Chapter 50 : Batu Jiwa Tak Bertuan.

5.4K 446 32
                                    

" Bagaimana keadaanmu hem? "

Zeldric membelai puncak kepala putrinya penuh kasih sayang. Zea yg tengah asyik melamun sembari menatap kosong ke arah taman tersentak karena terkejut. Zeldric bermaksud menannyakan kondisi puntrinya yg baru sadar beberapa hari yg lalu. Sedangkan kondisi Sean telah terlebih dulu sembuh.

" Seperti yg daddy lihat, aku baik-baik saja. " balas Zea sedikit acuh.

Moodnya hari ini begitu buruk. Ia tak di perbolehkan menemui Zee terlebih dulu karena kondisinya yg belum benar-benar pulih. Tapi Zea ingin segera menemui Zee yg memang sangat ia rindukan dan ia juga ingin segera menyadarkan kakaknya yg sudah tak sadarkan diri terlalu lama. Zea benar-benar merindukan kehadiran kakaknya di sampingnya, sosok kakak yg ia kagumi dan selalu menjaganya di setiap saat.

" Kau masih marah kepada daddy hem? Putriku, daddy hanya ingin kau beristirahat yg cukup sampai hari berganti malam. Bukankah kau ingin sekali membangunkan kakakmu dari tidur panjangnnya? Jadi, daddy pikir kau butuh mempersiapkan diri untuk nanti malam. " jelas Zeldric kepada Zea.

Mendengar penjelasan ayahnya, mata Zea langung saja berbinar antusias. Zea menatap ayahnya sembari tersenyum sumringah. Ia lalu menganggukkan kepalanya beberapa kali. Sedangkan disisi lain, Ciel memperhatikan mereka di balik pintu kamar putrinya. Ia tersenyum kecil melihat interaksi antara ayah dan anak itu. Ia ingat ketika terbangun dan putrinya itu sudah berada di depannya seperti ia sedang bermimpi.

Kondisi Ciel juga sudah mulai membaik, sedangkan kondisi Irish sendiri masih begitu lemah akibat kekuatan yg kemari ia gunakan. Kekuatan itu sungguh menguras energi di tubuhnya dan membuatnya tak sadarkan diri hingga sekarang. Irish kini masih berada di kerajaan Blackwood, dimana kedua orang tuanya juga Victor berupaya mengembalikan kesadarannya.

" Benarkah nanti malam? Daddy tak membohongiku bukan?. " Zea bertanya kepada ayahnya dengan luapan penuh harapan. Zea lalu, tersenyum puas ketika melihat ayahnya menganggukkan kepala. " Baiklah kalau begitu aku akan beristirahat dan bangun malam. "

Serunya sembari merebahkan dirinya kembali ke atas ranjang. Zeldric mengulas senyum dan memberikan kecupan sekilas di dahi putrinya. Pria itu juga tak lupa menarik selimut tebal untuk menutupi tubuh putrinya agar tak kedinginan.

" Tidurlah my princess, Daddy akan menemanimu sampai kau tertidur. " kata Zeldric kepada putrinya dan Zea mengangguk mengerti sembari menutup mata.

Ketika putrinya itu benar-benar sudah tertidur. Zeldric bergegas keluar dari kamar puteinya dan saat itu juga ia bertemu istrinya yg sedari tadi berdiri di ambang pintu. Zeldric menghampiri Ciel sembari mengulurkan tangannya dan dengan sigap di terima Ciel.

" Kenapa kau tak masuk hem? "

Pertanyaan itu lantas di jawab gelengan kepala oleh istrinya. " Aku hanya tak ingin mengganggu percakapan kalian berdua yg aku rasa sangat serius. " balas Ciel.

Zeldric terkekeh dan mengecup sekilas bibir istrinya. " Aku hanya berusaha membujuknya agar tak marah lagi kepadaku. Kau tahu sendiri bukan, kalau dia marah maka akan berlangsung lama. "

Ciel mengangguk membenarkan perkataan suaminya. Putrinya itu memang akan lama ketika sedang marah kepada siapapun dan Ciel maupun yg lainnya harus ekstra berusaha untuk membuatnya tak marah lagi. Sungguh merepotkan.

" Lalu, bagaimana dengan Zee sayang? Aku sangat merindukan kehadiran putra kita. " isak Ciel, menangis di dada bidang Zeldric.

Lengan kokoh Zeldric membelai punggung istrinya penuh kasih sayang. Dia sendiri juga sangat meridukan kehadiran putranya tapi mengigat kondisi putrinya yg baru saja tersadar beberapa hari yg lalu membuatnya menyuruh agar putrinya beristirahat sejenak untuk mengumpulkan tenaganya.

Vampire Wars [Completed]Where stories live. Discover now