5. CEMBURU?

23.9K 1.9K 364
                                    

5. CEMBURU?

UJIAN kimia menjadi pembuka pelajaran pada hari ini. Soal tentang laju reaksi kini terpampang di kertas soal yang kini berada di depan masing-masing siswa. Yang tidak belajar tentunya akan sangat kesulitan karena materinya yang cukup sulit untuk di pahami.

Hal yang paling menyebalkan di dunia adalah saat sudah belajar dengan serius dan yang keluar saat ulangan malah berbanding terbalik dengan apa yang telah dipelajari alias zonk! Sumpah demi apapun, jika hal itu terjadi, ingin sekali rasanya meremas kertas soal dan membuangnya ke tempat sampah saat itu juga.

Embun yang mulanya sedang fokus mengerjakan soal mulai terganggu dengan bisikan teman-temannya yang meminta contekan. Tapi mohon maaf sebelumnya, ini Bu Gita saja sedari tadi tidak mengalihkan pandangannya dari dirinya. Demi apapun, Embun seperti buronan yang sedang diintai saat ini juga.

"Tidak ada yang boleh mencontek atau memberikan contekan!" Suara Bu Gita menggelegar membuat semuanya terdiam.

Karina yang berniat bertanya kepada Embun langsung mengurungkan niatnya karena suara Bu Gita tadi.

"Ada salah satu yang mencontek atau memberikan contekan, ingat ya satu kelas kena getahnya! Satu bersalah semuanya ikut di hukum. Tanamkan jiwa kejujuran pada diri kalian. Nilai jelek asalkan usaha sendiri itu lebih baik daripada nilai bagus tapi hasil kecurangan."

Embun mencoba fokus mengerjakan soal didepannya. Dari arah belakang, Embun mendengar ribut-ribut yang dikeluarkan oleh teman sekelasnya. Sepertinya ada yang berbuat curang. Semoga saja tidak ketahuan.

Waktu terus berjalan. Tinggal beberapa soal saja yang belum Embun kerjakan.

"Semuanya stop mengerjakan soal!" Bu Gita berteriak membuat semuanya bingung terdiam lalu menaruh penanya.

"Tinggalkan ruang kelas dan berjalan menuju lapangan. Lari 5 kali putaran kemudian bersihkan lapangan. Jangan ada yang balik ke kelas saat bel belum berbunyi!"

Para murid langsung dibuat menganga tidak percaya. Siapa yang berbuat curang?

"Jangan salahkan saya. Salahkan teman kalian yang bandel karena masih berani mencontek padahal sudah saya tegaskan untuk tidak mencontek! Segera lakukan perintah. Ujian ulang akan saya lakukan minggu depan."

Embun hanya bisa menghela napasnya kasar. Bukan sekali kejadian seperti ini terjadi. Sudah kerap kali Bu Gita marah karena ada yang mencontek saat sedang ulangan. Guru yang menjunjung tinggi kejujuran itu sangat tidak suka jika ada yang berbuat kecurangan seperti yang baru saja di lakukan oleh salah satu teman sekelas Embun.

Satu orang berbuat salah berakhir satu kelas yang menjalankan hukuman.

"Sialan! Siapa sih yang nyontek? Bisa-bisanya berani nyontek pas ulangannya Bu Gita." Karina berkata kesal. Siapapun juga pasti akan kesal saat dihukum padahal tidak bersalah.

Embun mengangkat bahunya tidak tahu. Sama seperti Karina, dia sebenarnya cukup kesal karena ulah siapapun itu yang kini berakibat semuanya ikut dihukum.

Anak-anak kelas XI IPA 1 kini menuruni tangga guna menuju ke lapangan. Cahaya matahari sudah mulai terasa panas pagi ini. Lapangan utama SMA Cempaka ini bisa dibilang sangat luas. Huh. 5x putaran itu tidak bisa dibilang sedikit.

Semuanya kini berlari. Bu Gita tampak mengawasi dari atas. Dengan sangat terpaksa, Embun juga ikut berlari.

Mata gadis itu tidak sengaja melihat Cakrawala dan para sahabatnya yang sedang bercengkrama di lapangan voli outdoor. Kelas laki-laki itu sepertinya sedang pelajaran olahraga.

Cakrawala kini menatap ke arah mereka. Embun sudah sempat berharap jika tatapan itu untuknya, namun ternyata harapannya terlalu tinggi karena ternyata Cakrawala menatap Karina. Dari sudut matanya, Embun bisa melihat Karina yang sedang tersenyum sembari melambaikan tangannya menyapa Cakrawala.

CAKRAWALAWhere stories live. Discover now