tiga puluh lima

92 12 4
                                    

TIGA PULUH LIMA - KEPASTIAN

"Gimana, Le. Lo udah tanya ke Kak Reya?" tanya Lila saat Alea baru saja meletakkan tasnya. Gadis itu duduk menghadap ke belakang menatap Lila dengan frustrasi. Varsha mengikutinya lalu ikut menatap Alea dengan penasaran.

"Belum."

"Kenapa?" tanya Miki penasaran, namun juga tetap fokus bermain game di ponselnya.

"Gue lihat muka Kak Reya aja udah takut. Gemeteran semua sampai jatuh juga kemarin. Padahal dia nggak ngapa-ngapain. Tapi gue berasa kayak diintimidasi aja gitu."

Varsha, Lila, dan Miki langsung tertawa membuat Alea mendengkus kesal. "Kok bisa?" tanya Varsha.

"Kemarin gue udah coba ke kamarnya. Udah latihan ngomong juga di rumah. Pas masuk gue malah bingung mau ngomong apa. Ya udah gue ke luar lagi, terus nyender di pintu. Eh tiba-tiba Kak Reya buka pintunya. Ngejengkang deh."

Miki tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Alea. Alea menatap Miki kesal lalu mencubit lengan laki-laki itu.

"Ih, Miki!"

"Sorry, Le. Abis lo konyol banget!" seru Miki dengan sisa tawa.

"Tapi Kak Reya emang hawa-hawanya serem sih..." sahut Miki lagi.

Tangan Varsha terulur untuk menempeleng kepala Miki. "Hawa-hawa lo kira Kak Reya hantu!"

Lila tertawa melihat Miki mengomel, pandangannya lalu kembali beralih pada Alea. "Kan tinggal tanya aja, Le. Kak Reya sebenernya hubungan kita sekarang apa?"

"Gue takut diketawain Kak Reya."

"Ih, yakin aja, Le. Go, Lea! Lo pasti bisa!" seru Miki menyemangati.

"Berisik lo," sahut Varsha.

Miki berdecak kesal. "Salah mulu gue di mata lo, Sha."

"Emang!"

Alea mengangguk pelan. "Ya udah, nanti gue coba lagi." Gadis itu memundurkan kepalanya saat tiba-tiba Miki dan Lila serentak mengangkat ibu jari mereka di depan wajahnya.

...

"Kak Reya nggak ada kelas tambahan?" tanya Alea saat melihat Reya di depan kelasnya membawa tas.

Reya menggeleng.

"Kak, makan yuk. Aya laper."

Reya mengangguk. "Makan apa?"

"Apa aja deh."

"Nggak ada."

Alea menatap Reya bingung. "Apanya yang nggak ada?"

"Makanan apa aja deh."

Alea tersenyum lebar. "Ya udah, nasi padang."

Reya mengangguk lagi lalu menarik tangan Alea menuju parkiran.

...

"Kak..." panggil Alea di sela-sela makan.

"Hm?" Sekilas Reya menatap Alea lalu kembali menunduk. Laki-laki itu agak bingung melihat Alea yang sedikit aneh hari ini. Bahkan makanan gadis itu masih tersisa banyak, padahal biasanya gadis itu akan sangat bersemangat ketika makan nasi padang kesukaannya.

"Aya mau tanya."

"Apa?" tanya Reya sambil fokus mengunyah makanannya.

Alea menarik napas dalam-dalam. "Sebenernya ... hubungan kita apa?" tanyanya pelan. Pelan sekali.

"Hah? Apa?" Reya memajukan wajahnya.

Alea menunduk menatap piringnya tanpa berani menatap Reya. "Hubungan kita apa?"

"Hubungan apa?"

Alea kembali menarik napas panjang untuk menghilangkan rasa gugupnya. "Y- ya kita pacaran atau enggak?"

Reya mengangguk. "Iya lah," jawabnya santai.

"Oh iya?" tanya Alea memastikan.

"Emang iya kan?" Reya balik bertanya.

"Nggak tahu. Makanya Aya tanya."

Reya berdeham pelan. "Kan udah dari waktu di rumah sakit."

Alea mengangguk pelan. Masih belum berani menatap Reya. "Kirain enggak. Abis Kak Reya kan cuma ngomong sayang sama Aya."

"Emang harus pakai pertanyaan lo mau jadi pacar gue atau enggak?" tanya Reya membuat Alea terdiam bingung.

"Nggak tahu sih..."

"Ya udah itu dijawab."

"Jawab apa?" Alea menyedot es tehnya untuk menghilangkan rasa gugupnya yang semakin menjadi-jadi.

Reya berdeham pelan. "Ya itu tadi. Lo mau jadi pacar gue?"

Alea menunduk makin dalam. Pipinya terasa panas dan langsung muncul semburat merah. "M-mau..." jawabnya pelan.

Reya tersenyum tipis lalu kembali melanjutkan makan.

...

Sejak pulang tadi, Alea tidak mengatakan apa pun pada Reya, sesekali gadis itu hanya tersenyum malu. Begitu pula dengan Reya, ia juga hanya diam tak mengatakan apa pun. Alea menautkan jari-jemarinya sambil sesekali melirik Reya.

Friska mengernyit melihat Alea dan Reya duduk berdampingan namun hanya saling diam. "Kalian kenapa sih?" tanya Friska yang baru saja ke luar mengambil cemilan yang dipesannya dari grob food.

Alea menggeleng pelan. "Enggak apa-apa, Tante."

"Lagi berantem ya?" tebak Friska.

"Enggak," jawab Reya dan Alea bersamaan membuat Friska tertawa geli.

"Terus kenapa diem-dieman doang dari tadi Mama lihat?"

Alea menggigiti bibirnya, bingung harus mengatakan apa.

"Alea lagi sariawan," jawab Reya spontan.

Alea menatapnya kesal. Namun hanya beberapa detik, pandangannya beralih ke Friska lalu gadis itu tersenyum malu.

"Oh, minum vitamin C, Le."

Alea mengangguk canggung. "Iya, Tante. Nanti Alea minum."

"Ya udah. Nih jajannya di meja makan ya. Ambil aja kalau pada mau," ucap Friska sambil berjalan ke kamarnya membawa beberapa camilan yang baru dibelinya.

"Kak Reya, Aya kan nggak sariawan."

Reya tertawa geli. "Ya lo diem aja."

Alea memberengut kesal mendengar jawaban Reya. "Ya Kak Reya juga diem aja. Aya kan jadi bingung."

"Kan gue emang diem."

"Iya juga sih..." jawab Alea pelan.

"Emang kenapa? Kok diem?"

Alea menunduk, baru saja ditanya seperti itu oleh Reya, ia sudah merasa gugup setengah mati. "Nggak apa-apa. Bingung aja mau ngomongin apa."

"Biasanya juga berisik."

"Ya kan dulu kita belum pacaran," sahut Alea yang sebenarnya tidak ada hubungannya. Namun hanya alasan itu yang terlintas di otaknya.

"Bedanya apa?"

"Nggak tahu. Jangan kepo deh, Kak..." gumam Alea pelan karena sudah kehabisan jawaban sekaligus gugup. Padahal rasanya tidak ada yang berbeda dengan Reya, namun karena ia baru saja mengetahui status mereka telah berubah, ia jadi merasa gugup berada di sebelah Reya.

"Dih ... ya udah," Reya berdiri lalu berjalan ke meja makan, "mau nggak?" tanyanya.

Alea mengangguk. "Mau..."

Reya tersenyum lalu berjalan ke luar. "Ambil sendiri."

"Ih, Kak Reya nyebelin banget!" seru Alea kesal. Gadis itu akhirnya berjalan mengambiil camilan lalu berjalan ke luar menyusul Reya sambil mengentakkan kaki kesal.

...

____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____

Gimana part iniii???

Dear Alea...

Dear Reya...

3 November 2021

Alea & ReyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang