Alea, gadis periang, ceria, dan polos, tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan terasa seperti dijungkir balikkan dan dia harus tinggal di satu rumah yang sama dengan kakak kelasnya yang begitu dingin, cuek, dan menyebalkan.
Berkali-kali Alea beru...
Alea mencari-cari keberadaan vespa hitam milik Reya di parkiran, tetapi dia tidak melihat motor itu maupun pemiliknya.
Tangan Alea meraih ponselnya yang ada di saku roknya, siapa tahu Reya memberinya pesan. Tapi nihil, tak ada satupun pesan masuk dari laki-laki itu.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Karena tak kunjung mendapat balasan dari Reya, Alea melangkahkan kakinya menuju gerbang.
"Lea!"
Alea menoleh dan mendapati Sandi sedang berlari ke arahnya.
"Sendirian?" tanyanya.
Alea mengangguk.
"Pulang sama siapa?"
"Sendiri."
"Gue anter yuk."
Alea mencari kunci rumah di tasnya. Dia tidak mungkin memberi tahu Sandi kalau dia menginap di rumah Reya. Ia tidak ingin ada gosip tentangnya dan Reya. Cukup Varsha dan Lila yang tahu.
"Cari apa sih? Yuk gue anter."
Alea menggeleng pelan. "Nggak usah, San."
"Ayo, Le..." Sandi menarik tangan Alea ke parkiran dengan sedikit memaksa. Akhirnya mau tidak mau Alea mengikuti Sandi ke parkiran dan pulang bersama laki-laki itu. Di jalan, gadis itu menyempatkan mengirim pesan untuk Friska bahwa ia akan pulang ke rumahnya terlebih dulu atau mungkin tidur dirumahnya malam ini. Lagi pula nanti malam mamanya pulang.
...
"Makasih ya, San," ucap Alea setelah turun dari motor Sandi.
"Iya. Gue langsungan ya, Le."
Alea mengangguk.
Dia masuk ke rumahnya yang sudah ia tinggal selama beberapa hari.
"Holly udah makan belom ya?" gumam Alea.
Alea buru-buru membuka ponselnya. Masih belum ada jawaban dari Reya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.