6. PETUAH DARI CARAKA

20.6K 1.7K 130
                                    

6. PETUAH DARI CARAKA

ENTAH mengapa suasana hati Cakrawala sedang dalam kondisi yang tidak baik saat ini. Selepas obrolannya dengan Embun di lorong lab bahasa tadi, otaknya benar-benar dipenuhi oleh gadis itu. Laki-laki itu kini menjadi uring-uringan sendiri.

Rumah Gerhana, di sinilah Cakrawala kini berada. Rumah yang biasanya memang mereka jadikan sebagai tongkrongan pribadi. Rumah yang terbilang luas nan megah ini membuat semuanya akan nyaman jika berada di sini. Terlebih lagi, Gerhana itu anak tunggal, jadi mereka merasa bebas tanpa gangguan.

Anak tunggal kaya raya, idaman semua wanita.

Semenjak kedatangan Cakrawala yang baru saja tiba beberapa saat yang lalu di tempat ini, semuanya benar-benar dibuat kebingungan dengan tingkah laki-laki itu. Cakrawala selalu uring-uringan sedari tadi. Aneh memang.

"PMS lo, Cak? Marah-marah mulu dari tadi." Bintang bertanya dengan nada bingungnya. Laki-laki ini kini merebahkan tubuhnya di sofa panjang milik keluarga Gerhana. Tangannya memegang ponsel memanfaatkan Wi-Fi gratis rumah Gerhana.

"Gue juga enggak tahu kenapa gue kayak gini. Kepala gue pusing rasanya." Cakrawala menjawab pelan. Tangannya memijit keningnya pelan. Laki-laki itu lalu merebahkan tubuhnya di karpet bulu yang berada di ruangan ini.

"Emang lo tadi habis ngomong apa sama Embun sampai uring-uringan kayak gini?" Violet penasaran. Gadis yang kini memakan seblak itu menatap Cakrawala sekilas. Matanya lalu kembali fokus menatap tayangan Netflix di layar.

"Gue sendiri juga enggak tahu tadi ngobrolin apa sama dia."

"Lah gimana sih lo? Benar-benar pasangan teraneh lo berdua!" Aurora menyahut tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya yang kini sedang menampilkan game cacing.

Game cacing, kesukaan seorang Aurora Anggara.

"Minta putus si Embun?" Gerhana penasaran. Laki-laki itu baru saja kembali dari kamarnya guna mengganti seragamnya. Kini tubuhnya hanya di balut dengan kaos hitam pendek.

Cakrawala menggeleng pelan, "Kalau dia minta putus juga enggak bakal gue izinin."

Tanpa aba-aba semuanya langsung menolehkan kepalanya ke arah Cakrawala yang tampak sedang galau itu. Aurora bahkan sampai membiarkan game cacingnya kalah karena tangannya gatal ingin menampar Cakrawala.

"Lo gimana sih? Udah selingkuh tapi giliran di putusin enggak mau? Terus mau lo apa wahai Cakrawala?" Aurora menggeser tubuhnya agar lebih dekat dengan Cakrawala.

"Lo besok mau poligami, Cak? Banyak-banyak istighfar deh lo mending." Rifqi bergidik ngeri menatap sahabatnya itu.

"Siapa yang mau poligami? Gua bakal nikah cuma sekali seumur hidup dan cuma sama satu orang." Cakrawala menjawab malas. Sahabatnya kini masih menatapnya dengan pandangan aneh.

"Dan orang itu adalah Karina?" tebak Bintang.

Cakrawala mengangkat bahunya tidak tahu. Laki-laki itu sudah dalam posisi duduk dan kini mencomot buah stroberi kesukaannya yang disediakan oleh Gerhana di rumah megahnya itu.

"Gue enggak bisa bilang iya. Karena gue enggak tahu jodoh gue besok siapa."

"Bahasa lo sok-sokan banget, Cak." Aurora terkekeh geli.

"Emang kalau lo bisa pilih jodoh lo sendiri, lo bakal milih biar bisa berjodoh sama siapa?" Gerhana bertanya kepada Cakrawala.

Lagi-lagi Cakrawala hanya bisa mengangkat bahunya pertanda tidak tahu, "Gue enggak tahu. Tapi prinsip gue, siapa aja boleh sebenarnya. Asalkan dia bisa menerima gue dan keluarga gue dengan baik."

CAKRAWALADonde viven las historias. Descúbrelo ahora