10. KEKEJAMAN CAKRAWALA

20K 1.7K 94
                                    

10. KEKEJAMAN CAKRAWALA

SUASANA makan malam keluarga Manggala malam ini terasa begitu hangat. Rasa cemas yang mulanya menggerogoti hati Embun kini melayang hilang entah kemana. Dia yang mulanya takut tidak diterima dengan baik oleh keluarga ini ternyata salah besar. Keluarga ini justru membuatnya merasakan kasih sayang dari orangtuanya lagi.

Tawa di bibir Embun tidak pernah sekalipun redup sejak tadi. Tingkah lucu Cia dan juga Rara membuat Embun merasakan jika dia mempunyai adik. Rara sendiri juga sedari tadi mengajak dia mengobrol tentang ini dan itu.

"Embun, kalau di sekolah si Cakra sifatnya gimana? Masih nakal enggak dia?" Chandra bertanya sembari menatap Embun.

Embun menggelengkan kepalanya pelan, "Enggak kok, Om. Cakra baik kok kalau di sekolahan," jawabnya sembari tersenyum.

"Udah enggak usah bohong gitu, Kak Embun. Enggak mungkin kalau si Cakra itu baik di sekolah. Mustahil banget!" Rara menatap Cakrawala sengit.

"Kakak setuju sama kamu, Ra!" Caraka menyahut. Kedua orang itu kini melakukan tos.

"Lo berdua enggak usah ikut-ikutan nyaut deh! Yang di tanya aja Embun bukan kalian." Cakrawala menatap kakak dan sepupunya itu sengit.

"Papa rasanya juga kurang percaya sama ucapan Embun. Kamu jangan takut, Mbun, kita ada di pihak kamu kok. Ngomong aja yang jujur." Chandra ikut menyahut. Pria itu terkekeh melihat muka masam anak keduanya.

Embun ikut terkekeh pelan, "Cakrawala emang baik kok, Om. Cuma kadang ya nyebelin dikit."

"Dengerin tuh!" Cakrawala berucap sombong.

"Kalau baik mah enggak mungkin seling——" Caraka menggantungkan kalimatnya membuat semuanya menatap ke arahnya. Cakrawala bahkan sampai menginjak kaki laki-laki itu di bawah meja.

"Seling apa?" Clara bertanya.

"Selingan! Hehe selingan, ma." Caraka tersenyum tidak berdosa menatap wajah mereka semua. Terlebih lagi menatap Cakrawala dan Embun yang sudah sangat cemas sekali.

"Enggak jelas kamu, Rak." Chandra menggelengkan kepalanya.

"Selingan apa, Kak Raka?" Rara bertanya. Pertanyaan itu berhasil membuat Caraka bingung menjawab apa.

"Udah lo bocil enggak usah banyak tanya deh!" Cakrawala menatap sengit sepupunya yang sangat cerewet dan banyak tanya itu.

"Ih cuma tanya doang padahal!"

"Udah stop jangan berantem. Buruan itu dimakan kuenya." Clara menengahi perdebatan mereka. Di dalam keluarga Manggala, Clara memang yang bertugas meredakan pertikaian.

Di meja kini sudah tersaji banyak kue. Mulai dari cheese cake, strawberry cake, dan masih banyak lagi yang lainnya.

"Cak, kamu jangan coba-coba buat makan yang cheese cake, ya! Awas aja kalau berani cicip-cicip!" Clara memperingatkan anaknya itu.

Cakrawala memang alergi keju sejak kecil. Laki-laki itu bahkan bisa sampai muntah-muntah karena memakan keju. Namun, namanya juga Cakrawala Manggala, laki-laki keras kepala yang kadang tidak memperhatikan apa yang dia makan, sekalipun itu keju. Terkadang Clara sampai dibuat geram sendiri oleh anaknya itu.

"Iya, Ma." Cakrawala berucap malas mendengar omelan mamanya itu. Laki-laki itu kini mengambil strawberry cake dan memakannya.

"Mama, Cia mau makan kue yang cokelat boleh?" Gadis kecil itu bertanya sambil menatap ibunya.

"Boleh tapi dikit aja, ya? Cia kemarin udah banyak makan cokelat." Clara berucap sembari mengelus rambut putri kecilnya yang kini berpindah tempat di pangkuannya.

CAKRAWALAWhere stories live. Discover now