27. Trauma

43.2K 2.8K 13
                                    

Happy Reading guyss!!
.
.
.

🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒

Maxime kembali ke hotel dengan tenang seperti tak pernah melakukan apapun. Semua hal berjalan dengan lancar tanpa menimbulkan keributan yang berarti. Max bersandar dan memejamkan matanya menikmati perjalanan kembali ke hotel. Di dalam mobil, ia mengingat masa-masa sekolahnya. Dulu memang banyak yang mendekatinya dengan berbagai tujuan dan ia sebagai orang yang suka dengan seni peran tentu mengetahui jika mereka hanya akting.

Seperti mereka yang mendekati Max dengan tujuan tertentu, Max juga membiarkan mereka mendekatinya dengan tujuan tertentu. Bagi Max jika sama-sama saling menguntungkan dan mereka tak mengacaunya maka ia akan membiarkannya.

Max mengingat wajah Luna dalam benaknya. Ia pertama kali mengenal Luna saat teman-temannya memberikan taruhan konyol padanya yang terpaksa harus ia lakukan karena ia tak mau kehilangan mobil pemberian kakaknya.

Dulu dimata Max, Luna adalah gadis polos dan naif bahkan ia masih menilai Luna seperti itu hingga sekarang. Ia adalah orang yang jenisnya sama dengan Felix, kakaknya. Orang yang tidak bisa menyembunyikan niatannya didepan orang lain. Jika mereka suka mereka akan menunjukannya, begitupula jika mereka tak suka, mereka tak segan mengatakannya. Namun disatu sisi mereka adalah orang cerdas yang bisa menempatkan diri tergantung situasi, mereka adalah jenis orang baik hati yang rela mengorbankan diri mereka sendiri untuk melindungi orang yang mereka percaya dan sayangi, mereka jujur dan berdedikasi tinggi, karena itu Max tidak pernah ragu menjadikan Luna sebagai partner untuk rencana gilanya demi mempertahankan perusahaan.

Sebagai bentuk tanggung jawab Max, ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan melindungi Luna dan memastikan tidak ada yang bisa menyakiti wanita itu lagi, Max tidak ingin Luna menjadi lebih menderita lagi setelah ia membuat Luna menderita dengan menyeretnya ke rencana liciknya.

Kebalikan dari Luna dan Felix, jelas Max dan teman-temannya adalah jenis orang yang berbeda, mereka adalah jenis orang licik yang menghalalkan segala cara agar tujuannya berhasil, yang membedakan setiap dari mereka adalah 'batasan'. Max bersyukur dibesarkan dikeluarga yang memberikannya kasih sayang. Jika ia tidak mendapat kasih sayang itu, ia sangat yakin akan menjadi seorang monster berdarah dingin tak berperasaan yang tidak mempunyai batasan sehingga tidak segan menyakiti semua orang demi mencapai tujuannya.

Beruntungnya dunia tak sejahat itu padanya. Ia dikelilingi orang-orang baik yang membuka matanya bahwa tujuan hidupnya yang terpenting adalah melindungi orang yang ia sayangi dan membuat mereka bahagia karena kebahagiaan mereka adalah kebahagiaannya juga.

Max lalu memikirkan sosok Sania di benaknya. Max sangat paham mengapa ia menyukai Sania. Dari semua orang yang dekat dengannya, Sania adalah orang yang tidak bisa ia baca sama sekali niatannya. Saat melihat Sania, Max seperti bercermin melihat dirinya sendiri. Mereka memiliki hobi yang sama yaitu seni peran, mereka juga adalah orang tenang yang sulit dibaca dan diprediksi, semakin Max mengenal Sania semakin ia penasaran orang seperti apa Sania, selicik apa wanita itu, dan 'batasan' apa yang ia miliki.

Saat ia mengetahui aturan aneh perusahaanya yang harus menikah sebelum umur 28 tahun ia tak ragu memilih Sania untuk menjadi pendampingnya. Tidak ada alasan berarti, ia hanya berpikir ia dan Sania akan cocok dan bisa hidup berdampingan seumur hidup karena memiliki kepribadian yang sama. Karena mereka mirip, jadi harusnya mereka saling memahami dan ia tak perlu menyembunyikan sisi gelapnya di depan Sania. Dulu ia pernah mendengar alasan kakaknya menikahi istrinya. Kakaknya mengatakan bahwa istrinya sangat mirip dengannya, mereka memiliki sifat dan kesukaan yang sama, cara mereka memandang hidup juga sama. Setelah menikah disetiap ada kesempatan berdua dengan Max, kakaknya selalu memuji istrinya. Ia selalu mengatakan bahwa istrinya sangat pengertian dan mencintainya. Saat ia salah melangkah istrinya selalu mengingatkannya dan membuatnya sadar dan kembali ke jalan yang benar. Istrinya sangat mengenalnya, oleh karena itu istrinya tau bagaimana cara menghadapinya. Mereka bukan tipe pasang yang memiliki sifat berbeda dan saling mengisi kekurangan satu sama lain. Mereka adalah tipe pasangan yang sifatnya mirip sehingga mereka saling mengerti satu sama lain, mereka saling mendukung dan menghargai, tidak pernah ada kesalahpahaman dipernikahan mereka, bahkan mereka tak pernah bertengkar sejak mereka pacaran karena mereka mengenal pasangan mereka sedalam mereka mengenal diri mereka sendiri.

Marriage Contract With Mr. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang