dua puluh enam

94 17 26
                                    

JANGAN LUPA VOTE COMMENT BIAR AKU SEMANGAT NULISNYA🥰

____

DUA PULUH ENAM - PENYESALAN

"Gimana, Alea?" tanya Friska panik.

"Lagi ditanganin sama dokter, Ma..." jawab Reya pelan.

"Kok bisa kayak gini sih, Re? Kamu bisa jagain Alea nggak sih? Mama udah percayain dia sama kamu! Kenapa malah kayak gini?! Coba kalo kamu nggak marah-marah terus sama Alea, ini nggak bakalan kejadian, Re!"

Reya mengusap wajahnya kasar. "Iya, Ma. Ini salah Reya. Maaf..."

Friska duduk di samping Varsha dan Lila yang sedang menangis. Friska memeluk kedua gadis itu sambil menenangkan mereka, padahal dalam hati ia juga khawatir setengah mati. Sementara Gio, Derry, dan Miki dari tadi berjalan bolak-balik di depan ICU.

Setelah menunggu beberapa jam, akhirnya dokter keluar dari ruangan ICU. Friska segera menghampirinya.

"Dokter, gimana keadaan Alea?"

"Peluru di lengan Alea menyebabkan luka yang lumayan fatal, Bu. Kami sudah mengeluarkan pelurunya. Namun, sekarang Alea koma."

Reya memejamkan matanya. Ucapan Alea terngiang di kepalanya. Ia langsung menggelengkan kepala pelan, berusaha mengenyahkan pikiran negatif itu.

Varsha dan Lila menangis semakin keras. Miki berjalan mendekati kedua temannya itu dan berjongkok di depan mereka.

"Kita doain Alea ya ... dia pasti kuat kok," ucap Miki sambil menggenggam tangan Varsha dan Lila untuk menguatkan kedua gadis itu.

...

Reya memandangi wajah Alea yang sangat damai. Perlahan tangan laki-laki itu mengusap kepala Alea.

"Maafin gue, Ya ... ini semua salah gue..."

Reya menggenggam tangan Alea. "Jangan tinggalin gue..."

Perlahan Reya mendekatkan kepalanya ke kepala Alea lalu mengecup kening gadis itu singkat.

Melihat Alea terbaring tak berdaya di rumah sakit seperti ini membuat ingatannya langsung kembali ke masa-masa beberapa tahun yang lalu. Saat ia menemukan Dinda ada di markas geng motor Sandi.

Hari itu, Reya sangat panik karena tak ada jawaban apapun dari Bryan dan Dinda yang sudah berjanji akan pergi dengannya.

Ia berkali-kali menelepon nomor Bryan dan Dinda bergantian, namun tetap tidak ada jawaban.

Saat akan menelepon Bryan untuk kesekian kalinya, ia dikejutkan dengan berita yang baru saja masuk ke ponselnya,

'Seorang siswa dari SMA Nusantara berinisial BN ditemukan tewas di bawah jembatan dengan keadaan mengenaskan.'

Melihat itu, jantung Reya langsung berdegup kencang membaca nama sekolahnya di berita itu. Ia membuka berita itu lalu membacanya perlahan.

Tangannya berhenti bergerak saat melihat nama Bryan di berita itu.

Dengan cepat, Reya langsung mengambil kunci motornya lalu melajukannya menuju markas geng motor musuh Bryan.

Sampai di sana tidak ada orang satupun. Ia akhirnya memutuskan untuk pergi ke rumah sakit untuk melihat Bryan. Namun sebelum benar-benar pergi, langkahnya terhenti karena mendengar isakan pelan.

Reya buru-buru mencari sumber suara itu. Ia sangat terkejut ketika melihat Dinda tanpa pakaian dan hanya tertutupi kain tergeletak di bawah sambil menangis sesenggukan.

Alea & ReyaWhere stories live. Discover now