9. FAMILY TIME

17.2K 1.5K 48
                                    

9. FAMILY TIME

MALAM ini, keluarga Manggala memilih untuk menghabiskan waktu makan malam mereka di suatu restoran. Keluarga ini terbilang sangat jarang makan di luar, mereka biasanya makan di luar hanya untuk merayakan sesuatu saja. Dan malam ini mereka mengadakan makan malam di luar dalam rangka merayakan ulang tahun Chandra, papa dari mereka.

Chandra, Caraka, dan Cakrawala saat ini masih duduk di sofa menunggu ibu negara mereka selesai berdandan. Tangan Cakrawala sedari tadi fokus menggulir layar ponselnya menghindari obrolan antara papa dan kakaknya yang sedang mengejek dirinya itu.

Sedari tadi, papanya sibuk bertanya tentang hubungan Cakrawala kepada Caraka. Cakrawala hanya bisa berpura-pura tidak mendengar obrolan itu, padahal telinganya sudah sangat panas saat ini.

"Kamu kalau mau ngajak pacarmu boleh banget lho, Cak." Chandara berkata menggoda putra keduanya itu.

"Males." Cakrawala menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

Caraka tertawa, "Ajak aja kali, Cak. Biar papa sama mama bisa lihat calon mantunya."

Cakrawala menghela napas kesal. Laki-laki itu mengambil bantal sofa lalu melemparkannya ke arah kakaknya itu.

"Harusnya yang kenalin calon mantu ke mama papa itu lo duluan, bukan gue!" Cakrawala berteriak kesal.

"Kalau gue kan belum punya pacar, nah sedangkan lo kan udah punya. Jadi lo duluin gue juga gue enggak masalah."

"Kalau enggak punya pacar itu cari makanya! Kasihan banget enggak laku." Cakrawala mengejek kakaknya itu.

"Nah benar kata adikmu itu. Kamu itu jangan fokus belajar terus sampai lupa kalau belum punya pasangan. Masih gagal move on dari yang itu, Rak?" Chandra menggoda anak pertamanya.

Kini giliran tawa Cakrawala yang pecah mendengar ejekan dari papa untuk kakaknya itu, "Di dunia masih banyak cewek, dan lo bisa-bisanya belum move on dari yang itu. Bucin tingkat dewa."

"Siapa yang belum move on? Gue pacaran aja belum pernah."

"Terus yang kamu bawa ke rumah itu dulu siapa kalau bukan pacar kamu, Rak?" Chandra bertanya.

"Cuma teman, Pa." Caraka menjawab malas.

"Bilangnya sih cuma teman, tapi kok pas udah menjauh ngerasa kehilangan ya, Rak?" goda Cakrawala.

"Bacot lo!" Caraka melempari adiknya itu dengan bantal sofa berkali-kali.

"Heh ko malah berantem?" Clara yang baru saja turun dari lantai atas hanya bisa menggelengkan kepalanya heran menatap tingkah kedua anaknya itu. Dan yang paling membuatnya naik darah adalah melihat kondisi bantal sofa yang sudah berserakan sampai di lantai.

"Biasa anak laki-laki." Chandra berjalan mendekati istrinya lalu melayangkan kecupan mesranya di dahi. "Berangkat sekarang aja. Nanti keburu kemalaman."

Clara mengangguk. Mereka lalu beranjak meninggalkan ruang keluarga yang sudah seperti kapal pecah itu.

"Pulang dari makan nanti langsung beresin ya itu! Awas aja kalau kalian langsung kabur nanti!" Clara berkata kepada kedua putranya.

"Iya, Mama." Caraka menjawab sembari mencium pipi mamanya itu. Laki-laki itu sudah berjalan duluan menuju mobilnya.

Mereka memang rencananya akan menggunakan dua mobil. Satu mobil milik Chandra dan satunya lagi mobil milik Caraka.

"Aku ikut mobilnya Kak Raka!" Rara berteriak. Gadis itu baru saja berlari dari kamarnya.

"Enggak enggak! Lo ikut sama mama papa aja! Lo pasti berisik kalau ikut di mobil Raka!" Cakrawala menghadang sepupunya yang sudah berniat naik ke mobil hitam Caraka.

CAKRAWALAWhere stories live. Discover now