23. Dugaan

36.4K 2.5K 23
                                    

Happy Reading guyss!!
.
.
.

🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒

Max mengantarkan Luna ke tempat duduk, mereka minum dan makan beberapa cemilan.

Walaupun Luna dan Max sudah duduk dan menepi, namun Luna tidak nyaman karena merasa diperhatikan dari jauh. Entah ayah Rayand atau orang lain, ia tak mau menoleh walaupun ia penasaran.

"Ada apa denganmu? Kau tampak gelisah." Bisik Max.

"Tidak ada." Balas Luna.

"Nanti ketika dansa, lakukan sesuai rencana." Bisik Max

"Hn.. Tapi, kau benar-benar  menyebalkan baru mengatakannya saat kita berada di lift. Untungnya aku pernah belajar dansa untuk acara kampus." Bisik Luna.

"Hm." Balas Max.
.
.
.
.

'Ugh... Sakit sekali perutku. Sebentar lagi dansa, setidaknya aku harus mengikutinya. Dan akan izin pada Max untuk ke kamar setelah dansa selesai.' pikir Luna.

"Kau kenapa?" Bisik Max yang melihat Luna beberapa kali memegang perutnya.

"Tidak ada." Balas Luna kesekian kalinya.
.
.

Saat berdansa pun akhirnya dimulai. Semua tamu yang memiliki pasangan ke tengah aula untuk berdansa bersama pasangannya. Begitu juga Luna dan Max.

"Max setelah ini bolehkah aku meninggalkan pesta? Bukankah setelah ini hanya ada lelang amal? Jika aku tidak ikut tidak masalah bukan?" bisik Luna di tengah dansa.

"Kenapa kau ingin cepat kembali? Apakah ada masalah?" Tanya Max.

"Perutku agak sakit karena sedang haid." Ucap Luna.

'Jadi karena itu ia dari tadi nampak gelisah.'
"Baiklah, setelah ini kau bisa ke kamar. Nanti akan ku antar." Ucap Max.

"Tak usah Max, aku bisa sendiri." Ucap Luna.

"Kau yakin? Ku dengar jika wanita sakit haid ia bahkan tak mampu berjalan." Tanya Max.

"Aku yakin, aku masih bisa semdiri, buktinya aku masih bisa berdansa denganmu sekarang." Balas Luna.

"Hn." Jawab Max.

Setelah dansa selesai mereka kembali ke tempat duduk.

"Akan ku, antar sampai pintu keluar." Ucap Max.

"Ya..." Balas Luna.

"Baiklah, ayo-..." Ucapan Max terputus karena seseorang memanggilnya.

"Oh! Hai... Maxime?" Panggil Dion.

Luna dan Max pun melihat arah sumber suara.

Terlihat beberapa orang menghampiri mereka, orang-orang yang sangat dikenal Luna. Orang-orang yang tidak akan pernah ia lupakan.

"Lama tidak bertemu." Ucap Argust.

"Kami dari tadi mencari kesempatan untuk mendaktimu." Ucap Isabel.

"Oh... Dan istrimu ini-... Luna Allen anak beasiswa itu bukan? Kau pasti mengingat kami kan? Aku tidak menyangka kau menikah dengannya, Max. Kau jahat sekali tidak mengundang kami. Kau hanya mengundang Sania. Ch..." Ucap Dion kesal.

"Halo Luna. Kau masih ingat kami bukan?" Tanya Isabel.

Deg...
Luna terdiam membisu.
Tentu ia ingat mereka, teman-teman Max yang ikut taruhan, dan ia lah bahan taruhannya.

Di dekat mereka juga berdiri Sania, wanita yang Max sukai.

"Luna?" Tanya Isabel lagi karena Luna hanya diam tak merespon pertanyaannya.

Marriage Contract With Mr. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang