enam

251 32 13
                                    

ENAM – DINDA

Senyum Alea mengembang sempurna saat melahap nasi goreng tanpa kecap terenak buatan Ibunya. Tidak sampai lima menit, nasi goreng di piringnya sudah habis tak bersisa.

"Ma. Kayaknya Pretty perlu diservis deh..."

"Kenapa?"

"Beberapa hari yang lalu mesinnya tiba-tiba nggak mau nyala gitu. Terus dipakainya juga agak nggak enak."

"Terus gimana waktu mesinnya nggak mau nyala?"

"Ditolongin anaknya temen Mama. Itupun Aya yang mohon-mohon ke dia."

Mita tertawa. "Ya udah. Besok minggu coba diservis aja. Hari ini Mama anter Aya ke sekolah."

"Yes!" Alea tersenyum senang.

Mita mengacak rambut Alea gemas.

Sembari menunggu Ibunya sarapan, Alea tiba-tiba teringat dengan Reya yang kemarin ia temui di taman.

"Mama. Teman Mama rumahnya di mana?"

"Teman yang mana?"

"Yang kemarin antar kopi Aceh ke sini."

"Oh, dekat. Cuma di perumahan sebelah. Kenapa emangnya?"

Alea mengangguk paham. "Kemarin Aya ketemu sama anaknya yang antarin kopi di taman situ."

"Kalau nggak salah dia satu sekolah sama kamu, Ya?"

Alea mengangguk. "Kakak kelas Aya."

"Kamu nggak inget dulu sering ketemu dia?"

Alea mengernyit. "Hah? Kapan?"

"Pas kamu SD. Udah SMP kan kamu nggak pernah mau ikut Mama kumpul sama temen-temen. Si Reya juga udah nggak mau ikut. Malu katanya."

"Emang iya, Ma?" tanya Alea sambil berusaha mengingat wajah Reya waktu SD, tetapi dia sama sekali tidak mengingat apa-apa.

Mita mengangguk lalu kembali menyuapkan nasi goreng ke mulutnya.

...

Alea mengembuskan napas berat lalu membalas pesan dari Mama

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Alea mengembuskan napas berat lalu membalas pesan dari Mama.

Alea mengembuskan napas berat lalu membalas pesan dari Mama

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Alea & ReyaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora