Chapter 38 : Teka-Teki Petunjuk

6.5K 497 58
                                    

Irish tak henti-hentinya menangis di samping ranjang tempat Zee yg terbaring tak sadarkan diri. Irish tak kuasa membendung tangisnya tatkala pria yg di cintainya dalam kondisi seperti sekarang. Ia dalam hati menjerit histeris, mengutuk bahkan mencaci maki masalah yg terus saja datang menghampiri mereka, sedangkan ia tak mampu membantu banyak. Irish merasa bahwa dirinya seakan telah mati dan ia tak mampu lagi menopang tubuhnya yg kian memberat saat menyadari sang pujaan hati telah menjadi korban demi melindungi Zea, adik kandung dari matenya.

" Hiks... ke..napahh.. ka..uuhh... per..giihhh... hiks... " tangis Irish sembari menyandarkan kepala di lengan Zee yg terbaring kaku dan tubuhnya terlihat kian memucat.

Irish tak menyadari bahwa ada seseorang yg berdiri mengusap kepala gadis itu dengan tatapan sendunya. Seorang pria yg sangat mencintainya namun tubuhnya kini bergerak tanpa raga, pria itu hanyalah jiwa yg terperangkap dalam dunia kegelapan tanpa ada seseorang yg mampu melihatnya. Ya, pria itu adalah Zelion Evander Lioncourt, sang pangeran berhati dingin dengan sejuta pesonanya yg mampu meluluhkan hati para wanita hanya dengan tatapan matanya, sang pangeran kerajaan Lioncourt yg kini terbaring lemah di atas ranjang.

" Maafkan aku yg telah membuat mata cantikmu mengeluarkan air mata dan larut dalam kesedihan. Percayalah bahwa aku pasti akan kembali, kaulah cahaya yg mampu menerangi kegelapan dalam diriku dan sejauh apapun aku melangkah namun satu hal yg pasti kakiku ini akan selalu membawaku pulang ke tempat dimana dirimu berada. " Zee menumpahkan perasaan yg ia rasakan dalam dirinya, meski Zee mengetahui bahwa Irish tak akan mungkin mendengar pernyataan namun Zee sungguh tak peduli.

Irish meraih tangan Zee lalu gadis itu menautkan jari-jemari mereka sembari memeluk erat tangan itu. " A-aku hiks percaya bahwa kau pasti akan kembali dan aku akan selalu menunggumu. " isak gadis itu dengan bahu bergetar karena tangis yg tak mampu ia bendung.

Zee mengenggam tangan gadis yg di cintainya sembari berkata. " Bersabarlah sebentar lagi sayang dan tunggu kepulanganku, kabut kegelapan yg melingkupiku tak akan mampu memisahkan takdir kita berdua. Hanya kematian yg mampu memisahkan kita namun percayalah bahwa aku masihlah hidup. " Zee berkata penuh derita di setiap kata yg di ucapkannya.

Irish kembali bersandar di tepi ranjang sembari memeluk erat lengan Zee dengan linangan air mata yg tak berhenti membasahi wajah cantiknya. Irish tak peduli jika air matanya akan mengering karena tangis yg tak kunjung berhenti, baginya menangis akan membuatnya melepaskan setiap luka yg ada di hatinya. Tersenyum pun ia tak mampu karena seakan dunianya kini telah lebur menjadi derita yg tak akan pernah reda.

Sedangkan di tempat Sean, pria itu baru saja kembali dari hutan karena menolong gadisnya. Sean masuk ke istana dengan terburu-buru karena keadaan Zea yg tak sadarkan diri membuatnya kalut. Beberapa pelayan dan prajurit yg melihat kedatangan mereka tanpa pikir panjang langsung berlarian untuk segera membantu mereka. Sebaian dari mereka pergi untuk melaporkan kedatangan Sean dan Zea yg kini dalam keadaan miris.

Salah satu prajurit mendatangi Zeldric yg mencoba menenangkan istrinya. Prajurit tersebut segera bersujut di depan Zeldric dengan salah satu kakinya yg tertekuk. " Hormat hamba yang mulia Lord Zeldric? " kata prajurit tersebut yg di balas anggukkan kecil dari pria yg menyandang sebagai sang raja.

" Katakan! "

Zeldric berkata tegas dan prajurit itu segera berkata tanpa berbasa-basi karena takut rajanya marah. Prajurit tersebut menganggukkan kepalanya sembari berkata " Yang mulia hamba hanya memberikan laporan bahwa putri Zeana dan Lord Sean telah kembali namun kondisi putri Zeana sungguh tidak baik! " prajurit tersebut berkata dengan takut-takut karena Zeldric terlihat mengatupkan rahangnya.

Tanpa membalas perkataan prajutir tersebut, Zeldric segera menggendong tubuh istrinya dan secepat mungkin melesat menuju dimana putrinya berada. Mereka semua yg berada disana juga ikut melesat untuk melihat keadaan Zea yg katanya dalam kondisi tak baik. Tak lama kemudian, mereka tiba di ruangan Zea yg terbaring tak sadarkan diri dengan banyak luka di sekujur tubuhnya. Zeldric menatap tajam ke arah Sean, pria itu terlihat dalam keadaan buruk bahkan beberapa kali ia menarik rambutnya sendiri karena marah.

Vampire Wars [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang