dua puluh satu

103 17 9
                                    

DUA PULUH SATU - BEKAL

Alea mengerjapkan mata beberapa kali. Gadis itu tersenyum tipis saat melihat Holy tertidur di sampingnya. Perlahan ia bangkit dari tempat tidur agar Holy tidak terbangun.

Alea membuka ponsel dan membaca pesan dari Reya. Gadis itu menghela napas kesal, mengingat perlakuan Reya padanya kemarin. Tanpa banyak berpikir lagi, ia masuk ke kamar mandi dan bersiap berangkat ke sekolah.

Setelah selesai bersiap, Alea kembali duduk di kasur karena masih terlalu pagi. Akhirnya ia memutuskan untuk ke dapur dan membuat bekal untuknya, sekaligus untuk Reya.

...

"Wih ... tumben bawa bekal." Varsha tertawa saat Alea mengeluarkan dua kotak bekal.

"Widihh ... enak tuh kayaknya! Tapi kok dua? Satunya boleh lah buat gue," Miki mengulurkan tangannya dan langsung ditepis Alea.

"Nggak boleh! Ini buat Kak Reya!"

"Sedikit aja, Le."

Alea melotot. "Nggak! Pokoknya nggak boleh!"

Lila dan Varsha terkekeh melihat Alea yang tampak begitu bersemangat pagi ini, sedangkan Miki mendengkus kesal karena tidak boleh mencoba bekal yang dibawa Alea.

"Ya udah gue mau ke kelas Kak Reya dulu. Bye!"

Alea berjalan dengan riang menunju kelas Reya, namun sebelum sampai di kelas laki-laki itu, mereka malah berpapasan di koridor.

Alea buru-buru mengejar Reya. "Kak Reya!"

Reya menatapnya tanpa ekspresi.

Gadis itu menyerahkan satu kotak bekal pada Reya sambil tersenyum lebar. "Nih ... satu buat Kak Reya. Di makan ya! Itu sebagai permintaan maaf aku karena kemarin bikin mobilnya Kakak rusak."

Reya menerima kotak bekal dari Alea dengan senyum tipis, bahkan hampir tak terlihat.

Tanpa mengucapkan apa-apa, Reya pergi dari hadapan Alea. Gadis itu mendengkus kesal.

"Nyebelin banget sih," gumam Alea kesal.

"Gue denger!" teriak Reya tanpa membalikkan badan.

"Bodo amat!" Dengan kesal Alea menghentakkan kakinya lalu berbalik menuju kelas meninggalkan Reya yang tertawa geli melihat tingkahnya.

...

Alea, Varsha, Lila dan Miki berjalan memasuki kantin yang sudah dipenuhi oleh siswa-siswi. Miki sesekali masih melirik bekal yang dibawa Alea karena isinya tampak begitu menggiurkan.

Alea berdiri. "Gue beli minum dulu ya. Mau nitip nggak?" tanyanya pada Varsha, Lila, dan Miki.

Mereka bertiga kompak mennggeleng.

"Oke. Miki jangan dimakan ya punya gue! Awas lo!" Alea memperingati Miki sebelum akhirnya berjalan untuk membeli minum.

Miki mengangguk kesal. "Iya!"

Alea berjalan untuk membeli minuman dingin, namun dia malah ingin mencari Reya dan melihat apakah laki-laki itu memakan bekal buatannya. Senyum gadis itu melebar saat melihat Reya duduk di pojok kantin. Namun langkahnya terhenti saat melihat Reya duduk berhadapan dengan seorang perempuan.

Alea mengernyit, senyumnya perlahan menghilang saat melihat bekal yang ia berikan untuk Reya sedang disantap oleh perempuan yang sedang bersama Reya. Perlahan ia kembali ke tempat duduk dengan perasaan sedih.

"Minumnya mana, Le?" tanya Miki.

Alea menggeleng. "Gue ke kelas duluan ya. Kalo kalian laper makan bekal gue aja."

Alea & ReyaWhere stories live. Discover now