25. LAGI DAN LAGI

19.2K 1.7K 400
                                    

25. LAGI DAN LAGI

CAKRAWALA tidak berhenti merutuki kebodohannya sendiri. Mengingkari janjinya kepada Embun memang sudah kerap dia lakukan, namun yang kali ini rasanya benar-benar berbeda. Peraturan itu adalah dia yang mencetuskan. Dan kini malah dia yang mengingkarinya sendiri.

Benar apa yang dikatakan oleh Embun, ini semua bukan tentang uang, namun ini semua tentang komitmen yang sudah mereka bangun. Cakrawala merusaknya begitu saja padahal belum genap 2x24 jam dia menandatangani surat perjanjian itu.

Predikat manusia brengsek sepertinya memang pantas dia dapatkan.

"Cak!" Teriakan Rifqi membuat Cakrawala kembali ke kesadarannya. Laki-laki itu dibuat terkejut kala tubuhnya terkena smash an dengan cukup keras.

"Lo kenapa enggak fokus?" Rifqi menghampiri laki-laki yang kini sedang mengelus lengannya yang memerah itu.

"Kalau enggak fokus mendingan enggak usah ikut, Cak!" Bintang berteriak. Laki-laki itu berkacak pinggang menatap Cakrawala kesal. Cakrawala itu posisinya adalah kapten, dan dia harusnya mencontohkan hal yang baik.

"Kalau lagi ada masalah mendingan lo duduk aja." Gerhana berkata kepada Cakrawala. Laki-laki dengan headband berwarna hitam itu menepuk pundak Cakrawala.

Cakrawala mengangguk pelan. "Gue mau istirahat dulu." Laki-laki itu lalu berjalan menuju kursi yang berada tepat di samping lapangan voli.

Sore ini dia memang ada latihan voli. Turnamen olahraga sebentar lagi akan digelar. Turnamen bergengsi yang akan diikuti oleh murid SMA se-Jakarta. Banyak sekali cabang olahraga yang dilombakan. Mulai dari bola voli, bola basket, futsal, tenis meja, dan yang lainnya.

Cakrawala dan para sahabatnya tentu akan mengikuti turnamen ini. Sudah dapat dipastikan mereka akan mewakili SMA Cempaka dalam cabang olahraga voli. Hanya tinggal beberapa minggu saja turnamen ini akan digelar, dan sekarang dia malah susah fokus.

"Kenapa kamu enggak main, Cak?" Suara itu membuat Cakrawala yang baru saja meneguk air mineral langsung menolehkan kepalanya. Karina kini duduk di sebelahnya. Dengan balutan sweater berwarna biru yang menutup tubuh bagian atasnya, gadis itu kini membiarkan rambut panjangnya tergerai begitu saja.

Cakrawala menggeleng. "Lagi kurang fokus." Dia menjawab. "Aku kira kamu udah pulang. Bukannya kamu mau ke pet shop?"

Karina tampak menghela napasnya. "Rencananya emang mau balik terus buru-buru pergi ke pet shop. Tapi aku enggak ada yang nganter."

Cakrawala menghela napas berat. Dari ucapan Karina tadi saja dia sudah bisa mengambil kesimpulan jika gadis di sampingnya itu masih kekeh untuk meminta dirinya untuk mengantarkan.

"Kenapa enggak minta antar si Savana?" Cakrawala bertanya.

"Savana lagi sibuk."

"Kalau berangkat sendiri enggak berani emang?" Laki-laki itu kembali bertanya.

"Kamu kenapa tanya kayak gitu?" Bukannya menjawab, Karina justru balik bertanya.

"Aku cuma tanya, Rin. Emang salah?"

"Kamu sadar enggak sih, Cak? Kamu itu berubah sekarang!"

Cakrawala mulai tidak paham. "Berubah gimana?"

"Kamu sekarang jadi jarang ada waktu buat aku! Kamu sibuk sama urusan kamu sendiri!" Karina menunjuk wajah Cakrawala. "Oh apa benar yang dibilang sama Savana kalau kamu emang cuma mau jadiin aku mainan?"

Cakrawala mengusap wajahnya kasar. "Kita jangan bicara di sini!" Laki-laki itu menarik tangan Karina. Dia tidak mau obrolannya dengan Karina didengarkan oleh para anggota tim voli. Terlebih saat ini ini mereka sedang berlatih dan fokus untuk latihan pertandingan.

CAKRAWALANơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ