12. SAKIT TIDAK BERDARAH

21.8K 1.6K 222
                                    

12. SAKIT TIDAK BERDARAH

KABAR tentang perkelahian antara Khatulistiwa Lakeswara dan Cakrawala Manggala kini tersebar dan membuat heboh siswa SMA Cempaka. Semuanya berusaha mencari tahu penyebab kedua pentolan sekolah itu bertengkar, namun tidak ada yang menemukan penyebab pasti perkelahian ini.

Berita yang kini menjadi trending topik di sekolah itu tentunya sudah sampai ke telinga Embun yang saat ini sedang duduk di bangkunya. Dia baru saja kembali dari kelas XI IPA 2, kelas Khatulistiwa. Jantung gadis itu kini berpacu cepat setelah mendengar kabar itu. Apakah dia penyebab semua ini?

"Embun! Temani aku sebentar!" Karina datang dengan napas yang ngos-ngosan. Gadis itu lalu menarik tangan Embun cepat. Embun yang kaget hanya bisa mengikut saja.

"Kemana, Rin?" Embun bertanya. Kedua gadis itu masih saja berlari cepat dengan tangan Embun yang ditarik oleh Karina.

"UKS. Cakrawala babak belur." Karina menjawab pelan.

UKS SMA Cempaka memang berada cukup jauh dari kelas Embun. UKS itu terletak di lantai 1. Hal itu menyebabkan Karina dan Embun harus menuruni tangga terlebih dahulu.

"Ayo Embun cepat! Aku khawatir sama Cakrawala." Karina semakin mempercepat langkahnya. "Tadi aku dengar katanya Cakrawala wajah sampai berdarah karena pukulan dari Khatulistiwa." Karin benar-benar panik.

Melihat wajah khawatir Karina, benar-benar membuat Embun tersadar jika sahabatnya ini memang sudah jatuh cinta kepada Cakrawala. Embun bingung harus bereaksi seperti apa lagi.

"Khatulistiwa kenapa brengsek banget sih harus pukul-pukul? Tempramental banget deh jadi cowok. Najis banget aku sama cowok modelan kayak gitu. Suka bikin patah hati anak orang, tukang main belakang, dan sekarang malah jadi preman. Benci banget aku sama dia. Emang salah Cakrawala apa sampai harus di pukuli kayak gini?" Karina emosi. Gadis itu benar-benar dibuat semakin benci dengan Katulistiwa.

Selama perjalanan menuju UKS, Karina benar-benar tidak berhenti menghujat Khatulistiwa. Menurutnya, Khatulistiwa itu adalah laki-laki paling brengsek sedunia karena sudah mencampakkan sahabatnya —Savana Kencana. Dan sekarang, laki-laki itu malah menyakiti Cakrawala yang merupakan laki-laki yang dekat dengan.

"Mungkin emang Cakrawala yang udah keterlaluan, makannya Khatulistiwa sampai marah besar." Embun berkata kepada Karina.

Karina memutar bola matanya malas. "Mau sebesar apapun salah Cakrawala, Khatulistiwa harusnya juga enggak boleh sampai pukuli anak orang sembarangan gitu dong. Emang apa sih salahnya Cakrawala? Jahatin si Kinan Kinan itu apa? Enggak mungkin lah Cakrawala jahat. Emang dasarnya si Katulistiwa aja yang brengsek!" Karina lagi-lagi melayangkan kekesalannya.

"Nanti mending kamu tanya langsung aja sama Cakrawala."

Mereka berdua kini akhirnya sampai di depan pintu UKS. Karina langsung melepaskan tangan Embun dan segera masuk ke ruangan itu. Dia langsung duduk di kursi yang terletak tepat di sebelah kasur UKS meninggalkan Embun yang kini terdiam di depan pintu UKS melihat Karina dan Cakrawala yang kini saling berhadapan.

"Cak, gimana kondisi kamu? Ada yang sakit?" Karina benar-benar khawatir. Gadis itu menggerakkan tangannya untuk mengelus pipi Cakrawala pelan.

"Tenang aja, sakit gini doang enggak ada apa-apanya, Rin." Cakrawala tersenyum manis. Laki-laki itu kini menyelipkan rambut Karina ke daun telinga gadis itu.

"Ini parah tahu, Cak. Khatulistiwa itu kenapa sih? Hobi banget cari masalah sama kamu. Benci banget aku sama dia!" Karina berteriak marah jika mengingat perilaku Khatulistiwa.

"Udah-udah, jangan marah-marah." Cakrawala mengelus pipi Karina.

"Emangnya kamu ada salah apa sampai si Khatulistiwa itu pukuli kamu?" Karina penasaran.

CAKRAWALAWhere stories live. Discover now