51. Snowy

38.5K 2.8K 108
                                    

Happy Reading guyss!!
.
.
.

🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒

Setelah siang hari dari rumah ayahnya, Max pergi ke kantor untuk melihat beberapa berkas penting yang membutuhkan tanda tangannya.

"Saya sudah meletakkannya di atas meja anda, pak. Semua adalah berkas penting sampai dua minggu kedepan." Ucap sekretaris Max.

"Lalu apakah ada hal lain yang terjadi saat aku tak hadir?" Tanya Max sambil melihat satu persatu semua dokumen yang ada di atas mejanya.

"Tidak ada pak. Tidak ada yang spesial." Ucap sekretaris Max.

"Benarkah? Apa kau tidak mendengar gosip aneh tentang pernikahanku? Atau tentang istriku?" Tanya Max sambil melihat sekretaris itu dengan wajah datar yang menyeramkan.

"Tidak ad-... Ah... saya baru mengingatnya, beberapa kali saya memang mendengar gosip aneh yang mengatakan bahwa a-..anda tidak me-...mencintai istri anda. Um.. oleh karena itu istri anda be-.... belum..." Ucap Sekretaris Max terpotong karena tidak berani mengatakannya.

"Untuk selanjutnya aku tidak ingin mendengar hal seperti itu lagi. Sampaikan pada HRD siapa yang berani bergosip tentang rumah tanggaku terlebih berbicara buruk tentang istriku, langsung pecat dan keluarkan dari perusahaan. Aku tak butuh karyawan sampah yang membicarakan privasi atasannya." Ucap Max tajam.

"Ba-...baik tuan. Akan saya pastikan hal seperti ini tak terjadi lagi." Ucap sekretaris Max gugup.
.
.
.
.
.

Max akhirnya menyelesaikan semua pekerjaannya. Ia membuka ponsel dan melihat lagi foto Luna dan bibinya yang sedang berselfi, foto ini dikirim bibinya beberapa menit lalu sekalian menginformasikan bahwa Luna telah makan siang dan minum obat.

Max tersenyum lega setelah melihat Luna yang tersenyum kembali, rasanya ia sudah lama tak melihat senyuman itu.

Max lalu membuka album lama di ponselnya. Ia melihat foto-foto Luna dan dirinya saat berbulan madu, foto itu masih tersimpan di ponselnya.

Drttt.... Drttt.... Drtt..
Sedang asik melihat-lihat foto tiba-tiba ponselnya berdering. Itu adalah nomor dokter yang akan memberikan Luna terapi untuk menghilangkan traumanya.

"Halo." Saut Max.

"Maafkan saya baru menghubungi anda sekarang secara langsung, tuan." Ucap dokter Roselia.

"Ya... Asisten mu sudah mengatakan bahwa kau masih sibuk dengan jadwal lain beberapa hari lalu." Ucap Max.

"Terima kasih atas pengertian anda, tuan. Saya hanya ingin mengonfirmasi bahwa lima hari lagi saya akan datang dan membantu nona Luna untuk tahap penyembuhannya. Mohon pengertian anda untuk menunggu kembali, saya sungguh minta maaf." Ucap Roselia.

"Baiklah, tapi untuk sekarang kondisi fisik istriku juga sedang kurang baik." Ucap Max.

"Apakah dia sedang sakit?" Tanya Roselia.

"Ya... Dia kurang enak badan." Ucap Max.

"Begitu ya... Um... Saran saya untuk permulaan terapi, tolong belikan dia hewan peliharaan. Anda bisa membeli kucing, Luna sangat menyukai kucing. Hewan peliharaan dapat membantu pasien trauma sepertinya supaya lebih tenang dan percaya diri." Ucap Roselia.

"Nona Roselia apakah anda mengenal istri saya?" Tanya Max curiga. Sebelum ia memilih dokter, ia sudah duluan menyelidiki latar belakangnya, disana ia tak menemukan bahwa dokter Roselia mengenali Luna, ia harus berhati-hati karena tidak boleh sembarangan memilih orang. Max tadi sedikit terkejut karena dokter Roselia sangat alami memanggil nama Luna, lebih dari itu ia mengetahui hal yang Luna sukai. Max bahkan baru tau jika Luna menyukai kucing.

Marriage Contract With Mr. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang