57. Provokasi

37.8K 3.3K 217
                                    

Happy Reading guyss!!
.
.
.

🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒

"Ready? One two three, action!"

"Ayah anda menjadi tersangka kasus pengedaran narkoba, lalu bagaimana tanggapan Anda?" Tanya presenter.

"Saya sama sekali tidak menyangka, padahal ia adalah ayah yang baik di rumah. Awalnya saya juga terkejut dan terpukul ketika mendengar berita itu, terlebih tiba-tiba banyak orang memojokkan saya padahal saya tidak ada sangkut pautnya atas kasus tersebut." Ucap Sania dengan wajah sedih.

Apakah anda merasa terpojokkan dari kasus tersebut? kerugian apa yang Anda alami sampai saat ini?

"Benar saya merasa terpojokkan di awal kasus bahkan saya sangat terpuruk. Hari-hari menjadi sulit, saya harus mengalami kerugian besar karena iklan banyak dibatalkan, syuting drama di hentikan, tidak hanya itu para penggemar saya berubah membenci saya dengan cepat. Karir saya hampir hancur, untungnya masih ada orang yang percaya dengan saya dan tidak terprovokasi atas kasus ayah. Saya sungguh berterima kasih kepada orang-orang yang masih mempercayai saya." Ucap Sania sambil berdiri lalu membungkuk ke arah kamera.

Presenter tersenyum memberi semangat pada Sania.
"Lalu bagaimana anda bertahan agar tetap kuat dan tetap ada di industri ini?"

Sania menarik nafas lalu menatap kamera tersenyum sendu.
"Karena saya memikirkan seseorang yang sangat saya cintai. Saya merasa tidak boleh menyerah dalam kesulitan apapun sebelum saya mendapatkan kembali cintanya yang sudah pudar. Itu semacam memotivasi saya untuk terus bertahan." Ucap Sania.

"Wah... Sangat menarik. Kalau saya boleh tau kenapa anda merasa cintanya untuk anda memudar? Bisa saja itu hanya perasaan anda saja."

"Itu bukan hanya perasaan saya, karena dia sudah menikah." Ucap Sania meneteskan air mata. "Tapi-... Tolong jangan menyalahkannya, dia di rebut oleh wanita lain karena saya yang tidak bisa menjaganya, walau saya sempat depresi karena hal itu namun perlahan saya bisa menerimanya, tapi hati saya tidak bisa berbohong, bagi saya ia adalah cinta pertama dan terakhir saya. Dia bahkan sempat melamar saya, namun saya menunda untuk menerima lamarannya karena saya memilih fokus dulu dengan karier saya. Di lain pihak, ia harus segera menikah karena aturan perusahannya menuntutnya untuk menikah, saya rasa karena hal tersebut ia sangat mudah di rebut oleh wanita lain." Ucap Sania sambil mencoba mengusap air matanya.
"Ah... Maafkan saya. Saya jadi agak cengeng membicarakan ini." Ucap Sania.

Presenter kemudian menerima tisu dari kru lain lalu memberikannya pada Sania.
"Tidak apa-apa nona. Anda bisa mengekspresikan perasaan anda. Take your time. Tentu anda boleh menangis ketika anda merasa sedih." Ucap presenter.

"Terima kasih atas pengertiannya. Silahkan anda lanjutkan pertanyaannya." Ucap Sania.

"Baiklah, pertanyaan selanjutnya, bagaimana anda-....."
.
.
.
.
.
.

Tak berselang lama wawancara tersebut kemudian viral dengan cepat, bahkan tak sampai satu jam setelah penayangannya.

Beberapa portal berita online gencar menulis berita-berita yang terlihat memprovokasi dan mengundang penasaran semua orang untuk membacanya. Beberapa berita-beritanya yaitu;

"Maxime Anderson, cinta pertama dan terakhir Sania."

"Istri Maxime Anderson merebut Maxime dari Sania."

"Maxime Anderson sempat melamar Sania."

"Istri Maxime Anderson adalah orang ketiga penyebab retaknya hubungan Sania dan Maxime."

Marriage Contract With Mr. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang