Chapter 9 : Flashback Two

9.1K 692 12
                                    

Di luar istana terjadi keributan besar, membuat semua orang yg berada di dalam istana kian gelisah dan takut. Sedangkan sang pangeran kecil masih setia menjaga ibu dan juga adiknya di dalam sebuah kamar. Dalam hati ia berjanji akan melindungi ibu dan adiknya dengan sungguh-sungguh maka dari itu ia tak mau meninggalkan kamar tersebut barang sejenak saja.

Ciel sedari tadi gelisah, ia takut suaminya kenapa-napa namun meski begitu ia tak berani keluar kamar karena suminya berpesan agar ia tetap berada dalam ruangan tersebut. Zee sedari tadi berdiri menghadap pintu masuk, matanya tak pernah lepas dari pintu besar yg telah tertutup rapat bahkan mata vampire nya kini telah aktif. Zee menajamkan indra pendengarannya karena ia merasakan bahwa ada seseorang yg mendekat ke arahnya.

Brakk...

Pintu itu terbuka dengan sangat keras hingga membuat adik kecilnya menangis karena terkejut dan hal itu berhasil memancing amarah Zee. Zee menatap tajam ke arah pintu, di sana telah berdiri beberapa orang pria yg tak ia kenal. Jumlah mereka hanya ada tiga dan dengan cepat ia berdiri di depan ibunya yg tengah berusaha menenangkan adiknya. Ia tak peduli seberapa banyak musuh yg akan ia lawan, yg ia pedulikan hanyalah keselamatan ibu beserta adiknya.

" Well, akhirnya aku menemukan kalian. " gumam pria tersebut dengan seringaian tercetak jelas di wajahnya.

Zee menatap marah ke arah pria di depannya sembari sesekali melirik ke arah ibunya. Tubuhnya memang kecil tapi ia akan berusaha sebisa mungkin untuk melindungi ibu dan adiknya. Pria yg berada paling tengah kini melangkah maju ke arahnya, tak ada ketakutan yg tercetak di wajah Zee karena yg ada hanyalah tatapan membunuh.

" Sedikit saja kau menyentuh mommy dan adikku maka aku tak segan-segan membunuhmu. " gerama keluar dari bibir mungil Zee, ia tak takut dengan pria di hadapannya karena ia lebih takut akan keadaan ibu dan adiknya.

Mereka tertawa mendengar perkataan Zee yg menurut mereka lucu. Mereka berpikir bahwa anak kecil sepertinya tak akan bisa membunuhnya dengan mudah namun tawanya terhenti tatkala Zee melesat dengan cepat dan menendang pria yg berada di tengah hingga membentur dinding. Kedua temannya yg melihat serangan tiba-tiba dari Zee pun tak tinggal diam, mereka menyerang Zee bersamaan namun dengan lihai Zee menghindari serangan mereka.

" Ku bunuh kau brengsek! " geram salah satu pria tersebut dan langsung menyerang Zee membabi-buta namun Zee tetap berhasil menghindarinya.

Matanya semakin menggelap seiring amarahnya yg kian menjadi-jadi, membuat ke tiga pria tersebut bergidik ngeri karena melihat matanya yg memancarkan aura mengerikan. Namun niatnya untuk mendapatkan kekuatan dari darah Zee dan Zea sangatlah kuat sehingga membuat mereka menepis perasaan takut di dalam hatinya. Mereka menyerang Zee kembali seakan tak peduli dengan ancaman yg di lontarian Zee.

Zee mengarahkan tangan kanannya ke depan sembari bergumam " Hancur. " dan detik berikutnya ledakan keras terdengar ke penjuru istana, membuat orang-orang yg berada di dalam istana maupun luar istana terkejut. Bahkan dinding ruangan tersebut kini telah hancur dan meyisakan lubang besar akibat ledakan yg ia buat.

Zee manatap ke arah ibunya dan berjalan menghampirinya seraya berkata. " Mommy dan Zea baik-baik saja kan? " Zee berkata panik karena cemas. Ia merutuki kekuatannya yg berlebihan hingga membuat adiknya menangis keras karena terkejut. Ciel tersenyum lembut ke arah putranya sembari mengangguk, tanda ia dan adiknya baik-baik saja.

" Sebaiknya kita pergi dari sini nak karena mommy yakin mereka akan datang lagi. " kata ibunya membuat Zee menganggukkan kepalanya mengerti.

Mereka bersiap meninggalkan ruangan tersebut namun langkah mereka terhenti tatkala Zeldric berdiri membelakangi mereka di iringi datangnya seseorang yg tengah menyunggingkan seringaian licik ke arah Zee. Zee menatap pria itu dengan tajam sembari menyuruh ibunya agar tetap di belakang tubuhnya.

Vampire Wars [Completed]Where stories live. Discover now