30. Lega

40.2K 2.6K 52
                                    

Happy Reading guyss!!
.
.
.

🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒

Luna dan Max pergi ke kantor seperti biasa, baik Luna maupun Max tidak berniat membahas apapun soal tadi malam. Luna masih berpikir bagaimana malam ini ia akan tidur dengan aman, rasanya mustahil menggunakan metode yang sama karena sudah terbukti gagal.

Saat sampai, Luna segera buru-buru turun dari mobil setelah mengucapkan terima kasih pada Max karena sudah mengantarnya.

'Ada apa dengannya? Apa dia marah karena tadi malam aku menaikan suhu AC dan menyembunyikan remotenya?' pikir Max bingung.

'Ada apa dengannya? Apa dia marah karena tadi malam aku menaikan suhu AC dan menyembunyikan remotenya?' pikir Max bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.

-Ruang divisi marketing-

"Luna, kau disuruh pak Felix ke ruangannya." Ucap ketua devisi marketing setelah ia dari ruangan pak Felix.

"Baiklah." Ucap Luna.
.
.

-Di ruang Pak Felix-

"Luna apakah pekerjaanmu masih banyak?" Tanya Felix.

"Tidak pak, itu sudah hampir selesai." Ucap Luna.

"Hhhh~ jadi begini. Beberapa waktu yang lalu perusahaan kita memberikan proposal ke Anderson Group untuk di tinjau oleh Max. Sekarang Max sudah selesai meninjau dan memintamu yang mengambilnya. Jika tidak keberatan apakah kamu mau mengambilnya kesana? Karena nanti siang berkas itu dipakai untuk rapat dengan client lain dan bocah cerewet itu hanya ingin kau yang mengambilnya." Ucap Felix sambil menatap Luna.

"....." Luna terdiam.
'Kenapa? Apakah ada hal yang ia bicarakan secara langsung? Apakah terkait kontrak baru?' tanya Luna dalam hati.

Melihat Luna diam dan tidak ekspresif seperti biasanya, Felix menyimpulkan bahwa bisa jadi ada pertengkaran kecil diantara mereka dan Max mungkin ingin mencoba berbaikan dengan dalih menyuruh Luna untuk mengambil berkas proposal.

"Rapat diadakan jam 14.00. Jika kau pergi dari sekarang masih banyak waktu dan bisa kau manfaatkan untuk berduaan dengan Max." Ucap Felix sambil mengedipkan sebelah matanya mencoba mencairkan suasana yang hening.

"Ya, tentu saja saya bisa pak. Kalau begitu saya permisi, saya akan bersiap untuk kesana." Ucap Luna.

"Terima kasih Luna. Aku akan siapkan supir untuk mengantar mu kesana. " Ucap Felix.

"Baik, Pak." Ucap Luna
.
.

Luna pergi ke tangga darurat untuk menelfon Max.

"Ada apa?" Jawab Max mengangkat telfon Luna.

"Apakah ada yang ingin kau bicarakan denganku? Kenapa menyuruhku mengambil berkas?" Tanya Luna.

"Ya. Ini tentang kontrak. Kontraknya sudah ku perbarui. Datanglah untuk tanda tangan." Ucap Max.

Marriage Contract With Mr. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang