41. Happy B'day, Max.

41.5K 3.2K 130
                                    

Happy Reading guyss!!
.
.
.

🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒

"Satu minggu lagi akan diadakan pesta ulang tahunku di aula royal hotel sekaligus perayaan pengangkatan ku sebagai CEO. Daripada disebut pesta ulang tahun ini lebih dekat disebut pesta bisnis, jadi persiapkan dirimu." Ucap Max.

"Ya... Aku akan lakukan yang terbaik." Ucap Luna meyakinkan, setelah tidak ada lagi yang diucapkan Max Luna pun berjalan ke arah dapur.

"Ini kalungmu." Ucap Max.

Luna berbalik dan melihat Max berjalan ke arahnya.

Max kemudian memakaikan kalung itu sendiri pada Luna dari depan membuat jarak mereka begitu dekat hingga Luna sedikit kaget dan menahan nafasnya. Setelah Max selesai memasangkan kalungnya Luna langsung cepat mundur beberapa langkah.

"Te.... terimakasih-... dan maaf telah merusak kalungnya." Ucap Luna.

'Kalungnya tidak penting, tapi kalung ini membuatku bisa dengan cepat menemukanmu jika terjadi sesuatu.' pikir Max.

"Lain kali pastikan kalung itu tidak terlepas dari lehermu." ucap Max.

"Baik." Jawab Luna.
.
.
.
.
.
.
.
.

-Enam hari kemudian-

Luna berbaring di kamarnya. Sekarang pukul 23.46 namun Max masih belum masuk ke kamar untuk tidur. Sebentar lagi pukul 00.00 yang berarti adalah ulang tahun Max.

'Apakah ia masih di ruang kerjanya?' tanya Luna pada dirinya sendiri.

Luna pun pergi ke dapur dan membuka kulkas, ia mengambil kue kecil yang ia tutupi mangkuk agar Max tidak menyadarinya.
Tak lupa ia mengambil satu buah lilin kecil lalu menancapkan ke kuenya.

Luna berjalan ke ruang kerja Max pelan-pelan. Saat sampai ruangan, pintu ruangan itu terbuka sedikit dan terlihat Max seperti sedang mengetik sesuatu.

Tok... Tok... Tok...
Luna mengetuk pintu pelan.
"Max...? Bolehkah aku masuk?" Tanya Luna.

"Ya...." Jawab Max yang masih fokus dengan leptopnya.

Luna lalu pelan-pelan masuk ke ruangan kerja Max.

"Ada apa? Kenapa kau belum tidur?" Tanya Max masih sambil mengetik.

"....."
Luna diam tak menjawab, suara langkah kakinya juga berhenti.

Tidak mendengar sautan Luna dan langkah kakinya, Max pun berhenti mengetik.

"Hm? Luna? Ada ap-....." Max berbalik dan seketika terdiam melihat Luna membawakannya kue kecil dengan satu lilin tertancap disana.

"Selamat ulang tahun, Maxime." Ucap Luna tersenyum tulus.

Luna pun menghampiri Maxime yang duduk di kursi kerjanya.

Melihat Luna yang berjalan ke arahnya Max langsung menarik kursi lain yang tak jauh darinya dan diposisikan didepannya agar Luna duduk berhadapan dengannya.

Luna pun langsung duduk dikursi itu sambil memegang kue yang sudah tertancap satu lilin dengan hati-hati agar lilin tak mati.

"Ucapkan permohonanmu dan tiup lilinnya." Ucap Luna.

Drtt.... Drttt....
Tiba-tiba ponsel Max bergetar menandakan ada panggilan masuk. Max melirik sekilas dan mengetahui bahwa panggilan itu dari Sania. Dengan cepat Max mengambil ponselnya dan menonaktifkannya kemudian ia taruh di laci meja.

"Kenapa tidak di angkat? siapa tau itu telpon penting." Ucap Luna yang tidak melihat nama si penelepon.

"Hanya anak buahku. Itu tidak penting sama sekali." Ucap Max.

Marriage Contract With Mr. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang