36. KARMA

38.5K 3K 1.3K
                                    

36. KARMA

PIKIRAN seorang Cakrawala Manggala begitu buyar semenjak kejadian di kantin. Rekayasa yang dibuat oleh Karina benar-benar membuat dirinya merasa menjadi manusia paling bodoh sedunia. Bisa-bisanya dia masuk ke rencana jahat seorang Karina dan membuat dirinya tertekan sendiri? Ini benar-benar gila!

Semua manusia pada dasarnya mempunyai rahasia yang sulit dibagikan dengan orang lain walupun sedekat apapun hubungan kalian. Itulah yang dilakukan oleh Cakra. Saat itu dia benar-benar panik dan tak bisa berpikir jernih dan membuat dirinya terjebak dalam lubang mengerikan ini.

Dirinya benar-benar dibuat menderita dan juga tertekan tiga bulan belakangan ini. Rasa takut, cemas, dan bersalah selalu menghantui dirinya setiap malam. Di depan orang-orang memang dia tak pernah menunjukkan rasa itu, namun di belakang, jangan ditanya lagi berapa gilanya dia yang kala itu sampai pernah ada niatan bunuh diri.

Nasi sudah menjadi bubur. Semuanya kini sudah menjauhi dirinya. Embun, Violet, dan Aurora. Ketiga gadis itu sama sekali tak memunculkan batang hidungnya di depannya. Mereka bertiga seperti sudah sangat membencinya.

"Cak, gue tahu lo lagi stres, tapi gue harap jangan bawa masalah pribadi ke lapangan." Suara Gerhana membuat Cakra yang sedang sedikit melamun menoleh.

Cakrawala tak menjawab, pria itu hanya mengangguk pelan.

Pertandingan voli antar sekolah dilaksanakan hari ini. Kali ini SMA Cempaka menjadi tuan rumah untuk laga pertandingan antara SMA Cempaka melawan SMA Cenderawasih. Kedua belah tim sudah berada di samping lapangan bersiap untuk memulai laga yang sepertinya akan berjalan dengan begitu sengit.

Pendukung dari kedua tim kini juga sudah memenuhi tribun penonton. Adu yel-yel kini terdengar begitu menggelora seakan ikut memanaskan keadaan.

Kekompakan, adu strategi, dan yang lainnya akan diujikan di sini. Keduanya bisa dibilang tim yang sama-sama kuat dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Sering bertanding dalam rangka mempererat persahabatan, tentu membuat mereka sudah tahu kelemahan dan kelebihan masing-masing tim sehingga membuat mereka sudah mempersiapkan strategi terbaiknya untuk memenangkan pertandingan hari ini.

Cakrawala Manggala sang kapten dari SMA Cempaka terlihat sedang menali sepatunya tampak berjongkok di tepi lapangan. Laki-laki dengan balutan jersey berawana merah dengan nomor punggung 21 itu terlihat sudah siap dengan kneepad yang terpasang di lututnya yang berfungsi sebagai pelindung lutut agar tidak mengalami cedera. Menghembuskan napasnya pelan, pria itu berdiri dari posisi jongkoknya dan mulai melakukan pemanasan kecil di tepi lapangan.

"Siap buat menang, kan, Cak?" Bintang bertanya. Laki-laki itu kini ikut berlari kecil bersama Cakrawala.

"Selalu." Cakrawala tersenyum tipis.

Jika boleh jujur, keadaannya saat ini bisa dibilang tidak cukup baik. Semalam dia tidak tidur nyenyak karena masih saja memikirkan rentetan kejadian yang menimpa dirinya. Mulai dari masalahnya dengan Karin, Embun, dan tak lupa juga dengan Violet dan Aurora. Keempat gadis itu membuat pikirannya masih buyar sampai detik ini.

Namun, karena dia masih ingat posisinya sebagai kapten tim, tentu dia harus berusaha keras menyingkirkan memori itu. Fokus utamanya hari ini adalah membawa kemenangan untuk timnya.

Kedua tim kini mulai memasuki area pertandingan guna melakukan pemanasan sebelum dimulainya pertandingan hari ini. Cakrawala berjalan dengan gaya dinginnya. Laki-laki itu memposisikan diri untuk melakukan latihan smash uji coba.

Tubuh laki-laki itu kini melayang bersama bola di udara. Jemarinya terbuka lalu memukul bola berwarna kombinasi kuning dan biru itu.

"Wow! Smash lo enggak pernah gagal emang." Rifqi yang bertugas sebagai pengoper bola memuji smash keras yang baru saja dilakukan oleh sahabatnya itu.

CAKRAWALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang