Chapter 2 : Kerajaan Lioncourt

17K 1.2K 20
                                    

" Apa kau tak terkejut melihat pertumbuhan putra dan putrimu Ric? " kata seorang pria yg duduk bersandar pada sebuah sofa. Pria itu sedari tadi memainkan sebuah pisau kecil di tangannya sesekali ia akan mengoreskan pisau itu di kulitnya sendiri hingga mengeluarkan darah.

Sedangkan pria yg duduk tepat di sampingnya pun merasa tergganggu dengan apa yg di lakukan pria itu, lalu ia berkata " Berhentilah memainkan pisau kecil itu Vic. " ujarnya geram.

Pria yg di panggil Vic tadi hanya menatapnya sembari berkata " Apa? " katanya membuat pria berambut coklat itu semakin kesal di buatnya.

Mereka adalah Victor, Leon, Raven dan Ethan yg tengah berada di kerajaan Lioncourt untuk berkumpul dan mengobrol bersama. Mereka akan berkunjung jika mereka tak sedang di sibukkan dengan tugas kerajaan mereka masing-masing.

" Vic berhentilah memainkan pisau di tanganmu. " tegur Raven yg duduk di samping Zeldric.

" Kenapa kau hanya menegurku saja, seharusnya kau menegurnya juga Rav. " protes Victor sembari menunjuk Leon.

Leon yg merasa dirinya tak bersalah bermaksud membela diri namun datangnya Zee dan Zea membuat pria itu mengurungkan niatnya. Mereka menatap Zee dan Zea dengan tatapan bertanya, membuat kedua orang tersebut menatap mereka dengan pandangan yg sama.

" Huft kenapa jadi saling tatap-menatap sih. " gerutu Zea sembari mengerucutkan bibirnya kesal.

" Bagaimana keadaan perbatasan saat ini nak? " kata Zeldric ayahnya.

Zea menghela nafasnya pelan sembari menghampiri ayahnya. Ia duduk di lantai beralaskan karpet berwarna dark brown dengan kepala yg bersandar di paha sang ayah. Zeldric mengusap kepala putrinya penuh kasih sayang, pria itu sangat menyayangi putrinya yg begitu manja namun juga mengerikan di waktu marah.

" Untuk saat ini perbatasan masih dalam kondisi aman. " kata Zee sembari mendudukkan diri tepat di depan ayahnya. Pria itu berkata tanpa menatap ayahnya karena matanya sedari tadi hanya fokus mengarah pada adiknya.

" Sebentar lagi kau akan menggantikan posisi ayahmu Zee. " kata Ethan yg duduk di samping Raven sembari memakan buah apel di tangannya.

Zee menolehkan wajahnya menatap Ethan dengan tajam dan dia berkata " Aku tidak tertarik. " katanya sembari berdiri dari duduknya bermaksud pergi meninggalkan ruangan tersebut namun sebelum pria itu benar-benar pergi, ia menolehkan wajah dan memanggil Zea agar ikut dengannya.

Gadis itu dengan cepat berdiri dan berlari mengejar kakaknya tanpa berpamitan membuat Raven menggelengkan kepalanya heran. Siapapun yg melihat kedekatan mereka berdua pasti akan berfikir bahwa mereka berdua adalah sepasang kekasih namun nyatanya hanya saudara kandung atau lebih tepatnya kakak dan adik.

" Ada apa dengan putramu Ric? " Ethan bertanya.

Zeldric yg di tanya hanya mengedikkan bahu acuh. Pria itu tak peduli jika putranya tak menginginkan takhta karena ia berpikir bahwa putranya berhak menentukan pilihan hidupnya sendiri.

" Dia bebas memilih meski dia putraku bukan berarti aku berhak menentukan jalan hidupnya. " jelas Zeldric sembari menegguk cairan merah di tangannya.

Zeldric tak pernah mengekang putranya agar menjadi seperti dirinya. Ia berpikir bahwa putranya kelak akan menjadi pria yg hebat melebihi dirinya maka dari itu ia membiarkan putranya melakukan hal yg putranya inginkan. Begitupun dengan Ciel istrinya yg tak pernah mengekang kedua anaknya agar menjadi seperti kedua orang tuanya.

●●●●🌷●●●●

Zea terus saja mengikuti Zee dari belakang sesekali ia akan mendengus atau bahkan menggerutu tak jelas. Ia kesulitan mengimbangi langkah kaki Zee yg terkesan buru-buru. Karena kesal dengan kakaknya maka gadis itu melempar benda kecil yg ada di sakunya ke arah kakaknya hingga mengenai kepala kakaknya dengan cukup keras membuat pria itu menghentikan langkahnya secara tiba-tiba.

Vampire Wars [Completed]Where stories live. Discover now