Chapter 26 : Terbangun

8.9K 626 128
                                    

Lima hari telah berlalu dan sampai sekarang Zea maupun Irish masih tak sadarkan diri. Sean dan Zee enggan keluar dari ruangan tersebut bahkan mereka juga tak menyentuh sedikitpun darah yg selalu di sajikan para pelayan untuk nutrisi tubuh mereka. Kebisuan mereka seakan menjadi racun mematikan bagi Margareth dan Ciel yg bersetatus sebagai ibu mereka.

" Sampai kapan kalian akan menyiksa diri kalian sendiri nak. " kata Ciel lirih, air matanya jatuh tatkala melihat putra dan putrinya dalam kondisi buruk seperti saat ini. " Jangan salahkan diri kalian atas apa yg terjadi pada mereka berdua nak. " Ciel, wanita itu masih berusaha untuk menyadarkan Zee dan Sean yg kini tengah mempersalahkan diri mereka sendiri atas apa yg terjadi terhadap matenya.

Namun perasaan bersalah yg mereka rasakan tak mampu menyadarkan kembali pikiran mereka dan enggan mendenggar perkataan siapapun. " Tidak mom, ini semua memang salahku yg tak bisa melindungi mereka berdua. " gumam Zee lirih, pria itulah yg paling terpukul atas kondisi Zea dan Irish saat ini.

" Sudahlah kau tak akan bisa mencairkan kembali pikiran mereka yg kini telah membeku!. " kata Margareth sedikit meninggi, wanita itu tengah frustasi bahkan juga menyerah karena apa yg ia lakukan untuk menyadarkan putranya sama sekali tak berhasil dan semuanya pasti akan sia-sia.

" KAU SUDAH TAHU MAKA PERGILAH!!! " bentak Sean marah. Matanya menatap tajam ibunya hingga membuat wanita paruh baya itu ketakutan dan memilih keluar dari ruangan tersebut tanpa mengeluarkan sepatah katapun bahkan Ciel pun terkejut mendengar bentakannya.

" Diamlah berengsek! Kau membuat ibuku terkejut. " geram Zee marah tatkala bentakan Sean mengakibatkan ibunya terkejut. Sean hanya tersenyun lemah dan menggumamkan kata maaf yg membuat Zee mendengus kesal. " Mom tak perlu khawatir dengan kondisiku karena aku akan baik-baik saja. " perkataan Zee pada akhirnya membuat ibunya mengangguk kecil, meski dalam hati ia ingin sekali memaksa putranya agar memperhatikan kondisi kesehatannya namun Ciel mengurungkan niatnya itu.

Ciel lebih memilih untuk pergi dari ruangan tersebut dan meninggalkan Zee bahkan juga Sean. Sesaat setelah peninggalan Ciel, mereka berdua kembali duduk di samping ranjang sembari menggengam tangan matenya dan sesekali mencium punggung tangannya dengan lembut. Mereka berharap kedua gadis tersebut segera membuka mata agar hati mereka tenang.

Keheningan terjadi di antara mereka berdua, tak ada yg mengatakan sepatah katapun hingga akhirnya Sean mendengus dan melangkahkan kakinya untuk mengambil sebuah gitar. Entah apa yg akan ia lakukan namun yg jelas pria itu ingin mengutarakan isi hatinya. Zee menatap ke arah Sean dengan alis saling bertaut namun sedetik kemudian pria itu memilih untuk bergabung dengan apa yg akan Sean lakukan.

" Mungkin kebanyakan orang akan menganggap jijik dengan apa yg aku lakukan tapi saat ini aku hanya ingin mengutarakan isi hatiku dan aku tak peduli dengan pikirkan orang lain terhadapku. " tegas Sean membuat Zee menjitak kepala pria itu sedikit keras.

" Hentikan perkataanmu yg menjijikkan itu dan kau seakan tengah melangsungkan sebuah pertunjukkan sialan! " geram Zee kesal, membuat Sean mendengus tak suka.

Sean menjitak kepala Zee sembari berkata. " Kau seharusnya ingat bahwa aku lebih tua darimu sialan! " geram Sean tak terima. " Dan aku masihlah teman ayahmu meski adikmu adalah mateku. " perkataan Sean membuat Zee mendegus namun ia hanya diam dan enggan membalas perkataan Sean yg selalu saja membuatnya kesal setengah mati.

" Seharusnya aku bernyanyi saat setelah istriku membuka mata. " gumam Sean kembali membuat Zee kesal dan ia berharap bahwa Zea maupun Irish segera sadar agar ia bisa menjauh dari Sean. Jika lama-lama terkurung dalam ruangan sama dengan Sean maka sudah di pastikan ia akan segera mengalami depresi tingkat tinggi.

" Shit! Bisakah kau berhenti. " Zee mengumpat kesal, ia tak tahu sudah berapa kali mengumpat atau bahkan menggeram marah hanya karena perkataan Sean yg membuatnya jijik dan terkurung dalam ruangan yg sama itu bagaikan mimpi buruk untuknya.
Zee memijit kepalanya yg seakan pening namun meski begitu apa yg Sean lalukan kadang kala bisa menghibur kepenatan di antara mereka.

Vampire Wars [Completed]Where stories live. Discover now