38. BERJUANG

29.9K 2.5K 1.1K
                                    

38. BERJUANG

BEBERAPA hari setelah perawatan intensif yang dia dapatkan karena cedera lutut yang menimpanya, Cakrawala Manggala kini sudah beraktifitas seperti biasanya. Hari ini, dia berencana untuk berangkat sekolah setelah beberapa izin karena sakit. Mamanya tidak mengizinkan sebenarnya, namun laki-laki itu tetap kekeh untuk berangkat.

Pagi ini, dengan balutan seragam putih abu-abu khas anak SMA, pria bertubuh jangkung itu melangkah pelan di koridor. Kedatangannya langsung membuat banyak pasang mata menengok kearahnya.

Aura dingin seorang Cakrawala Manggala terasa menghunus ke hati. Wajahnya datar dan tidak ada senyuman sama sekali yang menghias di sana. Beberapa hari tidak terlihat wajahnya, laki-laki itu kini terlihat begitu berbeda.

Jika biasanya laki-laki itu berjalan bersama para sahabatnya, namun kali ini tidak. Dia berjalan sendirian dengan tangan yang dia masukkan ke saku celananya. Mata tajamnya terasa terlihat begitu mengintimidasi.

Berita tentang kejahatan Karina Arlodia tentu sudah tersebar ke seluruh penjuru sekolah ini. Gadis itu bahkan sudah tidak tahu lagi sekarang bagaimana kabarnya. Sosoknya seakan lenyap bak di telan bumi setelah berita itu mencuat. Rumor mengatakan bahwasannya saat ini gadis itu memilih untuk pindah sekolah ke luar kota dan memulai kehidupan baru di sana meninggalkan Savana Kencana yang masih berada di sekolah ini.

"Cakra?" Suara itu membuat Cakrawala menoleh. Sahabatnya datang dari arah berlawanan dan kini menuju ke arahnya.

Hanya Gerhana, Rifqi, dan Bintang saja yang menunjukkan raut wajah bahagia bercampur terkejutnya, sedangkan Violet dan Aurora malah membuang muka seakan enggan menatap wajah pria itu.

"Lo udah sembuh? Bukannya seharusnya masih nunggu beberapa hari lagi buat dianjurkan sekolah?" Bintang bertanya. Laki-laki itu menepuk pundak Cakrawala beberapa kali seakan melepas rindunya.

Senyum tipis tergambar di wajah Cakrawala melihat antusiasme sahabatnya. "Gue udah baik-baik aja." Dia menjawab pelan.

"Syukurlah. Gue kira perawatannya bakal lama soalnya cedera lo cukup parah waktu itu." Gerhana menyahut.

Tak berniat menjawab, Cakrawala hanya menunjukkan senyumnya saja.

"Vi, Ra, lo berdua enggak mau nyapa si Cakra?" Rifqi bertanya kepada dua sahabat perempuannya itu.

Wajah Violet dan Aurora benar-benar datar tanpa adanya sedikit senyuman dari sana. Kedua gadis itu tentu masih menyimpan rasa kesal kepada laki-laki itu. Kejadian saat Cakrawala lebih memilih Karina tentu membuat keduanya diliputi rasa marah bercampur kecewa yang begitu mendalam.

"Biar apa?" Aurora bertanya membuka suaranya. Matanya menatap sinis ke arah Cakrawala. "Dia juga udah enggak butuh gue sama Violet lagi."

Cakrawala menghela napasnya pelan. Dia paham betul jika ini memang murni kesalahannya karena sudah masuk perangkap Karina.

"Sampai kapanpun gue tetap anggap kalian sahabat gue." Laki-laki itu membuka mulutnya pelan. "Gue minta maaf karena waktu itu udah kayak gitu ke kalian. Gue ngaku salah. Kalian berdua pasti udah tahu kalau semua ini rencana busuk Karina, kan?"

"Dan lo adalah manusia paling bodoh karena udah masuk perangkap dia!" Violet membuka suara.

Fakta bahwa Karina ternyata menyukai Caraka Manggala yang merupakan kakak dari Cakrawala benar-benar membuat gadis itu tidak habis pikir. Dan yang paling tidak habis pikir lagi adalah fakta jika Karina mendekati Embun karena untuk merebut dan memperbudak pacar gadis itu yang tak lain dan tak bukan adalah Cakrawala Manggala. Benar-benar manusia ular!

Gerhana sudah menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada mereka berdua. Violet dan Aurora benar-benar langsung merasa bersalah sekaligus marah besar saat tahu fakta itu.

CAKRAWALAWhere stories live. Discover now