Chapter 54 : Kehebohan Di Istana Lioncourt.

7.4K 498 38
                                    

" Tidak mau! Kau tahu, aku benci tikus dan kau justru menyuruhku memeliharanya. Kau gila, bahkan ada banyak hewan lucu yang bisa aku jadikan hewan peliharaanku. " tolak Zea marah sembari berlari menjauhui Sean yang juga tengah berlari mengejar gadisnya dengan membawa hewan yang di maksud Zea.

Sean tergelak. Tikus? Sesaat otak Sean seakan mendadak berhenti bekerja. Matanya melirik sekilas hewan di tangannya. Bukankah tikus lebih besar dari hewan yang ada di tangannya? Lagipula, Sean tadi pagi membelinya. Jika hewan itu tikus, jelas tidak akan di jual dan di jadikan hewan peliharaan. Tetapi penjual hewan itu berkata bahwa hewan itu peliharaan lucu yang sangat cocok untuk seorang gadis.

" Tidak! Lihatlah baik-baik. Kau salah paham. Hewan ini bukanlah tikus. Bentuknya saja tidak sama. Tikus jauh lebih besar dari hewan di tanganku ini. Bahkan namanya saja berbeda. Jadi, berheni berlari sayang..., " Sean berteriak kecang, menyuruh gadisnya berhenti dan membuatnya mengerti bahwa itu bukan tikus.

" Tidak! Itu jelas tikus. Hewan itu bahkan memiliki moncong seperti tikus. " kekehnya tidak mau kalah dan enggan mendengarkan Sean.

Mereka tengah berlarian di istana kerajaan Lioncourt. Seperti biasa, Sean meninggalkan pekerjaannya hanya demi gadisnya dan bahkan pria itu membebankannya kepada Tavros. Terkadang, pria itu sangat sulit di pahami. Sean jelas, bukan pria yang mau tunduk pada setiap peraturan yang ada. Pria itu akan selalu mengikuti apa kata hatinya dan berjalan mengikuti nalurinya.

" Sayang.... lihatlah, hewan ini sangat lucu dan menggemaskan sepertimu! Kecil, mungil, lucu, mengemaskan dan juga agresif. Bukankah kau juga seperti itu saat sedang berduaan denganku?! " kata terakhir Sean membuat amarah Zea memuncak. Zea tak suka di samakan dengan hewan menjijikkan itu. Wajah cantiknya justru di samakan dengan tikus?. Sean, benar-benar bosan hidup.

Zea menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap ke arah Sean. Wajahnya memerah padam, menahan amarah yang meledak-ledak di dalam dirinya. Awalnya Sean lega saat tahu gadisnya tak lagi berlari menjauhinya. Tetapi, detik kemudian mimik wajahnya berubah muram. Sean menegguk salivanya dengan susah payah. Ia seakan-akan tengah melihat dewi kematian di hadapannya. Sangat mengerikan! Batinnya berteriak.

" Apa kau bilang? Lucu, mungil, kecil, menggemaskan dan juga agresif sepertiku?! " ia mengulang kembali perkataan Sean. Posisi Zea sedikit jauh dari posisi Sean. Gadis itu berkacak pinggan dan melototkan matanya ke arah Sean yang terdiam tanpa kata. " Sean sayang... apakah kau sudah bosan hidup? Menyamakanku dengan hewan menjijikkan itu. Sungguh indah imajinasimu terhadapku! "

Sean kembali meneguk salivanya susah payah. Kenapa ia berakhir mengenaskan seperti ini. Niatnya hanya ingin memberikan hadiah lucu dan menggemaskan kepada gadisnya. Tetapi bukannya Sean mendapatkan ciuman mesrah di bibir, ia justru mendapat masalah yang serius. Benar-bear hari sial.

" Ehem... sayangku Zea, kau salah paham. Hewan di tanganku ini bukanlah tikus, tetapi hamster. Kau tahu bukan, hamster yang lucu itu? " Sean berusaha untuk menjelaskan yang sebenarnya. Ia tak ingin Zea marah dan berakhir mengacuhkannya. " Lihatlah baik-baik sayang, jangan marah dulu. "

Kemudian, Sean melangkahkan kakinya mendekati Zea sembari menyodorkan hewan lucu itu ke arah gadisnya. Awalnya Zea ragu, tapi karena Sean terus memaksa pada akhirnya Zea dengan takut-takut melirik hewan itu yang ada di tangan Sean. Dahinya berkerut tak mengerti, sepertinya hewan itu berbeda dengan seekor tikus.

 Dahinya berkerut tak mengerti, sepertinya hewan itu berbeda dengan seekor tikus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Vampire Wars [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang