Chapter 11 : Kakak Terhebat

10.3K 709 33
                                    

Bukankah hari ini adalah hari di mana bangsa vampire akan berkumpul di Castel Del Monte, lalu apa boleh aku ikut tapi sepertinya tidak karena kak Zee dan Sean tak akan mengijinkanku. Aku mendengus kesal saat mengingat kedua orang itu selalu overprotective padaku, apa yg harus aku lakukan sedangkan aku tak ingin melewatkan pesta yg hanya di adakan 500 tahun sekali.

Pesta itu hanya bentuk formalitas berbagai petinggi clan vampire saja. Mereka akan berkumpul dan berbincang sembari membicarakan perkembangan tentang kerajaan mereka masing-masing. Di sana pasti ada banyak gadis dari berbagai clan maka dari itu aku mau ikut karena aku tak mau gadis lain menyentuh Sean apalagi menyetuh kakakku. Lagian aku juga ingin bertemu Clan Voltaire karena selama ini mereka menjauhkanku dari clan itu, salah satu clan terkuat di bangsa vampire dan mereka cukup di takuti.

Baiklah aku akan mencoba berbicara dengan kakakku. Aku beranjak dari ranjangku dan berjalan keluar kamar, ku langkahkan kakiku menuju kamar kakakku yg berada tak jauh dari kamarku. Saat aku tiba di depan pintu kamarnya, salah satu penjaga membukakkan pintu tersebut untukku namun sebelum pintu terbuka. Penjaga tersebut memberitahukan kedatanganku kepada kak Zee dan kak Zee mengijinkanku masuk.

Kemana dia, kenapa aku tak melihatnya sama sekali. Aku terus mengedarkan pandanganku ke penjuru ruangan ini namun tetap saja aku tak bisa menemukannya huft dia pasti memakai perisainya agar keberadaanya tak bisa aku temukan. Selalu saja begitu dasar kak Zee menyebalkan, aku terus mencari sembari bergumam tak jelas.

Oh cukup sudah, aku kesal jika harus bermain petak umpat seperti ini.

" Baiklah kau menang kak dan cepatlah keluar dari tempat persembunyianmu atau aku akan menghancurkan kamarmu sekarang juga. " ancamku padanya sembari menyebikkan bibirku kesal dan sekatika itu juga aku mendengarnya tertawa, oh ayolah aku tak sedang bercanda.

" Ada apa kau mencariku hem? " kak Zee bertanya sembari mendudukkan diri di sofa dan tak lupa untuk menyuruhku duduk di sampingnya.

Aku sangat menyayangi nya bahkan dia adalah kakak terhebat yg pernah aku miliki. Kata ibuku, dulu kakaklah yg telah melindungiku dari incaran Clan Reinhardt bahkan ia tak memperdulikan keselamatannya sendiri padahal mereka juga menginginkan darahnya. Aku selalu menangis jika mengingat cerita itu, pegorbanannya begitu besar untukku. Sedangkan aku selalu saja menyusahkannya.

Aku tak bisa memikirkan apapun lagi karena sekarang ini aku hanya ingin memeluknya. Ku peluk tubuh kakakku sembari menangis kencang, jika saja ia tak melindungiku maka aku tak akan pernah bisa hidup sampai sekarang. Aku terisak di bahu kakakku dan aku bisa merasakan tangannya yg mengusap pelan punggungku untuk meredakan tangisanku namun perlakuannya membuat tangisanku semakin kencang. Aku bahkan telah melupakan tujuanku datang kemari.

" Sssstttt... ada apa little girl, kenapa kau menangis, katakan padaku apa yg terjadi padamu? " pintanya lembut namun aku hanya menggelengkan kepalaku pelan sembari mengeratkan pelukanku terhadap tubuhnya.

Tuhan jagalah selalu kakakku di manapun ia melangkahkan kakinya dan jangan biarkan dia kenapa-napa karena aku sangat menyayangi nya. Aku akan melakukan apapun untuk membuatnya tetap berada di sampingku sampai kapanpun. Aku tak bisa menghentikan air mataku yg terus saja menetes, perasaanku kacau bahkan pandanganku gelap karena mataku tertutup oleh air mataku sendiri.

Aku merasakan pelukan kakakku yg semakin erat, ia mengecup kepalaku dengan sayang sembari bergumam. " Jangan membuatku khawatir Zea? " katanya lirih dan perkataannya berhasil membuat tangisanku berhenti walau masih sesegukkan. Aku mendongakkan wajahku, menatapnya sendu sembari berkata.

" Maaf karena selama ini aku pasti sering kali merepotkanmu kak. " cicitku sembari menundukkan kepalaku. Aku baru sadar bahwa selama ini kakak tak pernah memperdulikan dirinya sendiri karena dia lebih memilih untuk mengutamakan kebahagiaanku.

Bodoh! Aku memang gadis yg sangat bodoh.

" Apa yg kau bicarakan little girl, sudah tanggung jawabku sebagai kakak untuk selalu melindungimu dan kau sama sekali tak pernah merepotkanku. " katanya membuatku kembali menangis. Entah berapa lama aku akan menangis dan terisak di bahunya sembari memeluk tubuhnya erat.

●●●●🌷●●●●

Zelion POV

Aku tak tahu ada apa dengan adikku yg tiba-tiba saja menangis dan berkata seperti itu. Sungguh aku tak pernah keberatan jika dia bertingkah manja atau apapun itu padaku asalkan dia baik-baik maka aku akan bahagia. Aku benci jika melihatnya menangis seperti ini, air matanya membuatku sakit namun aku tak bisa berbuat apapun bahkan aku bingung harus bagaimana.

" Ssssttt... berhentilah menangis little girl, aku tak suka melihat air matamu. " kataku sembari terus mengusap punggungnya agar dia berhenti menangis namun adikku masih saja menangis.

Aku menghembuskan nafas berat seraya melepaskan pelukanku dari tubuhnya. Zea hanya menatapku tanpa berkata sepatah katapun, aku tersenyum lembut padanya sembari melangkahkan kakiku untuk mengambil sebuah gitar yg biasa aku mainkan. Aku berharap bisa menghiburnya agar ia berhenti menangis. Aku akan melakukan apapun agar ia tersenyum atau bahkan tertawa, bukan menangis seperti saat ini.

Ku mainkan sebuah gitar yg berada di tanganku, petikan demi petikan terdengar mengalun merdu bagaikan melodi pembawa kedamaian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ku mainkan sebuah gitar yg berada di tanganku, petikan demi petikan terdengar mengalun merdu bagaikan melodi pembawa kedamaian. Sekilas aku melirik matanya melalui ekor mataku dan ku lihat ia menatapku dalam diam sembari terus mengusap air matanya yg masih menggenang di sudut matanya.

Aku sengaja menyanyikan lagu ini karena lagu ini akan mengingatkannya akan kenangan terindah yg pernah kami ukir bersama ayah dan ibu di sebuah danau jauh dalam hutan. Ya mengukir kenangan indah bersama-sama sewaktu masih kecil, bermain hujan di pertengahan bulan september dan aku lah yg menemaninya bermain. Meski lagu ini tidak lah mirip namun lagu ini tetap meningatkanku akan kenangan waktu itu.

Aku masih terus bernyanyi dan sesekali meliriknya sekilas melalui ekor mataku, dalam hati aku berdoa agar ia menghentikan tangisannya dan usahaku tidak sia-sia karena saat ini aku telah melihatnya menyunggingkan senyum. Perasaan lega menjalar dalam hatiku, membuatnya tersenyum dan bahagia itu lah yg paling penting dalam hidupku. Baru selesai aku bernyanyi tiba-tiba saja dia memeluk tubuhku begitu erat sembari tertawa kecil, begini lebih baik dari pada harus melihatnya menangis.

" Terimakasih atas semua yang telah kau lakukan untukku kak, aku sangat menyayangimu dan aku berharap kau akan selalu memanjakanku seperti ini. " ia bergumam lirih sembari semakin menenggelamkan kepalanya di dalam bahuku, aku mengangguk dan mencium punyak kepalanya penuh kasih sayang.

" Apapun permintaanmu pasti akan aku turuti little girl dan jangan pernah menangis atau bersedih karena aku selalu ada di sini untukmu. " kataku sembari masih terus membelai puncak kepalanya. Tak ada hal yg berharga selain melihatnya bahagia, begutulah yg aku pikirkan.

Saat aku tengah tenggelam dalam lamunanku sendiri tiba-tiba saja ia melepas pelukannya sembari berlari ke arah jendela kamar lalu ia merentangkan kedua tangannya seraya berkata " YOU ARE THE BEST BROTHER I EVER HAD AND I LOVE YOU SO MUCH!!! " teriaknya kencang dan hal itu membuatku terkekeh melihat tingkahnya seperti anak kecil. Aku yakin semua orang pasti mendengar teriakkannya yg begitu kencang.

Vampire Wars [Completed]Where stories live. Discover now