67 - Dia Ramos?

2K 197 40
                                    

Happy Reading💗💗

*****
Alena: Jadilah cantik maka satu kali pertemuan si doi langsung tertarik.

67 - Dia Ramos?

Suara berisik helikopter yang perlahan menyentuh lapangan pada atas gedung memenuhi sekitar. Baling-balingnya masih berputar. Disaat itulah, seperti pria kaya dan CEO lainnya, seorang laki-laki berperawakan tegas turun. Pakaiannya begitu formal. Toxedo rapi, celana hitam, dasi, dan sebuah tas jinjing mewah berwarna senada, juga earpiace pada telinga kanan yang terpasang.

"Lapor Tuan! Meeting akan berlangsung pada pukul 02:00 waktu setempat. Perkiraan masih banyak waktu untuk  Anda beristirahat."

Earpiace berbunyi. Sang sekretaris lah yang berbicara. Mereka memakai helikopter dan lapangan mendarat yang berbeda karena lapangan rooftop yang tidak mencukupi.

"Hm, bawa semua koper dan berkas ke hotel. Siapkan satu mobil untuk saya pakai. Jangan ada yang ikut atau kalian saya pecat!" nadanya datar dan menusuk.

"Tapi Tuan, kita baru saja sampai. Apakah Tuan tidak ingin istirahat? Masih banyak waktu untuk kita disini."

"Ini perintah. Saya tunggu 15 menit!"

"Laksanakan Tuan Ramos!"

Ramosa atau yang kita tau dulunya merupakan sahabat Raven dan anak geng inti dari Alister kini kembali.

"Rencana semesta. Bahkan Tuhan merencakan agar gue bergerak secepatnya."

"Tunggu gue brengsek!" Kepalan tangannya mengerat, disertai kekehan mengerikan.

Ramosa.

Dia sudah muncul.

Joy? Juga sudah muncul.

*****

Seorang gadis melangkahkan kakinya memasuki area sekolah. Pakainnya sederhana. Baju lengan panjang, rok di bawah lutut, sepatu hitam, kaos kaki panjang. Rambutnya di anyam ke depan menjadi dua. Poni yang menutupi dahi mulus lalu terakhir sentuhan kaca mata dan masker sebagai pelengkap.

"Eh tunggu!" seruan itu membuat langkahnya terhenti. Dia menoleh untuk melihat seorang gadis dengan beberapa temannya di belakang menghadapinya.

"Dia takut itu anjir!" ucap salah satunya.

"Eh-eh, lo jangan takut. Kami nggak ngebully! Jangan salah paham bodoh eh astagfirullah."

"K-kalian mau apa?"

"Bukan kami yang mau apa. Tapi lo yang kenapa ada disini. Lo anak baru ya?" tebaknya dibalas anggukan.

"Nah kan benar kata gue!" salah satu lagi menimpali. "Pantesan kayak asing banget. Btw kalau lo nggak tau ruang kepsek mau diantar nggak? Atau mau ditujuin aja? Niat kami cuman itu. Bukan ngebully kok." Dia tertawa.

"M-makasih, tunjukin aja."

"Dari sini, lo belok kiri terus lurus aja."

Melihat kepergian gadis beranyam dua, orang yang tersisa disana malah mengernyitkan dahi bingung.

"Gue ngerasa familiar."

"Tapi tuh cewek emang aneh, deh."

"Maksud lo?"

"Ya lo liat aja lah. Bukannya merendahkan ya, cuman kalo dilihat-lihat dari pakaian tu anak kurang mampu, ngomong juga gagu. Tapi sepatunya Nike anjing!"

About AlenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang