tiga puluh enam

79 10 3
                                    

TIGA PULUH ENAM – KECELAKAAN KECIL

PRIITTTT!

Alea menangkap bola bakset yang baru saja dilemparkan oleh wasit. Ia segera menggiringnya menuju ke dekat ring, namun kelompok lawan menghadangnya.

"Alea, lempar sini!" seru Varsha.

"Sini, Le!" seru temannya yang lain.

Alea merasa kebingungan. Ia terus mendribble bola basket melewati lawannya lalu melemparnya ke Varsha, namun ia tersandung oleh kaki lawannya.

"ADUH!"

"Alea!" seru Varsha dan Lila bersamaan. Kedua gadis itu langsung berlari menghampiri Alea, begitu pula Miki yang sedang beristirahat.

Beberapa teman sekelasnya mentertawai Alea.

"WOI! GAK ADA YANG LUCU YA! ORANG LAGI SUSAH MALAH DIKETAWAIN! BEGO YA!" seru Varsha berang membuat anak-anak yang tertawa langsung terdiam.

Lila segera menarik Varsha lalu mengusap punggungnya pelan. "Udah, Sha. Sabar..."

"Sakit nggak, Le?" tanya Miki sambil meluruskan kaki Alea pelan.

"Sakit!" seru Alea membuat Miki menarik tangannya karena kaget.

"Maaf, maaf. Coba dilurusin pelan-pelan."

"Pelan-pelan, Mik!" seru Varsha.

Miki berdecak. "Iya, ini udah pelan-pelan, Sha."

"Sudah, sudah. Miki! Kamu bawa Alea ke UKS saja! Yang lain silakan lanjut!" seru Pak Frans.

Miki mengangguk. "Baik, Pak."

Miki beralih menatap Alea yang mengaduh kesakitan. "Alea. Gue gendong ya."

Alea mengangguk pelan lalu mengalungkan tangannya ke leher Miki.

"Kok bisa jatuh sih?" tanya Miki sembari berjalan menuju UKS.

"Nggak tahu, tadi kayaknya kaki Sandra ada di depan gue, terus gue kesandung. Kayaknya ini keseleo deh, Mik."

"Iya lah..."

Miki membuka pintu UKS dengan punggungnya lalu menurunkan Alea di ranjang.

"Kenapa ini?" tanya penjaga UKS yang segera menghampiri Alea dan Miki.

"Tadi jatuh waktu olahraga, Bu. Kayaknya keseleo deh." Miki menjelaskan.

"Coba saya cek dulu ya..."

...

"Alea mana?" tanya Reya saat melihat Varsha, Lila, dan Miki ke luar dari kelas membawa tas Alea.

"Di UKS, Kak," jawab Varsha.

"Kenapa?"

"Tadi keseleo pas olahraga," jawab Lila sambil berjalan menuju UKS, diikuti oleh Reya, Varsha, dan Miki.

Reya membuka pintu UKS lalu menghampiri Alea yang sedang duduk di ranjang.

"Kenapa?" tanya Reya sambil menunduk lalu memegang kaki Alea yang bengkak.

"Aduh, Kak. Sakit!" seru Alea.

Reya menarik tangannya panik. "Kok bisa?"

"Tadi lagi tanding basket, terus Aya kesandung kakinya Sandra, terus jatuh deh."

"Ya udah, ayo pulang."

Varsha berjalan mendekat lalu menyerahkan tas milik Alea ke Reya.

"Makasih ya, Sha," ucap Alea.

Alea terdiam melihat Reya berjongkok di depannya.

"Kak, katanya mau pulang?" tanya Alea membuat Varsha, Lila, dan Miki yang masih berada di situ menahan tawa.

"Ya iya, Gue gendong."

"Ih, nggak usah deh, Kak. Aya bisa jalan sendiri kok..."

"Mau gue gendong atau pulang sendiri?"

Alea mengembuskan napas kesal. Ia baru sadar Reya adalah laki-laki yang paling sulit ditentang dan paling suka memaksa dalam hidupnya, apa pun yang ia katakan harus dituruti. "Ya udah," jawabnya lalu mengalungkan tangannya di leher Reya.

"Gue duluan ya..." ucap Alea pada ketiga temannya.

Varsha, Lila, dan Miki melambaikan tangan dengan senyum lebar.

"Ternyata lucu ya kalau Kak Reya udah bucin kayak gitu..." gumam Lila pelan.

"Tetep aja serem bagi gue," jawab Miki.

Varsha tertawa mengejek. "Dih, masa takut sih lo sama cowok."

...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alea mengangkat kepala saat mendengar ketukan di pintu kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alea mengangkat kepala saat mendengar ketukan di pintu kamarnya.

"Masuk!" serunya.

Tak lama Reya membuka pintu sambil membawa piring berisi makanan dan segelas air putih.

"Ngapain dibawa ke sini, Kak?" tanya Alea sambil menyingkap selimutnya.

"Ya biar nggak susah."

Alea tersenyum tipis. "Makasih ya, Kak."

Reya mengangguk. "Lain kali hati-hati."

"Iya, Kak. Tadi juga udah hati-hati."

"Ya udah, makan," ucap Reya sambil kembali berdiri.

"Kak Reya mau ke mana?"

"Ke luar lah."

"Kak Reya udah makan?"

Reya mengangguk.

"Ya udah temenin Aya makan ya?" pinta Alea dengan tatapan memelas yang tentu saja berhasil menggerakkan hati Reya untuk menemaninya. Laki-laki itu kembali duduk di sebelahnya.

"Oh iya, Kak. Temen-temen aku pada mau ke sini boleh? Mereka mau jengukin aku."

"Boleh."

"Makasih, Kak!" seru Alea senang.

"Besok pagi nggak usah masuk kalau kakinya masih sakit. Nanti gue anterin ke dokter."

"Iya, Kak..." jawab Alea setelah menelan makanannya.

...

"Masuk!" seru Alea saat mendengar ketukan di pintu kamarnya dengan senyum lebar menyambut teman-temannya.

Begitu pintu terbuka, senyumannya langsung berganti dengan mulut yang menganga. Beberapa detik kemudian ia langsung kembali menormalkan air mukanya lalu tersenyum lebar lagi.

"K-Kok jadi rame banget?" tanya Alea dengan senyum canggung.

Varsha ikut tersenyum canggung sambil memberi kode pada Alea bahwa ia juga bingung.

"Hai, Le. Gue sama Derry juga mau jengukin lo. Tadi Reya bilang lo keseleo ya?" sapa Gio dengan senyum lebar.

Alea mengangguk paham lalu menatap Reya sekilas. "Iya, cuma keseleo dikit kok, Kak. Besok juga udah sembuh..."

"Alea, Reya, ada tamu ya— eh rame banget ... pada jengukin Alea ya? Kalian mau minum apa?" sapa Friska yang baru saja masuk ke kamar Alea dengan senyum ramah.

Varsha, Lila, Miki, Gio, dan Derry tersenyum lebar pada Friska.

"Nggak usah repot-repot, Tante," balas Varsha.

Friska tertawa. "Nggak repot kok. Sebentar ya, Tante buatin minum dulu..."

Reya menatap Alea sekilas lalu berjalan mengikuti Friska ke dapur untuk membantu Ibunya.

"Sebelah mana yang keseleo, Le?" tanya Gio sambil duduk di karpet.

Alea menyingkap selimutnya lalu ikut turun dan duduk di sebelah Gio dan menunjukkan kakinya yang terkilir pada Gio.

"Eh, lo mau ngapain?" tanya Miki panik saat melihat Alea turun dari kasurnya dengan susah payah.

"Duduk lah..." jawab Alea.

"Mending lo di kasur aja, Le," ucap Miki lagi.

"Santai, Mik. Gue cuma keseleo, bukan patah tulang. Sini deh pada duduk dari pada ngelihatin doang." Alea menepuk karpet di sebelahnya yang masih kosong.

"Rasain lo," bisik Varsha di telinga Miki lalu duduk di sebelah Alea.

Setelah semuanya duduk melingkar. Alea hanya diam sambil menatap teman-temannya bergantian, begitu pula yang lainnya.

"Pada lomba diem-dieman ya ini?" tanya Derry memecah keheningan.

"Main game aja yuk!" usul Gio.

"Game apa, Kak?" tanya Lila.

"Apa ya ... ada yang punya ide?"

"Cerita setan!" seru Miki cepat.

Alea mengulurkan tangan untuk memukul paha Miki. "Nggak mau! Itu bukan game!"

Percakapan mereka terhenti saat Reya dan Friska masuk ke kamar Alea.

"Nih, minum. Udah ya, Tante tinggal dulu."

"Makasih, Tante..." seru mereka semua bersamaan.

"Lo ngapain di bawah?" tanya Reya.

Alea mengernyit. "Ya duduk bareng yang lain, Kak."

"Tuh, kan. Gue nggak salah dong tanya kenapa Alea duduk di bawah," bisik Miki pada Varsha yang langsung dibalas dengan cibiran oleh gadis itu.

"Ayo main game, Re," ajak Gio.

"Game apa?" tanya Reya sambil ikut duduk.

"Tadi si Miki usul cerita setan tuh..."

"Itu mah bukan game, Kak," sahut Varsha.

Gio tertawa. "Ya apa aja biar nggak diem-dieman."

"Main truth or dare aja, Kak!" usul Lila.

"Truth or truth aja. Nanti Alea susah kalau dare," celetuk Reya.

Gio dan Derry langsung berpandang-padangan sambil tersenyum geli. Begitu pula dengan Varsha, Lila, dan Miki.

____

Gimana part ini???

Dear Alea...

Dear Reya...

6 November 2021

Alea & ReyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang