45. I Miss U

39.7K 2.9K 63
                                    

Happy Reading guyss!!
.
.
.

🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒

Setelah Sania mengatakan hal tersebut, teman-teman Max masih terdiam di depan pintu. Mereka melihat ke arah Max berharap Max mengatakan sesuatu. Namun Max masih terdiam tanpa ekspresi.

Melihat suasana canggung Sania lalu memiringkan sedikit tubuhnya melihat Luna yang masih berada di belakang punggung Max.

"Bagaimana menurut mu Luna? Bukankah Max harus merayakan ulang tahun bersama sahabat-sahabatnya? Apakah kau keberatan jika kami merayakannya bersama disini?" Tanya Sania.

Luna yang masih gelisah dibalik punggung Max langsung terkejut ketika Sania menyebut namanya. Ia pun lalu maju ke samping Max.

"Te-... tentu saja ti-..tidak ke-..." Ucap Luna sedikit menjeda karena melirik ke arah Max untuk memperhatikan ekspresinya. Entah kenapa ia merasa Max tidak menyukai kejutan yang mereka lakukan.
"Maksudku tentu aku ti-...tidak keberatan jika Max juga tidak keberatan." Ucap Luna, ia tak berani mengambil keputusan apapun.

"Syukurlah Luna tidak keberatan, lalu bagaimana denganmu Max?" Tanya Sania.

Max sekilas melirik ke Luna yang terlihat tidak nyaman dengan suasana ini, ia khawatir Luna menjadi marah dan kecewa padanya karena mengusir tamu.

"Terserah kalian." Ucap Max terpaksa.

""""Fyuhhh..."""" Semua bernafas lega mendapat izin dari Max.
.
.
.

Sudah 20 menit sejak teman-temannya datang untuk merayakan ulang tahunnya. Max baru saja membuka kado satu persatu karena temannya meminta untuk dibuka sekarang dan dengan malas ia membukanya, seperti melihat hal biasa Max tidak terlihat tertarik ataupun tak suka dengan kadonya, walau begitu ia tetap mengucapkan terimakasih untuk sopan santun. Max merasa waktu berjalan sangat lambat karena ia mengikuti dengan ogah-ogahan berharap semua cepat pulang. Sedangkan Luna hanya duduk diam disamping Max, ia sulit mengikuti pembicaraan karena mereka lebih banyak bercerita tentang masa sekolah, kadang Luna mengikuti obrolan jika Harry dan Max menanyakan pendapatnya, jika tidak maka Luna hanya diam sambil menikmati pizza atau ayam goreng yang dibawa teman-teman Max.

"Ck! Sangat membosankan. Bagimana jika kita bermain kartu? Taraaaa~ aku membawanya untuk bersenang-senang. Agar lebih seru maka yang kalah harus memilih truth or dare bagimana?" Tanya Isabel.

"Aku setuju ayo bermain! Semua harus mengikutinya. Ayo kita habiskan malam ini dengan bersenang-senang! Kita sudah sangat jarang berkumpul." Ucap Harry.

Semua orang mengangguk setuju kecuali Max dan Luna.

"Bolehkah aku tidak ikut?" Tanya Luna ragu.

"Tentu saja bo-...." Ucap Isabel terpotong.

"Tidak!" Ucap Harry memotong sampai semua orang kaget.
"Umm... Maksudku kenapa kau tidak ingin ikut? Ayolah... Lebih banyak orang akan lebih seru. Iya kan teman-teman?" Tanya Harry.

""Ya."" Ucap Gio dan Sam

Max, Argust, Isabel, dan Sania hanya diam tak menjawab.

Max sebenarnya tidak setuju karena ia ingin Luna cepat istirahat daripada harus berkumpul tidak jelas bersama teman-temannya, namun ia diam karena ia menyerahkan semua keputusan pada Luna.

"Memangnya kenapa kau tidak ingin bergabung? Sekarang masih jam 10. Masih terlalu awal untuk tidur." Ucap Harry.

"Sebenarnya besok aku akan bekerja, jadi malam ini hanya ingin istirahat lebih awal agar tak kesiangan." Ucap Luna.

Marriage Contract With Mr. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang