17. SEBUAH KEBETULAN

21K 1.7K 302
                                    

17. SEBUAH KEBETULAN

HARI minggu telah tiba. Hari yang biasanya akan dihabiskan untuk tiduran semata. Bermalas-malasan adalah agenda pokok pada hari ini. Makan, tidur, bermain ponsel, atau menonton film. Sepertinya itu adalah kegiatan yang sebagian besar orang lakukan pada hari minggu yang cerah ini.

Embun sedang sibuk membuat segelas susu untuk mengawali harinya ini. Hari ini dia tidak mempunyai rencana keluar atau apapun itu. Ini semua sebab tidak ada yang mengajaknya untuk keluar, jadi ya dia memilih bergabut ria saja di rumah.

Huh! Nasib mempunyai pacar yang tidak dianggap ya seperti ini. Jika kebanyakan pasangan akan menghabis waktu weekend mereka untuk sekadar nonton film atau jalan ke mall, hal itu sangat mustahil terjadi di hubungan antara dirinya dan Cakrawala. Jangankan untuk nonton film bersama, mereka bertukar pesan saja tidak pernah!

Rumah yang Embun tempati ini benar-benar sangat sepi. Ya bagaimana tidak, penghuninya saja hanya dirinya sendiri.

Dering nada ponsel membuat Embun yang sedang menenguk susunya langsung menolehkan kepalanya dan melirik siapa yang meneleponnya sepagi ini. Nama Karina terpampang di sana. Embun segera menaruh gelasnya dan mengangkat panggilan Karina.

"Kenapa, Karin?" Embun bertanya penasaran.

"Embun! Tolong bantu aku pilihin outfit buat jalan sama Cakrawala dong. Ya ampun aku bingung banget dari tadi. Semua baju-baju aku udah berantakan banget di kasur, dan aku bingung mau pakai yang mana. Semuanya kelihatan jelek. Aku takut kalau nanti Cakrawala malah risih lihat tampilan aku." Karina bercerita panjang lebar.

Karina tidak berbohong. Saat ini memang semua pakaiannya berserakan di kasurnya. Ini adalah kencan pertama ke bioskop bersama Cakrawala Manggala, dan dia ingin tampil secantik mungkin tentunya.

"Apapun yang kamu pakai pasti juga bagus kok, Rin." Embun menjawab. Dalam hati gadis itu sedikit merasa panas saat mengetahui Karina akan jalan bersama Cakrawala hari ini.

Wajar bukan jika dia cemburu? Hei, ayolah, dia ini kekasihnya!

"Aku udah cobain satu-satu Embun! Tapi kelihatan jelek semua." Karina mendengus kesal.

Embun menghembuskan napasnya pelan. "Kita videocall aja biar aku bisa lihat."

"Oke oke sebentar." Karina kini mengubah panggilan dalam panggilan video. Kini dia bisa melihat wajah Embun yang tampak manis di pagi ini. Berbeda dengan Embun yang masih terlihat manis dan segar, Karina sendiri kini tampak sangat frustasi karena bingung memilih outfit.

"Embun buru pilihin!" Karina membalikkan kameranya.

"Astaga, Karin! Itu kamar kamu kenapa jadi kapal pecah." Embun benar-benar tidak menyangka kamar Karina benar-benar terlihat berantakan sekali dengan baju yang sudah tersebar di kasur.

"Kan aku tadi udah bilang, Embun." Karina cemberut. "Udah ayo buruan pilihin. Aku takut kalau Cakrawala ternyata udah siap. Kan enggak lucu banget kalau nanti dia datang ternyata aku belum siap."

Embun memperhatikan betul-betul baju-baju milik Karina. Bagaikan langit dan bumi jika dia membandingkan koleksi bajunya dengan baju milik Karina. Baju Karina bermerk semua, sedangkan dirinya? Ah sudahlah, tidak perlu dilanjutkan.

"Yang warna biru kayaknya bagus tuh, Rin." Embun berkata saat melihat kemeja biru milik Karina yang terlihat sederhana namun terkesan elegan.

"Biru yang mana? Yang kanan apa yang kiri?" Karina kembali bertanya.

"Yang kanan."

Mendengar jawaban Embun, Karina langsung mengambil baju itu. "Ini?"

"Iya yang itu. Bagus kok."

CAKRAWALAWhere stories live. Discover now