69 - Tunggu Ael, Kak

2K 127 52
                                    

69 - Tunggu Ael, Kak.🌹🥀

Ael mengendarai motornya dengan perasaan senang. Dia belum tiba di rumah. Cowok itu pergi ke sebuah toko kue kesukaan Alena. Walau jauh karena harus putar arah, Ael tidak apa-apa.

Karena apapun demi Alena dia akan menjalankan dengan ikhlas. Coba saja, setiap adik selalu begini sama Kakaknya.

Sampai rumah nanti, dia akan mengatakan kepada Alena bahwa Adiknya yang imut dan lucu ini sudah tau siapa pengkhianat pada Inti Alister.

"Tunggu gue, Kak."

Merasa sedang di awasi, netranya melirik kaca spion. Sebuah mobil sedan hitam dengan plat yang Ael rasa tidak asing mengikutinya dari belakang.

Merasa akan ada sesuatu yang tak baik akan terjadi, Ael melajukan motornya secepat yang dia bisa agar terbebas dari jangkauan orang di mobil itu.

Sesekali Ael menghadap ke belakang untuk melihat jaraknya. Ketika Ael menambah kecepatan, mobil hitam itu juga ikut menambah kecepatan.

Hingga Ael tidak memperhatikan di depan ada tikungan dan pembatas jalan. Tidak sempat mengerem, motornya sudah lebih dahulu menabrak pembatas jalan yang terbuat dari beton.

Ael sempat meloncat dan terputar di udara, sebelum---

BOOM!

Motor Ael meledak.

Api dan asap berlomba-lomba untuk saling menyebar. Kejadian ini membuat para pengendara yang kaget, takut atau panik malah menghentikan perjalanan. kerumunan seketika tercipta, orang-orang dengan simpati berusaha untuk menghubungi ambulan.

Di dalam mobil yang mengikutinya tadi, seseorang sedang tersenyum. "Seharusnya lo bisa ngebuat gue dejavu kalau ada truk. Anggap aja gue lagi ngantar lo buat ketemu dia, kurang baik apa, sih, gue?" kekehnya tertawa kecil.

"Tapi gapapa. Titip salam buat Kakak lo si bajingan disana!" Mobil berputar arah kemudian melaju kencang.

"Sakit... badan gue rasanya remuk..."

"Tuhan, tolong..."

"Tunggu gue, Kak."

Apa yang di maksud Ael untuk Kakaknya agar menunggu? Kakak yang mana? Raven atau Alena? Kakak mana yang lo suruh menunggu, El?

*******

Kenan dan Inti Alister lainnya sudah berkumpul di lantai satu. Tempat dimana semuanya bisa bersenang-senang tanpa larangan.

"Bang Joy masih lama nggak sih? Gue mau pulang nih. Mami udah neror suruh balik." Asep mengeluh. Kepalanya tertunduk lemas. Kurang lebih tiga puluh menit mereka menunggu di hitung mulai sampai di markas

"Tunggu bentar Sep," balas Aldo. Sibuk bermain kartu.

"Udah hampir satu jam loh!" hiperbola Asep.

"Halo Bro!" sapa Joy yang baru saja datang. Tampilannya terkesan formal. Khas-khas pemimpin kantoran pada umumnya.

Kenan dan yang lain berdiri. Melakukan tos andalan.

"Duduk Bang," ujar Asep berusaha tersenyum manis.

Joy duduk.

"Ada yang mau lo bicarain, Bang? Kok kayaknya nggak bisa di tunda?"

"Bukan nggak bisa di tunda, cuman guenya sibuk." Joy terkekeh lalu mengedarkan pandang. "Sebelumnya gue minta maaf agak telat, soalnya tadi tiba-tiba gue ada meeting mendadak banget. Btw si suka diam itu mana?"

"Hah? Si Al maksud lo?" tambah Rey baru sadar.

"Ck, nggak becus lo. Masa temen sendiri nggak ada lo nggak tau," sindir Aldo.

About AlenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang