76. Find Her

23.9K 2.7K 272
                                    

Happy Reading guyss!!
.
.
.

🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒

Tak lama para medis datang ke parkiran, Luna tak tau siapa yang memanggilnya, namun ia bersyukur Max dapat di tangani dengan cepat.

"Nona anda tak apa? Kaki dan dahi Anda harus segera diobati." Ucap staf medis.

"Tolong.... Tolong selamatkan suami saya. Ke-... Kepalanya berdarah." Ucap Luna memohon sambil menangis.

"Ya... Suami anda akan baik-baik saja. Percayalah pada kami. Ia cepat mendapatkan pertolongan, jadi tak akan terjadi apa-apa padanya." Ucap staf medis.
"Duduklah nyonya. Semua akan baik-baik saja." Ucap staf medis mempersilahkan Luna duduk di kursi roda.

"Ka-... Kak ma-...maafk-..an ak-...u." tangis anak kecil itu.

Luna menoleh kepadanya dan mendatanginya. Ia lalu memeluk anak kecil itu untuk menenangkannya.
"Tak apa. Bukan salahmu sayang." Ucap Luna sambil menepuk-nepuk punggungnya.
Lucu sekali ia menenangkan seseorang padahal ia dalam kondisi panik luar biasa.
.
.
.
.

Saat dahi dan lututnya sudah di perban, Luna pun masih menunggu di depan UGD menanti kabar Max. Sampai akhirnya dokter pun keluar.

"Bagaimana suami saya dokter?" Tanya Luna khawatir.

"Tenang saja nyonya. Untungnya kejadian itu di area rumah sakit, jadi suami anda cepat mendapat penanganan. Ia akan segera melewati masa kritisnya. Tapi tangan kanannya patah, namun itu akan sembuh seiring berjalannya waktu." Ucap Dokter.

"Jadi... Kapan suami saya akan sadar?" Tanya Luna.

"Harusnya ia akan sadar dalam beberapa hari. Namun suami anda masih perlu perawatan intensif. Jika dalam beberapa hari tak sadarkan diri maka saya khawatir ada sesuatu yang salah. Namun anda tenang saja. Saya optimis suami anda akan baik-baik saja." Ucap Dokter.

Air mata Luna kembali tumpah.
Luna pun mengangguk paham dan berterima kasih kepada dokter karena telah bekerja keras menolong suaminya.

"Apakah saya boleh melihatnya?" Tanya Luna.

"Tentu nyonya." Ucap dokter.

Dokter pun pergi setelah mempersilahkan Luna. Saat Luna ingin membuka pintu, seseorang memanggil namanya.

"Luna!" Panggil Rose.
"Aku... Aku langsung kemari setelah mendapat info kau terluka. Hosh... Hosh... Hosh..." Ucap Rose terengah-engah.

"Rose!" Ucap Luna memeluk Rose.

"Kau baik-baik saja bukan? Maafkan aku, harusnya aku menjemputmu lebih awal." Ucap Rose.

"Maxime... Dia menyelamatkanku. Sekarang dia terluka." Ucap Luna.

Rose memperhatikan pintu UGD yang ia tebak disanalah Maxime berada.

"Baiklah... Kau tenang ya. Semua bukan salahmu. Dan semua akan baik-baik saja." Ucap Rose.

Luna mengangguk menangis di pelukan Rose.

"Bukankah kau akan masuk ke sana? Ayo masuk, Max pasti sedang menunggu." Ucap Rose.

Luna menggangguk, ia pun berjalan masuk ke UGD ditemani Rose.
.
.
.

Luna duduk memegang tangan Max yang diinfus, sedangkan tangan Max yang disebelah sudah di perban karena patah.

Ia tak bisa menahan agar air matanya tak tumpah. Kejadian begitu cepat membuat Luna hampir tak mengingat detailnya. Ia juga tak sempat melihat plat mobil yang menabrak mereka. Tapi seorang staf berhasil masuk mobil itu, semoga saja staf itu berhasil membawa orang yang telah menabrak Max ke kantor polisi.

Marriage Contract With Mr. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang