52 - Secarik Kertas Fakta

3.4K 329 23
                                    

52 - Secarik Kertas Fakta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

52 - Secarik Kertas Fakta

Pagi harinya, Alena sudah siap dengan seragam Bina Bangsa. Gadis itu menatap pantulan dirinya pada cermin. Terpampang jelas wajah cantik juga badan yang bodygoals.

Alena sedikit merapikan seragam. Ia menghirup dan menghembuskan udara secara bertahap.

"Okay, Lena. Hari ini sepertinya akan ada kejutan. Dan boom! Ini menyebalkan,"

Alena langsung menyambar kunci motor di hadapannya. Ngomong-ngomong makan, Alena sudah sarapan sebelum ia mandi. Entahlah, ia hanya ingin melakukannya.

"El, lo dimana?" teriak Alena menggelegar sambil menutup pintu.

"Lena, jangan teriak." balas Afra yang baru saja keluar dari kamar Ael.

"Loh, Daddy ngapain di kamarnya?"

"Kran di kamar Ael rusak. Daddy nyoba bantu perbaikin,"

Ayah dan anak itu berjalan beriringan. Dengan tangan Afra yang merangkul Alena.

"Terus? Krannya udah baik?" ragu Alena. Masalahnya, ia tau Afra tidak bisa mengatasi, ujung-ujungnya pasti akan lebih hancur.

"Kamu tau jawabannya, sweety." Afra menjawil hidung Alena. "Tapi.. apapun yang udah kesentuh sama Daddy harus perfect. Jadi Daddy udah telepon tukang langganan kita buat beli baru,"

Alena mengangguk sambil tertawa. Tidak terasa mereka sudah sampai di lantai dasar.

"Kenapa Dad?" tanya Alena saat Afra berhenti begitu saja.

"Tuh, liat."

Alena mengedarkan pandang. Bukannya Ael yang ia temukan, malah Kenan yang sedang duduk di sofa ruang tamu memakan kacang.

"Kenan! Lo kok," kaget Alena.

Kenan menyengir. "Bareng, bensin motor gue habis,"

"Bodoh, kalo habis gimana ceritanya lo sampai di rumah gue? Kayang?" Alena mengomel sambil mendatangi.

Kenan gelagapan. "Ya, habisnya setelah gue datang kesini,"

"Tau ah, terserah."

Alena melemparkan kunci motornya pada Kenan.

"Dad, ini Ken--"

"Iya, Daddy ingat." potong Afra menaik-turunkan alisnya.

"Wlek, lagian gue udah sering ketemu sama Om Afra di kantor bokap gue." jelas Kenan mengulurkan lidah meledek.

Alena kesal melihat wajah Kenan. "Kalau lo sering ketemu, gimana lo kagak tau ama gue? Hah?"

"Salahin bokap lo lah. Gue nanya lo dimana, dia bilang lo masih di Perancis,"

"Dad?"

"Sorry, sweety. Daddy pikir lebih baik kalian tau dengan sendiri," Afra membela diri. Pria paruh baya itu pergi setelah Kenan dan Alena salim kepadanya.

About AlenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang