empat belas

201 25 13
                                    

Happy Reading!♥️

Jangan lupa vote commentnya💛

____

EMPAT BELAS – ANEH

"Makasih, Ka—"

"Alea!"

Alea menengok ke sumber suara.

Gadis itu terkejut saat Sandi tiba-tiba memeluknya lalu memegang kedua tangannya. "Lo nggak apa-apa, kan? Gue dari kemaren ngechat lo tapi nggak lo bales. Gue takut lo kenapa-kenapa."

"Eh? Gu— gue emang nggak buka hp dari semalem, San." Alea mendorong tubuh Sandi pelan lalu mundur beberapa langkah.

"Syukurlah kalau lo nggak apa-apa. Tadinya kalau lo takut gue mau ke rumah lo buat nemenin."

Alea tersenyum tipis. "Nggak perlu, San. Gue nggak akan takut di rumah gue sendiri."

"Ya udah. Yuk, kita ke kelas."

Alea sempat menoleh ke belakang sebelum melangkah, Reya sudah tidak terlihat, mungkin laki-laki itu sudah pergi ke kelasnya lebih dulu

...

"Ayo ke kantin, Le."

Alea menggeleng. "Kalian aja deh. Gue di kelas aja."

Varsha menatap Alea lalu tersenyum. "Lo mau nitip apa? Biar gue sama Lila ke kantin beli makan. Kita makan di sini aja bareng-bareng."

"Nggak usah, deh. Kalian aja yang makan. Gue enggak lapar."

"Le, lo nggak boleh gitu," ucap Varsha dan disambut dengan anggukan dari Lila.

"Gue beneran nggak lapar, Sha."

"Jus stroberi mau?" tanya Lila.

Alea menggeleng.

"Masa lo nggak makan, Le? Gue beliin jus ya?" tawar Lila.

"Ya udah deh. Makasih, ya." Alea tersenyum.

...

"Re?"

Gio cekikikan melihat Reya yang tidak peduli dengan panggilan Derry. Laki-laki itu malah fokus melihat deretan murid-murid yang sedang mengantre untuk membeli makanan.

"Reya, lo nyariin apaan sih?" tanya Derry.

Gio mengikuti arah pandang Reya dan mendapati Varsha dan Lila yang sedang membawa segelas jus stroberi dan dua mangkuk mi ayam. Tak lama dia tersenyum geli, dia mengerti apa yang sedang dilihat Reya.

"Lagi nyariin dedek gemesnya, Der..." Gio menyenggol kaki Derry.

Reya menatap Gio tajam.

Derry segera ikut melihat apa yang sedang diperhatikan kedua temannya. "Alea nggak masuk, Re?"

"Masuk," jawabnya.

"Cie, tahu..." goda Gio dengan senyum jahil.

Reya memutar bola mata kesal. "Bacot," gumamnya pelan. Dia mengeluarkan ponselnya dan memainkannya agar kedua temannya tak lagi membahas Alea.

...

Alea mengernyit saat dia lagi-lagi tidak menemukan keberadaan vespa hitam milik Reya.

Alea bingung, kenapa Reya beberapa hari ini suka pulang duluan tanpa memberitahunya. Kalau memang dia tidak mau mengantar Alea kan seharusnya dia berkata jujur agar Alea bisa membawa Pretty.

Menyusahkan saja.

"Kak!" Alea menghampiri dua laki-laki yang waktu itu menggoda Reya. Mungkin mereka tahu Reya ke mana.

Alea & ReyaWhere stories live. Discover now