19 - Markas Alister

5.1K 419 2
                                    

Happy Reading

19. MARKAS ALISTER

Biarlah ibadahmu menjadi rahasiamu
Sebagaimana kamu menyembunyikan dosa-dosamu

_________________________________________


Di sepanjang perjalanan yang Alena liat baik kanan maupun kiri hanyalah pepohonan. Jalan ini jauh dari keramaian dan cukup sunyi, mungkin hanya ada beberapa pengendara yang dapat Alena liat.

Beberapa menit kemudian, Alena sampai di sebuah bangunan yang bisa dikatakan layak untuk dijadikan markas, ralat, bahkan sangat layak.

Di depannya kini berdiri bangunan kokoh nan megah, dimana bagian samping kanan terdapat lahan parkiran yang digunakan untuk meletakkan khusus jajaran motor. Dan di bagian samping kiri terdapat kursi-kursi kayu beserta meja-meja yang sangat cocok untuk generasi muda seperti mereka. Dapat Alena buktikan, disana banyak anak muda sepantaran dengannya sedang bermain catur, bahkan hanya sekedar merokok sekalipun.

Dan di bagian dalam, terdapat 2 lantai. Dimana lantai satu adalah tempat mereka untuk melakukan perkumpulan anggota, ada juga sofa disana, bahkan di markas ini terdapat televisi dan juga dapur.

Untuk lantai dua, disana memiliki ruang khusus yang biasanya digunakan oleh Inti Alister untuk melakukan rapat yang bersifat penting ataupun berisiko. Di lantai dua ini juga langsung terhubung dengan roftoop. Jika sudah disana, dapat dipastikan kita akan merasa tenang, apalagi pada saat malam hari. Beribu-ribu bintang langsung bersinar menyoroti untuk memberikan keterangan bagi bumi.

Sekiranya itulah yang dapat Alena deskripsikan setelah diajak mengelilingi tempat ini. Saat ini, Alena, Ael beserta inti Alister lainnya sedang duduk di sofa tepat di lantai 2. Mereka sedang menunggu kedatangan anggota Alister yang belum datang.

"Gila si, keren parah, markas kalian gokil!" ucap Ael terkagum-kagum. Bahkan dirinya tadi sempat cengo, saat tak sengaja melihat ada tempat billiard di lantai 2 ini.

Alena mengangguk setuju. "Mana ada dapur lagi,"

Kenan terkekeh, baru saja ingin menyahut namun terpotong oleh Rey.

Rey berdiri dari duduknya. "Oh jelas, untuk penataan tempat," Rey menepuk dadanya bangga. "Gue yang ngatur." lanjutnya.

Aldo berdecih sinis. Alah tai!

"Menata tempat aja bangga." cibir Aldo.

Tak mau kalah, cowok itu juga berdiri seraya merapikan kerah baju seragam layaknya orang mengenakan jas dengan dasinya.

"Yang ngebeliin semua barang-barang disini, baik interior, furniture, desain, bahkan konsumsi sekalipun. Gue yang handle." ucapnya bangga seraya mengangkat dagu angkuh. Dua orang itu saling melemparkan tatapan tajam.

Alena menatap mereka bertiga horor.

"Ken, lihat tuh." tunjuknya, saat melihat Aldo yang sedang menarik rambut Rey sambil berguling-guling di lantai, begitupun sebaliknya. Dan Asep yang sedang duduk di depan mereka berdua, layaknya menonton sebuah pertunjukan kartun kucing dan tikus.

About AlenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang