Chapter 53 : Bersamamu!

8.7K 493 58
                                    

Warning! Adengan romantis yg bisa bikin baper. Buat kalian yg di bawah umur menjauh ya. Ini cerita ada adegan dewasanya, dikit sih 😂 tapi tetep gak boleh.

Aku buat chap ini, khusus buat kalian para pengemar Zee dan Irish. Aku harap kalian suka 😉

Lagian, suasana ceritanya lagi mendukung banget nih buat Zee dan Irish yg terpisah beberapa hari. Jangan lupa kasih voment dan kasih penilaian buat chap ini 🤗

●●●🌷●●●

" Mau ikut bersamaku? " Zee mengulurkan tangan kanannya kepada Irish. Dengan senyum malu-malu, Irish menerimanya.

Wajahnya memerah padam. Irish tak tahu bersikap seperti apa. Zee selalu bersikap dingin kepadanya. Sekalipun Zee telah menerimanya hanya saja, sikapnya masih datar dan dingin seperti dulu. Memang terkadang pria itu akan bersikap lembut kepadanya. Tetap saja Zee sosok pria yg sulit untuk bersikap romantis.

Jantung Irish seakan-akan ingin meledak. Ia memperhatikan Zee yg menggenggam erat tangannya, Terasa hangat dan nyaman. Irish merasa terlindungi. Ia selalu saja mengagumi sosok pria berwajah datar dan dingin di hadapannya.

Terkadang Irish tak mengerti dengan sikap Zee yg selalu saja berubah-ubah. Kadang kala pria itu akan bersikap lembut, manis dan penuh kasih sayang. Kadang kala ia juga akan bersikap dingin, datar, cuek dan tak peduli. Tetapi ia yakin bahwa Zee mencintainya.

" K-kita mau kemana? " cicitnya. Irish menggigit bibir bawahnya, gugup. Sesekali ia memilin ujung dress kuning yg di kenakannya. Ia takut jika Zee akan memarahinya.

Bungkam! Zee terus menariknya menuju jendela. Hembusan angin malam yg menusuk kulit putinya membuat bulu kuduknya berdiri. Irish mendongak, menatap langit penuh bintang-bintang dan sinar cahaya bulan yg menerangi bumi.

" Akh! " pekik Irish saat tiba-tiba kakinya tak lagi menginjak tanah.

Dengan tiba-tiba, Zee mengangkat tubuhnya dan membawanya naik ke jendela kamar Irish yg terbuka lebar. Zee melirik Irish sekilas. Ia lalu mengeratkan rengkuhannya.

" Pegangan yg erat atau kau akan jatuh! " bisiknya kepada Irish. Zee kembali bersikap dingin dan Irish benci itu.

Dengan degup jantung yg kian menggila, Irish mengalungkan kedua tangannya ke leher Zee. Setelah itu, Zee melesat keluar dari kamar itu melalui jendela.

Zee mengendong Irish ala bridal style. Entah kemana tujuannya yg pasti malam ini ia ingin bersama dengan gadisnya. Menghabiskan waktu berdua saja setelah insiden yg tak terduga, membuat mereka tak bertemu untuk beberapa hari.

Lagipula, udara malam ini sangat mendukung kebersamaan mereka berdua. Zee melesat dengan cepat memasuki hutan. Ia berulang kali meloncati pohon satu ke pohon yg lain.

" Hmm... hangatnya. " gumam Irish yg semakin mengeratkan pelukannya di tubuh Zee. Terasa hangat dan nyaman sekali. Irish merasa terlindungi hanya jika ia berada di samping Zee. Membuat Irish enggan jauh-jauh darinya.

Senyum tipis terukir di bibir Zee. Ia berhenti di batang pohon besar yg ia pijak. Zee menatap lurus ke arah depan, sebelum akhirnya ia mengalihkan pandangannya pada Irish. Di lihatnya wajah gadisnya yg berada di dekapannya. Degup jantung Irish terdegar sangat jelas di telinganya.

" Dingin huh? Kau mau kembali? " Zee bertanya dengan nada suara dingin dan datarnya. Irish justru menggeleng-gelengkan kepalanya, menolak tawaran Zee. " Eratkan pelukanmu di tubuhku. Aku akan memberimu sedikit kehangatan. "

Irish mendongak, menatap Zee dengan mata sayu. " Kenapa kau berkata hanya sedikit. Tidakkah kau memberikanku kehangatan yg sesungguhnya? " cicitnya lirih.

Vampire Wars [Completed]Where stories live. Discover now