmu." Tanya dokter Hana.

"......." Max bingung ingin menjawab apa. Ia juga bingung kenapa ia sangat peduli seperti ini.
'Apa aku peduli karena dia adalah kanidat kuat istri kontrakku? Entahlah, aku tidak yakin.'

"Kau tuli?" Tanya dokter hana yang melihat max malah diam saja dan melamun.

"Dia hampir diperkosa didepan mataku. Mana mungkin aku membiarkannya." Ucap max asal.

Brakkk!!! Dokter Hana menggebrak meja terkejut.
"Apa!!! Astaga syukurlah dia baik-baik saja." Ucap dokter Hana yang lupa bahwa ia sedang mengintrogasi keponakannya.

"Lalu bagaimana pelakunya?" Tanya dokter Hana lagi.

"Setelah ini akan ku bereskan. Dia masih pingsan dirumah Luna."

"Hoo... Jadi namanya Luna ya. Itu sangat bahaya! Kau harus membereskan pria brengsek itu Max, atau kau bawa saja dia padaku, dengan senang hati akan ku kebiri dia." Ucap bibinya geram dengan senyum menyeramkan.

'Sosok gilanya mulai keluar." Pikir Max dalam hati.

"Serahkan saja padaku." Ucap Max.
"Jadi bagaimana keadaannya." Tanya Max melanjutkan.

"Lebam di kakinya semakin parah, aku sarankan ia jangan berjalan selama Lima hari. Dia juga terserang demam, karena lebam itu, jadi dia benar-benar harus istirahat." Ucap Hana.

"Baiklah, tolong jaga dia dengan baik." Ucap Max ingin meninggalkan ruangan.

Saat ingin membuka pintu max mendengar suara bibinya yang bertanya.

"Siapa wanita itu bagimu Max? Kau tidak pernah membawa seorang wanita kesini." Tanya bibinya.

"Dia... Orang yang pernah aku sakiti." Ucap Max membuka pintu dan langsung pergi.
.
.
.

Buk... Buk... Buk...
Suara pukulan terdengar di gudang terbengkalai.

"Ampuni aku.." ucap pria itu memohon.

Marriage Contract With Mr. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang