Chapter 31 : Permainan Gila

10.2K 612 100
                                    

Di kerajaan Lioncourt tengah heboh tatkala Sean kembali bertingkah konyol seperti biasa. Mereka kini tengah berada di ruangan tempat biasa mereka berkumpul bersama. Kini hanya ada para pria saja di dalam sana, sedangkan para wanita sibuk sendiri. Tempat yg akan selalu membuat mereka mengukir tentang kebersamaan mereka.

Mereka sering menghabiskan waktu di kerajaan Lioncourt dari pada harus menghabiskan waktu di kerajaan mereka sendiri. Tugas tentu saja akan mereka serahkan kepada bawahan kepercayaan mereka masing-masing namun jika ada masalah darurat maka mereka sendiri yg akan turun tangan. Mereka terlalu bosan jika melakukan aktifitas sendiri tanpa adanya cadaan para sahabatnya. Berbeda dengan Zeldric yg tak pernah merasakan hal seperti itu.

" Harusnya gadisku ada di sini untuk menemani ke hampaanku. " gumam Sean membuat semua temannya bergidik jijik karena perkataannya. Sungguh mereka ingin sekali memusnahkan sosok Sean dari pandangan mereka jika pria itu tetap saja mengatakan sesuatu yg menggelikan. " Berada di sini bersama kalian seperti halnya di kelilingi para pria tua yg telah memiliki seorang putra. " lanjut Sean membuat mereka yg berada di sana menggeram kesal.

Victor berdecak tak suka. " Ck, bilang saja kau iri karena hanya kau saja yg tak memiliki seorang putra ataupun putri di sini. " kata Victor tak terima. Serangan balasan yg membuat Sean kesal.

Ethan mendekati Sean sembari menepuk pundak Sean lalu ia berkata. " Tips buatmu sobat. " Ethan menyeringai licik. " Angkat tubuhnya, terlentangkan di atas ranjang, telanjangi dan terakhir masuki. Tunggu sembilan bulan untuk mendapatkan hasil, Selesai. " kata Ethan tanpa dosa membuat Sean tersenyum sumringah.

Pikirannya kini melayang erotis membayangkan perkataan Ethan. Zeldric menatap tajam Sean tapi Sean tak menyadarinya dan hal itu membuat Ethan, Leon, Victor dan Raven dalam hati bersorak. Sean tak tahu bahwa Zeldrid kini tengah mempersiapkan sebuah kata kematian untuk Sean.

" Seharusnya aku melakukannya sedari dulu. " perkataan Zeldric menggantung. Raven seolah tahu apa yg sedang di pikirkan Zeldric lalu tanpa pikir panjang pria itu menanyakan maksud perkataan Zeldric.

Raven tersenyum iblis. Pikirannya saat ini hanya ada rencana licik untuk mengerjai Sean. " Jelaskan maksud perkataanmu Ric? " pinta Raven dengan memainkan satu alisnya ke arah Sean, Sean yg tak mengerti dengan maksud Raven hanya mengerutkan dahi bingung tanpa mengatakan apapun.

Zeldric tersenyum. Senyumannya selalu mereka artikan sebagai tanda adanya bencana. " Merobek otak mesumu dan membuangnya ke laut mati!! " Sedetik kemudian mata Zeldric kembali menajam. " Aku lebih suka melihatmu dalam keadaan berjalan tanpa otak. " tak ada yg mampu mengatakan satu katapun. Keheningan terjadi saat Zeldric selesai mengatakan pesan kematian yg ia tunyukkan hanya untuk Sean. Mereka bergidik saat mulai membayangkan perkataan Zeldric.

Sean mengerapkan mata berulang kali mencerna kembali perkataan Zeldric dan sedetik kemudian ia bergidik ngeri. " Oh ayolah sobat aku hanya bercanda. " katanya dengan tersenyum gugup ke arah Zeldric. Sean berpikir bahwa pria yg bersetatus ayah Zea itu sangat menakutkan sedadi dulu sampai sekarang.

Leon menghampiri Ethan sembari menepuk bahunya lalu ia berkata. " Sebenarnya dia telah berhasil melakukanya dan membuatnya hampir saja terbunuh, Beruntung ada Zea yg melindunginya. " jelas Leon membuat Ethan dan Victor terkejut karena mereka tak tahu beritanya. " Ck, bisakah kalaian berhenti memasang wajah bodoh seperti itu hah! " kata Leon kesal.

Sean mendegus tak suka jika hal kemarin di bahas lagi. " Berhenti membahas tentang hal kemarin! " geram Sean kesal. Sean sungguh ingin menemui Zea jika mereka terus-menerus membahas sesuatu yg mungkin bisa memancingnya untuk merasakan kembali nikmat surga dunia. Apa mereka tak tahu bahwa Sean tengah mati-matian menahan gairahnya sendiri untuk menyentuh tubuh matenya lagi.

Vampire Wars [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang