61. Terbebani

22.6K 2.3K 105
                                    

Happy Reading guyss!!
.
.
.

🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒

Dalam perjalanan menuju rumah sakit tidak ada pembicaraan sama sekali. Sekarang Luna menyadari bahwa Max benar-benar marah padanya.

'Wajar saja ia marah, aku tidak profesional menjalankan kontrak itu. Di kontrak tertulis jelas bahwa aku tak boleh ikut campur dengan urusan pribadinya.' pikir Luna.

Luna ingin langsung mengatakan permohonan maaf namun tiba-tiba kepalanya sangat pusing, pandangannya juga kabur.

'Ada apa ini? Aku merasa sangat pusing dan mengantuk.' Luna melirik ke samping dan melihat Max masih fokus menyetir dan sepertinya tidak menyadari kondisinya.
'Baiklah, tenangkan dirimu Luna. Jangan buat Max khawatir, sekarang sedang dalam perjalanan, aku tak boleh membuat kegaduhan, akan terjadi hal tidak menguntungkan. Aku harus hati-hati, ini hanya pusing biasa. Aku akan tidur sebentar, aku sangat mengantuk...' pikir Luna langsung tertidur.
.
.
.
.

-Sampai di rumah sakit-

"Luna?" Panggil Max.

"......"
Tidak ada respon.

Max pun langsung melepas sabuk pengamannya dan mendekat ke arah Luna.

"Luna bangun." Ucap Max pelan tidak ingin Luna terkejut.

"Emhh....?" Respon Luna lemas dengan mata masih terpejam.

Max lalu menyentuh dahi Luna merasakan suhu tubuhnya yang ternyata masih panas.

Max langsung keluar dari mobil lalu mengangkat Luna dengan hati-hati berharap ia tak mengganggu tidur Luna.
.
.
.

Sampai di ruangan VVIP Luna langsung segera di tangani. Saat jarum infus menusuk tangannya barulah ia tersadar dari tidurnya.

"Ughhh.... Shhh...." Ucap Luna meringis, ia tersadar dari tidurnya melihat langit-langit rumah sakit. Kepalanya pusing, pandangannya kabur, dan telinganya berdenging.

Luna masih terdiam mengatur nafas berharap semuanya reda, ia melirik ke samping samar-samar melihat Max yang berbicara pada suster yang disebelahnya, Max tampak kesal, beberapa kali Max melihat ke arahnya kemudian menoleh lagi ke arah dokter dan suster dengan kesal. Dokter dan suster juga tampak tidak nyaman karena di tatap tajam oleh Max.

Setelah itu Luna melihat suster menyuntikan sesuatu di infusnya, tak beberapa lama semuanya menjadi gelap, ia mulai mengantuk, dan telinganya tak lagi berdengung, beberapa detik kemudian ia tak lagi mengingat apapun.
.
.
.

-Keesokan harinya-

Luna membuka matanya pelan. Merasakan ada tangan hangat yang menggenggam tangannya.

Luna melirik kesamping dan melihat wajah Max yang tampak terkejut. Max kemudian menekan beberapa kali sebuah tombol di dekat ranjang.

Tak beberapa lama dokter langsung datang dan memeriksa Luna.

Setelah dokter pergi Max duduk kembali di samping Luna.

"Bagaimana perasaan mu?" Tanya Max.

"Aku-... Baik-baik saja." Ucap Luna.

"Syukurlah." Ucap Max.

Hening~

"Luna-..."
"Aku-..."
Ucap Max dan Luna bersamaan.

"Ada apa Max?" Tanya Luna.

"Kau duluan." Ucap Max.

Luna menggelengkan kepalanya.
"Kali ini izinkann aku yang mendengarkan lebih dulu." Ucap Luna.

Marriage Contract With Mr. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang