Chapter 8 : Flashback One

10.6K 685 0
                                    

Dalam gelapnya malam yg kian mencengkam, seorang anak kecil tengah berdiri di bawah terangnya rembulan sembari sesekali mengusap wajahnya kasar. Ia mendongak menatap langit malam dengan sendu, tatapan matanya tersirat akan kekhawatiran yg begitu besar hingga membuatnya gelisah tanpa henti.

" Aku merasakan firasat buruk yg sebentar lagi akan datang. " gumamnya frustasi. Ia tak tahu firasat buruk seperti apa yg akan menghampiri keluarganya.

Ia seorang pangeran kecil yg memiliki kekuatan besar namun meski begitu tetap saja kegelisahan hatinya tak dapat ia bendung menggunakan kekuatannya. Pangeran kecil itu tengah melamun dan tanpa ia sadari, seorang pria berambut hitam legam telah berjalan menghanpirinya. Di sentuhnya kepala pangeran kecil itu hingga membuatnya terkejut.

" Apa yg sedang kau pikirkan son? " kata pria itu yg tak lain adalah Zeldric. Ia tak sengaja melihat putranya yg tengah melamun dan karena itu ia menghanpiri putranya untuk bertanya apa yg sedang putranya pikirkan.

Pangeran kecil itu mendongak untuk menatap wajah ayahnya sembari berkata. " Aku merasakan akan ada masalah besar yg menimpa keluarga kita dad dan aku tak tahu apa itu. " gumamnya lirih dengan matanya yg menatap sendu langit malam.

Zeldric mengulas senyum sembari mengusap kepala putranya dengan sayang dan pria itu bekata. " Tenanglah son, daddy mu ini akan melindungi keluarga kecil kita. " ia menghentikan perkataannya sejenak lalu pria itu berjongkok, berusaha mensejajarkan tinggi badannya dengan tinggi badan putranya lalu ia melanjutkan perkataannya yg tertunda. " Jadi maukah kau membantu daddy untuk melindungi mommy dan juga adikmu hem? " katanya sembari mengulurkan tangannya ke arah putranya.

Dan dengan cepat putranya menerima uluran tangan ayahnya. Pangeran kecil itu tersenyum sembari mengangguk antusias lalu ia berkata. " Ya daddy, Zee mau membantu daddy menjaga mommy dan juga Zea. " katanya bersemangat membuat Zeldric ikut tersenyum sembari mengusap kepala putranya dengan sayang.

" Bagus, jadilah kuat agar bisa melindungi orang-orang yg kau sayangi son dan tentu saja daddy akan selalu membantumu. "

Perkataan Zeldric membuat putranya yg bernama Zelion Evander Lioncourt menganggukkan kepalanya antusias. Ia tak akan membiarkan siapapun menghancurkan keluarga kecilnya dan ia akan melindungi keluarga kecilnya meski harus mempertaruhkan nyawanya sendiri. Baginya keselamatan istri dan kedua anaknya sangatlah penting maka dari itu ia akan mati-matian menjaga apa yg berarti dalam hidupnya.

Mereka berdua tengah asyik berbincang namun perbincangan mereka harus berakhir tatkala seorang perajurit datang dengan terburu-buru. Zeldric menatap perajuritnya dengan wajah menuntut penjelasan dan tanpa basa-basi perajurit tersebut menunduk hormat sembari berjongkok dengan satu lutut di tekuk.

" Hormat hamba yg mulia lord Zeldric, hamba mendapat titah untuk memberitahukan kepada yang mulia bahwa kerajaan Lioncourt tengah di serang. " kata perajurit tersebut membuat rahang Zeldric mengeras seketika.

Zeldric tak berkata apapun karena pria itu langsung melesat pergi begitu saja dengan putranya yg mengikutinya dari belakang. Zeldric melesat untuk menemui istrinya yg tengah mengendong putri kecilnya di taman belakang. Setelah ia sampai di hadapan istrinya, pria itu langsung saja membopong tubuh istrinya dan membawanya ke dalam kamar.

" Dengar! penyerangan ini mungkin ada hubungannya dengan kedua anak kita maka dari itu tetaplah di sini dan jangan sesekali keluar. " tegas Zeldric membuat istrinya mengangguk mengerti tanpa berani membantah ataupun bertanya karena takut. Sedangkan putranya kini tengah mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat, ia berpikir bahwa ini lah jawaban atas firasat buruknya tadi.

" Daddy apa yg harus aku lakukan? " Zee bertanya kepada ayahnya dengan nada tegas membuat Zeldric tersenyum kecil. Ini lah yg ia suka dari putranya, putra kecilnya yg begitu pemberani dan kelak putranya akan menjadi orang yg hebat melebihi dirinya.

Zeldric mensejajarkan tinggi badannya dengan tinggi badan putranya lalu ia berkata. " Tetaplah di sini untuk menjaga mommy dan adikmu. " katanya membuat putranya mengangguk mengerti. Lalu pria itu meneggakkan tubuhnya sembari berjalan menuju pintu dan bersiap untuk berperang. Namun sebelum ia benar-benar pergi, pria itu menolehkan wajahnya sejenak sembari berkata. " Daddy mempercayakan keselamatan mereka berdua padamu son. " lanjutnya dan sedetik kemudian ia menghilang di balik pintu besar.

Zee menatap sendu kepergian ayahnya. Tak ada yg tahu bahwa ia sangat mengkhawatirkan ke adaan ayahnya yg kini telah pergi untuk berperang. Namun sejenak ia menepis perasaan itu dan kembali fokus pada tugas yg ayahnya berikan. Ia menghampiri ibunya yg tengah menangis dalam diam, di usapnya lembut pipi sang ibu menggunakan jemari kecilnya. Ia berharap bahwa tangan mungilnya bisa menenangkan ibunya agar ibunya berhenti menangis.

" Jangan menangis mom, Zee akan melindungi mommy dan Zea jadi mommy tak perlu khawatir lagi. " katanya sembari menghapus airmata ibunya. Ciel tersenyum kecil karena tingkah putranya yg begitu menggemaskan. Dalam hati ia bersyukur karena telah mendapatkan putra yg begitu pintar.

●●●●🌷●●●●

" Bergerak satulangkah saja maka aku akan membakar tubuh kalian tanpa sisa! " geram Raven yg baru saja tiba bersama Kenzie. Pria itu menggunakan elemen api untuk menghentikan peperangan, sedangkan Kenzie memilih untuk diam sembari berdiri tak jauh dari kakaknya.

Tak lama kemudian Leon, Victor, Sean, Ethan dan yg lainnya datang untuk membantu. Mereka yg mendengar berita bahwa kerajaan Lioncourt telah di serang langsung saja melesat dengan kekuatan penuh. Zeldric yg juga baru datang bersama Ernest langsung saja bergabung dengan mereka dan berdiri di tengah untuk memimpin perang.

" Akhirnya kau keluar juga. " kata seorang pria berambut hitam yg tengah berhadapan dengan Zeldric.

Zeldric menatap pria di hadapannya dengan tajam. Ia tahu lambang kalung yg di pakai pria itu, lambang itu adalah symbol dari clan Reinhardt. Clan vampire kegelapan yg memburu darah makhluk lain untuk meningkatkan kekuatannya dan peperangan kali ini bukanlah peperangan yg mudah ia atasi.

" Pergilah atau hidupmu akan berakhir di sini. " Zeldric menggeram di iringi matanya yg mulai berwarna merah darah, taring mencuat di sela-sela bibirnya dan kuku memanjang.

Bukanya takut, pria di hadapan Zeldric malah tertawa keras. Pria itu tak takut akan ancaman yg di lontarkan Zeldric, tujuannya kemari hanya untuk berburu dan ia telah mempersiapkan diri sebelum masuk ke kandang mangsanya.

" Apa kau pikir aku takut dengan lelucon yg kau buat hah! Sebelum berburu, maka tentu saja aku akan mempersiapkan diri terlebih dulu dan di sinilah aku sekarang. " pria itu merentangkan kedua tangannya sembari tertawa jahat dan dalam sekejap mata ia berada tepat di hadapan Zeldric sembari berkata. " Siap untuk berburu tikus. " katanya dan pria itu tanpa pikir panjang, langsung memukul wajah Zeldric dengan sangat keras hingga membuat Zeldric terpental membentur gerbang istana.

Kejadian itu sangatlah cepat membuat mereka semua terkejut bahkan Ernest yg berdiri tak jauh dari Zeldric pun juga mendapatkan pukulan. Zeldric menggeram marah sembari berdiri dan di ikuti Ernest yg tengah mengepalkan kedua tangannya hingga memutih. Keadaan menjadi tak terkendali tatkala Leon melayangkan pukulannya ke arah pria yg telah memukul Zeldric dan Ernest.

" Berhentilah bermain-main Edgar dan cepat selesaikan pemburuan kita. " kata seorang pria yg tengah berdiri dengan tangan bersedekap dada.

Pria yg di panggil Edgar tadi hanya menggeram tertahan sembari melesat menghindari serangan. Ia memberi aba-aba ke semua perajuritnya untuk menyerang lawannya dan hal yg sama juga di lakukan Zeldric ke semua perajuritnya. Peperangan tak bisa di hindari dan kini kerajaan Lioncourt bagaikan neraka kematian.

Vampire Wars [Completed]Where stories live. Discover now