Chapter 4 : Penasaran

13.9K 994 15
                                    

Zea kini tengah dalam perjalanan pulang dari hutan menuju kerajaan Lioncourt. Gadis itu melesat tanpa memperhatikan jalan karna ia sedari tadi berpikir tentang kejadian di hutan tadi namun tiba-tiba saja ia berhenti mendadak membuat Zee mengernyitkan dahi bingung.

" Kerajaan masih jauh lalu kenapa kau berhenti di sini Zea? " Zee bertanya sembari berdiri di samping gadis itu.

Zea menghiraukan perkataan kakaknya karena mata gadis itu tengah fokus menatap ke arah seorang pria yg tengah berbincang dengan seorang gadis cantik. Zea tahu siapa pria itu namun ia tak tahu dengan siapa pria itu berbincang, karena pernasaran maka gadis itu menghampiri mereka berdua.

" Tunggu! " Zee berucap sembari menahan lengan Zea yg ingin menghampiri seorang pria yg sedang berbicang dengan seorang wanita. Zee menggeram marah dengan apa yg ia lihat bahkan kedua tangan pria itu telah mengepal erat dan sikap Zee membuat Zea semakin mengernyitkan dahinya bingung.

" K-kak kau menakutkan. " cicit Zea pelan karena saat ini aura Zee sangatlah menakutkan dan hal itu membuat Zea tak berani membantah perkataan kakaknya.

Zee menolehkan wajahnya ke arah Zea, pria itu mengulurkan tangannya untuk mengusap kepala adiknya dengan sayang. Zee tak ingin Zea tahu dengan siapa Sean sedang berbincang dan karena itulah ia mencegah Zea untuk menghampiri Sean.

" Wanita ular! " desis Zee dalam hati. Pria itu tengah mati-matian menahan amarahnya yg siap meledak saat ini juga.

" Pulanglah bersama mereka dan jangan membantah ataupun bertanya. " kata Zee membuat Zea menganggukkan kepalanya takut. Gadis itu tak berani membantah apa yg di katakan kakaknya dan ia lebih memilih untuk meninggalkan tempat tersebut bersama ke empat anak laki-laki yg mengikutinya dari belakang.

Zee menatap kepergian Zea hingga gadis itu menghilang dari pandangannya. Setelah kepergian adiknya itu Zee langsung saja menghampiri Sean yg sedang berbicang dengan seorang gadis. Zee menghampiri mereka dengan rahang mengatup kuat bahkan kedua tangannya sedari tadi telah mengepal erat karena menahan emosi.

" Sudah ku duga wanita iblis sepertimu akan kembali untuk merebut sesuatu yg telah kau buang. " geram Zee yg telah berdiri di samping Sean dan membuat mereka berdua terkejut.

Wanita itu menatap sinis ke arah Zee sembari berkata " Aku tak membuangnya dan aku akan merebut kembali apa yg telah menjadi milikku. " desis wanita itu tanpa ragu bahkan ia tak takut sama sekali dengan Zee.

Zee menggeram marah dan ia berniat untuk mencekram leher wanita itu namun ia kalah cepat dengan Sean. Pria itu sedari tadi telah berusaha menahan emosinya namun perkataan wanita itu membuatnya marah dan ia tak akan membiarkan wanita itu merusak kebahagiaannya bersama Zea.

" Sedikit saja kau melukai gadisku maka aku tak segan-segan membunuhmu Deliora! " desis Sean sembari mencengram leher wanita itu dengan sangat kuat.

" Aku tak peduli dan aku tak akan menyerah untuk mendapatkan seseorang yg seharusnya menjadi milikku! " desis Deliora tak mau kalah.

Sean semakin mengeratkan cengramannya di leher wanita itu hingga membuatnya mengaduh kesakitan. Sean tak peduli dengan rasa sakit yg di derita Deliora akibat cengramannya karena yg ia pedulikan saat ini adalah membuat Deliora tak berani mengusik kehidupannya bersama Zea.

" Setelah kau membuangku maka saat itulah aku bukan lagi milikmu dan jangan harap kau bisa mendapatkanku lagi Deliora. " geram Sean murka lalu pria itu menghempaskan tubuh Deliora hingga membentur pohon besar.

Zee menatap ke arah Sean penuh ancaman membuat Sean menggeram tak suka. Pria itu memutar tubuhnya hingga berhadapan dengan Zee lalu ia mengulurkan tangannya untuk menepuk bahu Zee sekali sembari berkata.

Vampire Wars [Completed]Where stories live. Discover now