Chapter 1 : Zee & Zea

21.9K 1.4K 23
                                    

Seorang pria berambut hitam tengah duduk bersandar pada sebuah sofa classic berwarna merah kehitaman. Matanya menajam menatap ke arah seorang gadis yg tengah berbincang bersama seorang pria, sesekali gadis itu akan tertawa karna candaan yg di lontarkan sang pria.

" Apa kau tak bosan berdiam diri sembari memperhatikan adikmu terus-menerus? " kata seorang wanita yg berdiri di belakangnya membuat pria itu seketika menolehkan wajahnya. Bibirnya terangkat melengkung ke atas memperlihatkan senyuman yg akan membuat para wanita meleleh karenanya.

" Berdiam diri sembari memperhatikan Zea adalah hal yg menyenangkan mom. " katanya membuat wanita yg bersetatus ibunya itu tersenyum hangat ke arahnya, di elusnya kepala sang putra dengan penuh kasih sayang membuat pria itu memejamkan matanya untuk merasakan kehangatan kasih sayang yg di berikan ibunya.

" Kau tak pernah berubah nak, sedari kecil hingga dewasa selalu saja mengutamakan keselamatan adikmu dari pada dirimu sendiri. " kata ibunya membuat pria itu tersenyum sembari mengangguk, senyuman yg hanya di perlihatkan ke pada ibunya dan juga adiknya saja.

Seorang pria berpakaian prajurit berlari ke arahnya sembari memberikan hormat saat setelah ia berdiri tepat di hadapannya membuat pria itu mengerutkan dahi bingung. Pria itu mengelus dagunya sendiri dengan pandangan matanya yg menatap ke arah prajurit di hadapannya, pertanda bahwa ia menunggu maksud kedatangan perajurit tersebut.

" Hormat hamba yang mulia ratu dan pangeran Zelion. " kata prajurit tersebut sembari memberikan hormat.

Zelion Evander Lioncourt atau biasa di panggil Zee sang pangeran yg terkenal akan kekejamannya. Zee menatap tajam perajurit yg berada di hadapannya membuat prajurit tersebut ketakutan namun ia tetap tak bergeming dari tempatnya.

" Katakan tujuanmu datang kemari? " suara bariton Zee menggema dalam ruangan yg dindingnya bercat coklat gelap dengan dekorasi kuno yg semakin menambah keindahan ruangan tersebut.

Prajurit itu semakin menundukkan kepalanya tak berani menatap wajah tegas Zelion yg terkesan kejam bahkan ibunya bergidik ngeri saat tahu aura menakutkan yg di pancarkan putranya. Merasa bukan urusanya maka ibunya berdiri meninggalkan putranya dan bermaksud menghampiri putrinya.

" M-maksud kedatangan hamba menghadap pangeran hanya untuk melapor bahwa perbatasan kerajaan Lioncourt tengah di serang segerombolan vampire liar yg selalu meresahkan kerajaan. " jelas prajurit tersebut membuat rahang Zee mengeras dan tangannya pun mengepal kuat menahan amarah.

Pria itu bangkit dari duduknya di ikuti prajurit itu yg berjalan di belakangnya dan langsung melesat secepat kilat menuju ke perbatasan kerajaan Lioncourt untuk menyelesaikan sebuah masalah. Namun suara seorang gadis yg memanggilnya membuat langkahnya terhenti. Zee memutar tubuhnya dan mendapati seorang gadis yg tengah berdiri di hadapannya dengan alis saling bertaut.

" Kau mau kemana kak Zee?. " kata gadis itu bertanya. Dia ingin tahu kemana kakaknya hendak pergi dan bolekah jika dia ikut karna jika berdiam diri saja di istana tanpa melakukan apapun itu akan membuatnya bosan.

" Perbatasan. " jawab Zee singkat.

" Aku ikut. " katanya dan langsung melesat meninggalkan kakaknya yg tengah menggeram tertahan karna dia tak suka jika adiknya juga ikut serta dalam menyelesaikan masalahnya.

Zee melesat untuk mengejar adiknya dan bermaksud menuruhnya pulang namun ia tak yakin dengan keputusannya sendiri karna pria itu tahu jika berhadapan dengan keinginan adiknya maka tak akan ada yg bisa mencegah keputusannya. Zee menghembuskan nafasnya kasar sembari terus berlari hingga ia sampai di perbatasan dan melihat puluhan vampire liar.

Vampire Wars [Completed]Where stories live. Discover now