30. PERUSAK

36K 3.2K 3.7K
                                    

30. PERUSAK

"NGAPAIN ngajak ketemu? Nyesel udah minta putus?" Cakrawala bertanya. Bibirnya sedikit tertarik ke atas memperlihatkan senyum sinisnya.

Pagi ini Cakrawala dibuat terkejut saat tiba-tiba Embun mengirimkan pesan kepadanya yang berisi ajakan untuk bertemu. Laki-laki langsung membuat kesimpulan jika gadis itu meminta balikan setelah putus dengannya kemarin.

"Gue tahu lo bakal nyesel karena putus sama gue." Laki-laki itu tertawan remeh. "Mau ngemis ngajak balikan sekarang?" Dia mengangkat alisnya.

"Makanya lain kali kalau mau buat keputusan itu pikir-pikir dulu. Sekarang udah putus nyesel kan, lo?" Cakrawala menertawakan Embun yang masih diam.

Tanpa menjawab, Embun kini merogoh sakunya mengambil gelang hitam yang dulu pernah Cakrawala berikan untuknya.

"Siapa yang bakal ngemis ngajak balikan?" Dia menaikkan sebelah alisnya. "Sampai kapanpun juga aku enggak bakal lakuin hal itu!"

"Tujuanku cuma mau balikin gelang ini. Soalnya aku tahu kamu kasih ini enggak ikhlas dan cuma karena kasihan, kan? Aku juga enggak mau punya utang atau apapun itu ke kamu. Dan aku juga enggak mau nyimpan barang dari mantan!" Tangan Embun tergerak untuk membalikkan telapak tangan Cakrawala. Gadis itu lalu menaruh gelang hitam tadi di sana.

"Dan tadi kamu bilang aku nyesel?" Embun tertawa remeh. "Maaf aja, Cak, karena sampai kapanpun juga aku enggak bakal nyesel sama keputusan aku sendiri, Cak!"

Cakrawala menaikkan alisnya. Dia menatap sekilas gelang yang kini di tangannya. Gelang yang dulu pernah dia berikan untuk Embun.

"Bagus kalau lo sadar gue kasih gelang ini cuma karena kasihan lihat lo yang memelas karena kalah saing sama Karin." Cakrawala tersenyum sinis menatap Embun.

"Kalah saing sama Karin?" Embun tertawan pelan. "Aku bukan kalah saing, tapi kalah gatel aja."

Tangan Cakrawala mengepal. Dia tidak mengira Embun akan mengucapkan kata itu.

Embun menatap laki-laki itu datar. Untuk saat ini dia tidak ada minat lagi untuk berdebat dengan mantannya itu. Berdebat dengan seorang Cakrawala Manggala sama saja buang tenaga secara cuma-cuma.

"Makasih, Cak, buat 1 tahun yang luar biasa sakit. Sekarang selamat berjuang di jalan masing-masing. Langgeng ya sama Karin. Besok jangan sampai balik ke aku lagi kalau udah nyesel." Embun berkata kepada Cakrawala. Senyuman manis menghiasi wajahnya.

Gadis itu lalu pergi meninggalkan pria yang saat ini terdiam di sana. Tangan Cakrawala semakin mengepal kuat. Sialan! Kenapa gadis ini terlihat semakin berani? Dia tidak menyangka ternyata Embun akan berkata seperti itu disertai dengan senyuman manis diakhirnya.

Sekarang kenapa gadis itu sekarang menjadi berubah drastis? Dari penampilannya saja sangat-sangat berubah. Cakrawala bisa melihat gadis itu terlihat lebih cerah dan bersinar. Rambutnya tergerai dan bibirnya terlihat merah. Apakah benar kalau sudah menjadi mantan memang terlihat lebih cantik?

Sialan memang!

"Cakra!" Suara itu membuyarkan lamunan seorang Cakrawala Manggala. Laki-laki itu kembali ke kesadarannya setelah beberapa saat yang lalu tiba-tiba terbayang saat Embun mengembalikan gelang yang dia berikan.

"Kenapa, Rin?" Cakra menolehkan kepalanya dan melihat Karina yang kini menatapnya.

"Mikirin apa sih sampai melamun gitu?" Karina bertanya. Gadis itu kini menopang dagunya dan menatap Cakrawala.

"Mikirin kamu. Kenapa hari ini makin cantik?" Tangan kanan Cakra bergerak untuk mengelus pipi mulus Karina yang kini tampak memerah.

Karina tersenyum malu.

CAKRAWALAWhere stories live. Discover now