delapan

260 30 4
                                    

DELAPAN – DINDA LAGI

"Mama berangkat ya. Aya hati-hati di rumah. Jangan lupa kunci pintunya, kompor dicek juga ya, matiin lampu kalau mau pergi, ac juga."

"Iya, Ma. Hati-hati." Alea memeluk Ibunya erat seakan tak mau berpisah.

"Baik-baik ya, Aya."

Alea mengangguk.

"Mama berapa hari di sana?"

"Mungkin empat sampai lima hari. Mama udah bilang sama tante Friska. Nanti kalau ada apa-apa, kamu bisa minta tolong ke dia. Nanti Mama kasih nomornya ya."

Alea mengangguk lagi.

"Ya udah. Mama berangkat ya."

Alea kembali memeluk Mita lalu harus kembali merelakan Ibunya untuk pergi lagi.

...

"Holly! Jangan jauh-jauh!" Alea berlari mengejar Holly yang bermain agak jauh darinya.

Alea segera menggendong Holly. "Kamu itu kecil. Jangan jauh-jauh. Nanti kalo ketabrak gimana?" gumam Alea pura-pura memarahi Holly.

TIN! TIN!

Alea segera berlari ke tepi jalan.

"Tuh aku yang gede aja hampir ketabrak. Gimana kamu, Holly!"

Alea segera mencari tempat duduk untuk menetralkan detak jantungnya dan tubuhnya yang sedikit tremor karena kaget.

Tak jauh dari tempat duduknya, lagi-lagi ia melihat Reya sedang duduk sendiri, di tempat yang sama seperti waktu Alea melihatnya di taman pertama kali.

Alea segera menghampirinya.

"Kak?"

Tak ada jawaban.

"Kak?"

Reya masih dengan tatapan kosongnya

Alea memberanikan diri menyentuh pundak Reya. "Kak Raya ngapain?"

Reya tersentak kaget membuat Alea ikut kaget karena reaksi laki-laki itu yang tiba-tiba.

"Eh. Maaf, Kak. Abis dari tadi aku panggil Kak Raya diem aja."

"Reya."

"Ah, iya. Salah lagi ya?"

Alea duduk di sebelah Reya.

"Kak Reya sendirian aja?"

Reya mengangguk.

"Suka ke sini, Kak?"

Lagi-lagi Reya mengangguk.

Alea akhirnya diam karena kehabisan topik pembicaraan.

"Lo juga?"

"Hah?"

"Suka ke sini?"

"Iya. Soalnya deket dari rumah."

Alea melihat jam di pergelangan tangannya.

"Ah. Aku pulang dulu ya, Kak. Udah sore," ucapnya sambil berdiri.

Reya menahan tangan Alea.

"Eh?"

Reya buru-buru melepaskan tangannya. "Sorry."

"Nggak apa-apa."

"Bawa motor?" tanya Reya.

Alea menggeleng.

"Gue anter."

"Hah? Serius?"

Reya mengangguk lalu ikut berdiri dan berjalan mendahului Alea.

Alea & ReyaWhere stories live. Discover now