Chapter 59: Tamat

1.6K 150 46
                                    

Serangan apapun tidak pempan kepadanya. Tubuhnya bisa sembuh dengan cepat sekalipun mereka memenggal kepalanya itu sia-sia saja. Escanor teryawa iblis melihat kekaluan dan kegelisahan mereka. Bukan, dia bukanlah lagi Escanor tetapi hanya raganya saja dan yg mengendalikannya adalah batu jiwa tidak bertuan. Batu itu melekat tetap di jantung Escanor.

Karena sudah muak, Escanor pun berniat mengakhiri permainannya.

"Sudah cukup! Aku muak bermain-main denhan sampah! Enyahlah kalian semua. Sampaikan salamku pada hades!"

Escanor mengulurkan tangannya ke depan, memfokuskan kekuatannya untuk melancarkan aksinya. Hal itu membuat Zeldric dan yg lain kalang kabut. Tapi tak dengan Zee yg masih bersikap tenang dan tak terpengaruh oleh perkataan Escanor. Sejak tadi Zee diam tak bergerak dari posisinya, seolah tengah menunggu sesuatu. Tapi, sedetik kemudian mata Zee menajam. Diliriknya keluarganya itu yg tadinya berpencar tiba-tiba saja tertarik sesuatu dan membuat mereka dipaksa untuk berkumpul menjadi satu di dalam lingkaran hitam. Escanor tertawa.

Ia pun mengeratkan tangannya membuat kumpulan asap merah kehitaman dengan cepat menyebar mengeliligi mereka semua.

"MENJAUH DARI MAKHLUK ITU!" Javier berseru memperingati yg lain agar menjauhi kumpulan asap merah kehitaman itu. Javier tahu betul makhluk apa itu. Tidak bisa diserang ataupun dibunuh yg artinya semua tak mempan pada makhluk itu.

"Apa---"

Semua tercekat. Tubuh mereka tidak bisa bergerak sedikitpun yg membuat Javier dan Lorain semakin frustasi. Mereka adalah penyihir tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Sedangkan Irish masih dalam proses memulihkan diri di tempat yg aman. Dalam sekejap saja banyak prajutit yg mati tanpa sisa akibat makhluk itu. Parahnya lagi mereka hanya bisa diam dan menyaksikan pembantaian tanpa perlawanan.

Manik mata Zee berubah menjadi gold. Dengan cepat Zee menyerang Escanor itu membabi buta membuat Escanor tidak bisa fokus mengendalikan makhuk yg tidak kesat mata itu. Hal itu jelas membuatnya semakin marah dan ingin membunuh Zee. Ya, mereka pun saling bertarung. Zeldric dan juga yg lain tidak menyia-nyiakan kesempatan.

"KALIAN MEMBUATKU MARAH!" Teriak Escanor. Udara di sekitar berubah mencengkam. Ia kembali melancarkan serangan. Sepasang sayap hitam muncul di punggung Ersanor.

Dengan sekali ayunan tangannya, sebuah kilatan merah menyerang mereka membuat tubuh mereka terluka parah sampai mengeluarkan darah. Tak sampai distu saja, Escanor kembali mengulurka tangannya ke depan. Serangannya kali ini tak berwujut sana sekali hanya bisa mersakan tekanannya. Serangan itu diarahkan ke arah Zeldric dan kawan-kawannya. Frederik serta para orang tua yg merasa bahaya akan menimpa cucu-cucu mereka pun berlari sekencang yg mereka bisa dan menyelamatkan mereka.

"Pak tua!!"

"Nenek!!

Seru mereka bersamaan saat melihat tubuh tubuh kakek dan nenek mereka melebur tidak berbekas. Ciel menangis histeris melihat kakek dan neneknya kini telah tiada. Sedangkan orang tua Ciel serta para orang tua lainnya tidak kalah histeris melihatnya.

Arthur, Christian dan Edward mengepalkan tangannya. Istri mereka terduduk pilu menangis. Bahkan Jordana, si nenek gila itu tidak ragu menyelamatkan kedua cucu kesayangannya, Raven juga Kenzie.

"Brengsek kau Escanor!!" Geram Edward, ayah Ethan.

"Hahaha... itulah akibatnya karena telah membuatku marah!"

"Aku pasti membunuhmu!" Tegas Arthur, ayah Zeldric.

Escanor terkekeh. "Membunuhku huh? Apakah kau mampu?" Ejeknya.

"TUTUP MULUTMU!!" Christian, ayah Ciel membentaknya penuh emosi.

Escanor berniat kembali melancarkan serangan bahaya yg tadi. Tangannya telulur, ia pun berujar.

Vampire Wars [Completed]Where stories live. Discover now