72. Good Bye My Love

25.4K 2.6K 273
                                    

Happy Reading guyss!!
.
.
.

🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒

-Rooftop rumah sakit-

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Max.

"Aku baik. Bagaimana denganmu?" Tanya Luna.

"Aku-... Bagaimana aku bisa baik-baik saja jika istriku meminta cerai." Ucap Max jujur.

"Maaf." Ucap Luna pelan.
"Aku tidak profesional menyelesaikan kontrak." Ucap Luna memainkan kukunya karena merasa tak nyaman dengan situasi ini.

"Aku sama sekali tidak menyalahkanmu. Aku menyadari keputusanmu seperti ini akibat dari kelalaian ku." Ucap Max.

"....."
"....."
Mereka berdua terdiam beberapa saat, menikmati angin yang menerpa tubuh mereka.

"Ayah dan kak Felix sudah tau mengenai keinginanmu untuk berpisah." Ucap Max memecah keheningan.

"Lalu bagaimana responnya?" Tanya Luna.

"Awalnya keberatan, namun akhirnya mereka menerimanya. Walau bagaimanapun kebahagiaan mu lah yang penting." Ucap Max.

"....." Luna terdiam melihat ujung kakinya.
"Lalu bagaimana dengan ibu?" Tanya Luna.

"Ibu belum mengetahuinya." Ucap Max.

"Begitu..." Ucap Luna.

"Karena itu aku ingin membicarakan hal ini padamu. Kau mengetahui bahwa kondisi ibu menurun setelah tau musibah yang menimpamu. Aku, ayah dan Felix sepakat untuk tidak memberitahukan apapun pada ibu." Ucap Max.

"....." Luna diam sejenak.
"Tapi bagaimana aku bisa pergi jika ibu tidak tau apapun?" Tanya Luna.

"Luna...." panggil Max.

"Hm?" Jawab Luna.

"Apakah kau yakin ingin pergi? Kami menerima keadaanmu. Semuanya tak mengharapkan kepergian mu." Ucap Max.

"Aku-... mempunyai alasan kenapa harus pergi." Ucap Luna.

"Kenapa? Apakah kau berfikir kami akan kecewa karena kondisi rahimmu? Apakah kau berfikir kami akan membuangmu setelah kami berhutang nyawa pad-.." Tanya Max terputus.

"Max.... Bisakah kau memberi alasan kenapa aku harus tetap tinggal?" Tanya Luna pelan.

"Apakah alasan keluargaku yang menyayangimu dan-... dan alasan bahwa aku tulus mencintaimu tidak cukup untuk membuatmu tetap tinggal?" Tanya Max.

"Kenapa kau mencintaiku, Max? Aku bahkan tak berguna lagi untukmu." Ucap Luna.

"Be-..berguna?" Tanya Max.
"Apakah aku sangat buruk dimatamu? Apakah cintaku serendah itu untukmu? Berguna atau tidak? Bagaimana mungkin kau berfikir aku menganggapmu seperti barang?" Ucap Max tak habis pikir.

"Dua kali-.... Dua kali aku memiliki hubungan denganmu. Yang pertama sebagai taruhan, yang kedua sebagai istri kontrak. Bukankah kau memilihku karena aku berguna untukmu?" Tanya Luna, setelah itu Ia menggigit bibir bawahnya dan menunduk, memalingkan wajahnya dari Max. Luna merasa sudah sangat keterlaluan pada Max yang kali ini benar-benar tulus mencintainya.

"....." Max terdiam tak bisa menjawab, inilah yang ia khawatirkan. Luna tak percaya padanya karena selama ini ia telah memanfaatkan Luna untuk kepentingannya semata.

Akibat tujuan licik itu Tuhan mengutuknya, matanya dibuka untuk melihat sendiri betapa berharganya seorang Luna Allen yang tidak sepantasnya ia jadikan sebagai taruhan maupun seorang istri kontrak.

Marriage Contract With Mr. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang